"Kau ada nomornya?" tanya pria itu pada sang istri. Mereka adalah Teyaki dan Uruchi Uchiha, sepasang suami-istri yang dulu bekerja di rumah Keluarga Uchiha saat mereka masih tinggal di Konoha (sebelum Itachi menikah), Teyaki sebagai sopir, dan Uruchi sebagai juru masak dirumah itu. mereka berdua memutuskan untuk pergi dan mencoba mencari peruntungan di Iwa dengan bermodalkan gaji terakhir mereka dari keluarga Uchiha, membuat sebuah kedai yang kebetulan terletak di samping taman bunga itu.
"Ada, ini kau saja yang telepon." Uruchi memberikan ponsel yang telah mendial nomor milik mantan boss nya itu pada Teyaki.
"Halo? Madara-sama."
Suara itu Madara mengenalinya, mantan sopirnya."Ada apa ," jawab Madara singkat.
Teyaki pun menjelaskan apa yang mereka lihat di taman beberapa menit lalu. Madara terkejut namun ia bisa mengontrol emosinya, setelah sekian lama dirinya bersama seluruh keluarga Uchiha (minus Itachi) mencari Hinata, akhirnya menemukan sebuah titik terang yang tak terduga sebelumnya.
Bahkan orang kepercayaan keluarga Uchiha pun tak dapat menemukan keberadaan Hinata dan Himawari. Sungguh kebetulan yang patut disyukuri oleh mereka semua.Sebelum percakapan mereka berakhir, Teyaki sempat memberi Madara lokasi dimana dia melihat mereka, setidaknya Madara tahu dikota mana mereka berada, cukup mudah bagi Madara mencari mereka dalam ruang lingkup sebuah kota.
klik
"Siapa yang menelepon?," tanya Fugaku yang sedang sedang membaca . Madara menengok, "Teyaki." Madara menjawab sambil terus fokus pada ponselnya. Fugaku tampak bingung
"Kita harus bergerak cepat, Aku tahu dimana Hinata dan Himawari." Ucapan Madara sukses membuat Fugaku terkejut ."Kau serius tou-san??" ucapnya. Madara hanya mengangguk, lalu ia menelepon beberapa anak buahnya untuk mencari alamat Hinata di Iwa.
"Begitu aku membawa mereka pulang, akan kupastikan Itachi telah membuang jauh-jauh wanita pengganggu itu."
.
.
"Terimakasih banyak paman Gaara!" seru Himawari ceria seraya melambaikan tanganya pada pria yang tersenyum dari dalam mobilnya. Hinata hanya membungkuk sesaat (adat/kebiasaan/sopan santun yang biasa dilakukan masyarakat jepang).
"Ma, mama menikah saja dengan paman Gaara," ucap Himawari tiba-tiba. Hinata tampak terkejut dan pipinya merona kala mendengarnya. "B-Bicara apa kamu Hima?" ucap Hinata lalu menuntun sang anak masuk kedalam rumah. Anak itu tak henti hentinya menatapi wajah sang ibu.
"Hima ingin punya ayah," ucap Himawari sedih. Hinata sakit mendengarnya, tak tahu harus bagaimana untuk menjawab ucapan sang anak yang terdengar begitu pilu. "Hima kan punya papa?"ucap Hinata. Himawari menggeleng,"Papa..." gumam Himawari lirih. "Tidak! Hima sudah lupa pada papa," ucap Himawari. Hinata tersenyum getir, Himawari sangat kecewa pada Itachi hingga membohongi dirinya sendiri seolah dirinya tak punya ayah, padahal sebenarnya Himawari merindukanya.
"Hima sayang, Papa adalah ayah Hima dan tidak ada yang bisa merubah itu sayang," ucap Hinata meyakinkan. Himawari tak dapat menahan tangisnya, gadis kecil itu menghambur kedalam pelukan sang ibu. "Hima berdoa pada tuhan, agar papa segera menjemput kita ya?" ucap Hinata sambil mengusap punggung sang anak, memberinya ketenangan.
Dalam hati ia pun merasakan hal yang sama dengan Himawari, Ia begitu merindukan Itachi. Ingin sekali bertemu denganya dan memeluknya, namun apa daya, Itachi bahkan tak mencintainya lagi, semua rasa cinta itu sudah hilang dengan sekejap,bagai tertiup angin. Itachi telah kembali kepada wanita masa lalunya, wanita yang memiliki segalanya yang lebih baik dari dirinya. Hinata hanya bisa pasrah kepada takdir. Hanya menunggu sebuah keajaiban yang dapat mengembalikan Itachi padanya, dan Himawari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between [Completed]
FanfictionItaHina, AU, ItachixYugao, slight GaaHina. Pria itu harus memilih antara mempertahankan hidup barunya atau kembali bersama masa lalunya.