Siang itu disekolah, Himawari terlihat sedang duduk disebuah bangku dibawah pohon sendirian. Gadis itu tersenyum kearah kotak bekal yang dibawanya, "Hari ini bekal apa ya?" gumam gadis itu seraya membuka tutup kotak bekal berwarna pink itu.
"Wahh... hari ini bekalku enak sekali," ucap Himawari ketika melihat isi kotak bekalnya yang berisi makanan favoritenya, "Eh surat apa ini?"
Himawari mencabut secarik kertas yang tertempel dibagian dalam tutup kotak bekalnya.
Hima, semoga kau suka makanan buatanku, aku bangun pagi-pagi sekali untuk membuat semua ini, tenang... Aku tak memasukkan apapun yang membuatmu keracunan, ini murni kubuatkan untukmu karena aku sayang padamu.
Yugao :)
Himawari terbelalak seketika membaca surat itu, selera makannya tiba-tiba hilang, Ia menaruh kotak bekalnya disamping dengan wajah cemberut.
"Hey, kenapa makanannya dibiarkan saja?" tiba-tiba seseorang berjalan dan diam tepat disamping bangku itu. "Aku tak sudi memakan makanan ini," ucap Himawari kesal, tanpa tahu siapa yang bertanya padanya.
"Boleh aku duduk disini?" tanya suara itu. Himawari hanya mengangguk dan menaruh kotak bekal itu kembali kepangkuannya.
"Makanan itu sayang jika dibiarkan dingin."
Himawari melihat kearah suara yang berasal dari sampingnya itu.
"I-Inojin-kun?" Himawari melihat ternyata yang duduk disampingnya adalah Inojin, anak yang waktu itu memberinya bunga.
"Hai, kulihat kau selalu sendirian, kenapa tidak bermain dengan yang lain?" tanya Inojin seraya mengeluarkan dua bungkus cokelat dari saku bajunya.
"Ini, satu untukmu," ucapnya.
Himawari terdiam dengan rona merah yang terlihat samar-samar dipipinya. "U-Untukku?" tanyanya.
Inojin mengangguk, dan Himawari pun menerima cokelat pemberian Inojin.
"Kau mau salah satu dari bekalku? ambillah yang kau suka," ucap Himawari sambil menyodorkan kotak bekalnya kearah Inojin.
"Hm, aku akan mengambil salah satunya, asalkan kau makan juga," ucap Inojin sambil sekilas melirik gadis itu.
"Anoo, tapi aku tidak mau memakan makanan ini..." ucap Himawari sendu.
"Kenapa?" tanya Inojin.
"Yang membuat makanan ini adalah wanita terkutuk yang dulu merebut papaku," ucap Himawari yang entah mendapatkan keberanian dari mana untuk bercerita kepada orang asing.
"Apapun itu, makanan ini tidak bersalah, kau akan berdosa jika tidak memakannya, ayolah?" Inojin mengambil sebuah ebi tempura.
"Ayo buka mulutnya?" Inojin mengarahkan ebi tempura itu kemulut Himawari.
"I-Inojin-kun??" Jantung Himawari kini berdetak tak karuan, rona yang samar-samar itu kini terlihat semakin jelas. Inojin tersenyum tulus, "Ayo makanlah, kalau tidak makan kau tidak akan bisa konsentrasi dikelas nanti," ujarnya.
Himawari menurut dan membuka mulutnya, "Terimakasih," ucap Himawari setelahnya.
"Ne, kau berjanji akan makan bekalku juga Inojin-kun," ucap Himawari. Inojin menurut dan memilih untuk mengambil satu dari dua buah onigiri yang ada didalam kotak itu.
"Terimakasih ya," ucap Inojin. Himawari mengangguk lalu tersenyum.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between [Completed]
FanfictionItaHina, AU, ItachixYugao, slight GaaHina. Pria itu harus memilih antara mempertahankan hidup barunya atau kembali bersama masa lalunya.