Malam itu Mikoto merenung dibalkon depan kamarnya, Ia menatap kosong tanpa arah yang jelas. Hatinya begitu hancur, Ia teringat akan memori indah dimana dirinya pertama kali menjadi seorang ibu. Tepatnya saat Itachi lahir.
Mikoto rindu sekali masa-masa itu. Ia membesarkan Itachi dengan penuh cinta dan kasih sayang, memanjakan buah hati satu-satunya pada saat itu. Berbeda dengan sekarang, keluarga kesayangannya terpecah belah.
.
.
"Kau mau beri nama anak kita siapa Mikoto?" tanya Fugaku.
Mikoto tersenyum bahagia, meskipun dirinya sangat lelah pasca melahirkan, Ia akhirnya menjadi seorang ibu. "Aku ingin menamai anak ini 'Itachi' dia akan menjadi lelaki yang sangat hebat dimasa depan."
"Itachi? nama yang bagus. Dan sudah pasti jagoanku akan menjadi lelaki yang hebat dimasa depan," ujar Fugaku sambil tersenyum bangga kearah bayi dalam gendongan sang istri.
.
.
"Waahh Itachi, gigi mu sudah tumbuh satu!" seru Mikoto.
bayi kecil itu tersenyum gembira kearah sang ibu sambil mengayunkan kedua tangannya keatas. Mikoto gemas sekaligus bahagia melihat reaksi sang anak yang sangat menggemaskan. Ia langsung menggendong sang buah hati dan memeluknya.
"Kaa-san sayang kau Itachi, kau pangeranku, kebanggaanku," ucapnya haru. Itachi kecil menggerakkan tangannya dan secara tidak langsung mengusap rambut sang ibu.
"Ah, kau memang manisss~"
.
.
"Ayo katakan Tou-san." Fugaku berusaha memancing Itachi untuk mengatakan 'Tou-san' Sementara Itachi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kaa-chan, kaa-chan!!!" serunya.
Fugaku sedikit dongkol karena putra sulungnya itu tak mau menyebutkan namanya.
"Kaa-chan , Fugakhu!! yaayaya"
Itulah panggilan pertama Itachi untuk sang ayah. Mikoto terkikik geli sedangkan Fugaku kewalahan karena Itachi menyebut dirinya bukan 'Tou-san' melainkan Fugaku.
"Bukan Itachi, 'Tou-san' bukan 'Fugaku' ya?" ucap Fugaku lagi.
"Fufufufu Fugaku!" Seru Itachi gembira.
"Ah ... anak ini..."
.
.
Mikoto tersenyum miris, air matanya berlinangan, saat itu hanya ada kebahagiaan. Malam ini Ia ingin mengenang semuanya, semua yang tak kan bisa terulang kembali.
"Semuanya begitu indah, anakku apa kau ingat..."
.
.
"Kaa-chan? kenapa wajah tou-san berambut?" tanya Itachi kecil yang berusia 3 tahun. Sekarang Itachi banyak berbicara, hampir segala hal yang Ia lihat, Ia cium, atau Ia dengar dikomentari.
Mikoto tersenyum. "Itu namanya janggut, Tou-san mu belum sempat mencukur janggutnya," ucap wanita itu sambil terkikik geli.
"Janggut? tapi itu rambut Kaa-chan bukan janggut," Itachi menyangkal ucapan sang ibu.
"Itachi sayang, rambut yang ada di wajah seperti tou-san itu namanya janggut," Mikoto berusaha menjelaskan. Itachi menggeleng.
"Bukan Kaa-chan, itu rambut." Itachi tetap kekeuh dengan ucapannya bahwa itu adalah rambut. Mikoto tersenyum, "Baiklah, baiklah itu rambut," jawab Mikoto akhirnya menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between [Completed]
FanfictionItaHina, AU, ItachixYugao, slight GaaHina. Pria itu harus memilih antara mempertahankan hidup barunya atau kembali bersama masa lalunya.