Hinata POV
Kenapa akhir-akhir ini kepalaku sering sekali pusing dan badanku cepat sekali lelah? Apa ini akibat kesehatanku yang belum stabil? tidak, rasanya bukan seperti itu. Aku ingin membicarakan hal ini kepada Itachi-kun, tapi kami jarang bertemu dan jarang ada waktu yang pas. Karena, setelah aku bekerja lagi di toko bunga, dia juga jadi sering bepergian, mungkin menemui Gaara, jalan-jalan bersama Himawari atau entahlah aku tak tahu. Jika badanku sudah sangat lelah, aku merasakan mual yang tak tertahankan, bahkan perutku sering sekali terasa sakit, seperti kram. apakah itu efek samping dari obatku, atau masuk angin. Ah ... rasanya tidak enak sekali.
"Hima, kenapa pulang sendirian?" sapaku. Aku tidak pergi ketoko bunga hari ini, karena aku merasa tak enak badan.
"Papa ada meeting dengan client, jadi tidak bisa menjemputku," jawab Himawari padaku.
"Mama, kenapa pucat sekali? mama sakit?" tanyanya. Aku melihat ekspressi wajah putriku sangat cemas.
Jangankan kau Hima, aku pun tidak tahu, kenapa diriku jadi seperti ini.
.
.
Normal POV
"Hima, tolong ambilkan krim itu," ujar Hinata sambil menunjuk sebuah botol kecil diatas meja.
Himawari mengangguk dan segera mengambil botol itu dan memberikannya kepada Hinata, "Mama kenapa?" tanya Himawari.
Hinata tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak ... hanya saja, mama merasa punggung mama sakit sekali," ujar Hinata apa adanya. Himawari tersenyum dan mengambil botol berisi krim itu dari tangan sang ibu. "Biar Hima bantu mama," katanya.
"Terimakasih nak," ucap Hinata sambil tersenyum.
Dengan senang hati Himawari membantu sang Ibu dengan mengoleskan krim itu kepunggungnya. Himawari juga bercerita tentang bagaimana harinya disekolah, Ia merasa malu namun sangat senang ketika seorang anak lelaki yang berbeda satu kelas dengannya itu memberinya setangkai bunga yang Ia petik dari taman milik kepala sekolah. Anak itu dihukum namun tetap tersenyum kepada Himawari.
"Wah sepertinya anak itu menyukaimu nak," goda Hinata. Spontan pipi Himawari memerah.
"T-Tidak ma, itu tidak mungkin," elak Himawari.
Hinata tertawa renyah melihat tingkah putrinya yang salah tingkah. "Kau ini masih anak-anak, jangan mengurusi hal cinta, belajarlah dulu dengan giat," ucap Hinata setelah Himawari selesai membaluri punggungnya dengan krim itu.
"Putri mama memang baik hati, terimakasih ya," Kata Hinata.
.
Ditempat lain Gaara terlihat mondar-mandir didalam kamarnya.
"Yugao ... kenapa dia jadi seperti ini," keluh Gaara. Semenjak pertemuan mereka di cafe waktu itu dan sampai saat ini, Gaara masih tak bisa berhenti memikirkan wanita cantik yang menjadi mantan kekasihnya itu..
.
"Yugao,cukup."
"K-Kau??!"
Gaara menarik Yugao kembali kesofa di sudut ruangan.
"Duduklah ada hal penting yang ingin kutanyakan," ucap Gaara.
"Ta-tapi, itu ... Itachi-kun-"
"Duduk," tegas Gaara.
Akhirnya wanita itu menurut dan kembali duduk disofa. Gaara memposisikan dirinya disamping Yugao, ternyata setelah bertahun-tahun dia tidak berubah, masih tetap cantik dan menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between [Completed]
FanfictionItaHina, AU, ItachixYugao, slight GaaHina. Pria itu harus memilih antara mempertahankan hidup barunya atau kembali bersama masa lalunya.