"Himawari!" Panggil seseorang dari belakang. Himawari menoleh keasal suara dan mendapati seseorang yang tak asing berlari kearahnya.
"K-kau...?"
Ia gugup karena yang memanggil adalah anak lelaki yang memberinya bunga beberapa waktu lalu.
"Ini untukmu," ucapnya kepada Himawari.
"Tenanglah, kali in aku membawanya dari toko bunga ibuku," lanjutnya sambil tersenyum gembira."Te-terimakasih." Malu-malu Himawari menerima setangkai lily berwarna lavender itu.
Pipinya jadi merona, dan itu membuatnya terlihat imut sekali.
"Kenalkan, namaku Inojin," ujar anak lelaki itu sambil tersenyum.
"Te-terimakasih untuk bunga ini Inojin-K-Kun," ucap Himawar tersipu malu.
Sepertinya Hinata merwariskan penyakit gugupnya kepada anak sulungnya ini.
"Ehmm ... Inojin-kun," goda teman sebaya Inojin yang berlari seolah tanpa dosa ketika melewati mereka berdua.
Inojin hanya menghela napas sambil memutar bola matanya sementara Himawari tersenyum lembut.
"Himawari..." panggil Inojin.
"A-ada apa?" jawab Himawari sedikit canggung ketika suasana mulai sepi.
"Kapan-kapan aku akan membawa bunga lagi untukmu, dan untuk ibumu."
Mendengar ucapan Inojin yang berniat untuk memberi bunga pada sang ibu membuatnya semakin tersipu malu, namun juga terharu.
Jika dibiarkan seperti ini, mungkin lama-lama Himawari akan menyimpan perasaan pada Inojin.
.
.
"Kau dapatkan ponselnya?" tanya Yugao di telepon.
"Ya, sudah saya dapatkan ponselnya, sudah saya amankan juga," jawab suara disebrang telepon.
Yugapo tersenyum licik, wanita itu sekarang merasa berada diatas angin. "Bagus, jangan sampai ada satu pun anggota keluarga Uchiha yang mengetahuinya," ucap Yugao sebelum mengakhiri pembicaraannya di telepon.
"Bagus ... ini akan menyibukkan mereka. Sekarang saatnya membereskan pengganggu yang lainnya," ucap Yugao bermonolog sembari melihat kearah secarik kertas yang digenggamnya.
.
.
Sementara itu, Hinata sedang membereskan tempat tidur sang anak. Dia dan Itachi telah sepakat untuk menetap di Iwa sampai Himawari menyelesaikan sekolahnya, yang berarti masih cukup lama sebelum kembali ke Konoha. Jadi, Itachi membeli sebuah rumah yang cukup besar untuk mereka. Perusahaan, Itachi akan mengontrolnya ke konoha setiap seminggu sekali, jadi itu bukan masalah lagi.
"Senangnya," gumam wanita itu.
Ia tak sabar lagi untuk memberi tahu kepada seluruh anggota keluarga bahwa Itachi akan memiliki satu orang anak lagi.
"Sayang, terimakasih telah hadir diantara kami, mama berjanji akan menjagamu," ucap Hinata sembari mengelus-elus perutnya.
"Tolong!!"
Tiba-tiba terdengar suara jeritan dari luar rumahnya, Hinata yang merasa panik dan penasaran memutuskan untuk melihat apa yang terjadi.
"Ada a—" Hinata membulatkan iris matanya, Tiba-tiba seorang wanita yang tak asing lagi baginya menghambur memeluknya sambil menangis ketakutan.
"Tolong aku, Hinata ... tolong aku kumohon!!"
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between [Completed]
FanfictionItaHina, AU, ItachixYugao, slight GaaHina. Pria itu harus memilih antara mempertahankan hidup barunya atau kembali bersama masa lalunya.