Chapter 2 : Rapat Organisasi

910 19 3
                                    

kami berjalan menuju sebuah tangga  yang ada di pojok ruangan, tangga itu menuju ke bawah tanah. ruangan itu sangat gelap, langkah d emi langkah  saat memasuki ruangan itu suasananya sangat berubah. ruangan di  atas sana terbuat dari tembok batu bata biasa yang dilapisi cat berwarna Cream dan hiasan-hiasan ruangan yang megah. saat masuk ke ruangan bawah  tanah itu, ka Wiliam yang berada di  paling depan membukakan pintu dan menyalakan lampu ruangan, terlihatlah suasana ruangan itu.

ku melangkah masuk dan ku lihat tembok-tembok yang terdiri dari besi atau baja entah apala apapun itu, didalam sana cukup lengkap dan tertata sangat rapih, mulai dari bangku-bangku berwarna merah yang di jejerkan melingkar seperti bentuk telur dengan tengahnya sebuah meja besar oval terbuat dari kaca. hiasan-hiasan yang tertempal di dinding sangatlah identik dengan militer, poto para prajurit, piagam yang tersusun rapi, lalu aku terpana saat pada satu foto besar yang ada di hadapanku, ini adalah foto mereka, teman-teman hikatodwu ku, semua sangat ceria di foto itu, sampai membuat rasa iri di dalam diriku, karena tidak ada aku difoto itu.

saat aku masih terpana oleh ruangan itu, ka Wiliam meminta kami untuk semua untuk duduk di bangku merah yang  sudah tersedia, yang membuatu heran, jumlah bangku itu pas sekali dengan jumlah orang yang datang keruangan itu, yaitu 21 orang. yah tidak ku ambil pusing karena aku langung tahu jawabannya, ini adalah ruang rahasia milik kami, aku ada didalam daftar nama anggota hikatodwu, jadi pastinya satu kursi selama ini kosong tidak ada yang mengisinya.

ku menarik nafas dalam-dalam sambil melihat kearah semua teman organisasiku ini, saat semua sudah duduk di tempat masing-masing Relena mulai angkat bicara.

"baiklah..." melihat kesemua anggota " kita semua sudah tahu untuk apa kita berkumpul disini, dan sepertinya yang kita ketahui keadaan diluar sana sangat berbahaya. untuk sementara ini kita akan bergantian berpatroli melihat kondisi di tiap sisi perisai yang telah kita  buat" jelasnya

semua mendengarkan perkataan Relena, kata demi kata yang diucapkan olehnya sangat jelas menggambarkan seberapa berbahayanya situasi saat ini, hatiku makin sakit sampai-sampai tidak bisa dapat ku sembunyikan lagi dari raut wajahku. aku benar-benar merasa sangat merepotkan, lalu tanpa berfikir apa-apa tubuhku bergerak sendiri dan tiba-tiba aku berdiri.

"maafkan aku, seandainya aku bisa melakukan hal yang bisa di andalkan, aku pasti bisa meringankan beban kalian semua, karena  aku yang tidak bisa apa-apa selama ini, kini kalian semua yang harus menanggungnya " aku agak sedikit membungkukan tubuhku untuk memita maaf

semua melihat kearahku dengan tatapan terkejut lalu Toru pun menenangkan diriku dan memintaku untuk  segera duduk kembali.

"bukan salah siapapun Lia, kita semua tau siapa dibalik kejadian ini dan bukan atas salahmu sendiri, ini menyangkut kita bersama" kata toru

"Toru benar" tegas ka Shin dan langsung mengambil alih pembicaraan "aku sudah diberitahu kejadiannya, ada kaitannya dengan Batu Enargi kan?" tanya ka shin

""iya" Relena meletakan kedua tangannya ke  atas meja seperti sedang berdoa "dulu saat kita menyadari betapa berbahayanya benda itu, kita langsung memberikan batu itu kepada Putri untuk di sembunyikan" jelas Relena

semua jadi berisik mengeluarkan komentar mereka kepada masing-masing orang di sampingnya dengan perasaan cemas, aku tidak suka melihat kegaduhan ini langsing saja mulutku berteriak " BERHENTIII....." ku ambil nafas kembali "percuma kita panik seperti ini,  asal batu itu tetap terjaga kerahasiaan tempatnya semua akan baik-baik saja, asal tidak ada satu orang pun diantara kita yang kelepasan bicara kepada mereka" dengan nada tinggi ku ucapkan kata-kata itu sambil menatap beberapa orang yang ku anggap bermulut besar.

"itu benar, karena hanya kita yang tau dimana batu itu disimpan maka akan baik-baik saja" ka Wiliam membenarkan

"lalu keadaan kita sekarang ini bukankah menjadi target mereka? karena mereka mengira kita masih memilikinya" jelas Yasha dengan lantang

DeepBlue KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang