Chapter 13 : Toru & Kak Ken

509 20 0
                                    

langit senja berhiaskan sedikit awan yang menghalangi sinar matahari sore menghasilkan warna oranye yang sendu menghiasi langit Deepblue.

dihadapanku kini terlihat makam ketiga sahabat baikku Fuji, Narisa dan Kak Shiho. Air mataku tidak juga habis melihat batu nisan bertuliskan nama mereka.

"Lia..." Toru memegang pundakku dari belakang dan dengan tatapannya yang lembut memintaku untuk kembali kedalam kastil

"aku tidak mau... aku masih ingin disini..." kataku sambil mengusap air mata

"tapi ini sudah hampir malam... tidak baik berada disini terus... mereka juga pasti akan berpendapat sama.." matanya menatap lekat pada makam

"apa mereka tenang di alam sana?" pertanyaanku pasti sangat bodoh didengar, tapi aku terus  berfikir apakah demikian?

"tentu saja... kalau kau seperti ini terus... maka mereka akan sedih disana"

ku berbalik menghadapnya dan memeluk erat, tangannya yang kekar dengan lembut membelai kepalaku, suara tangisku kembali memecah  keheningan, tidak dapat ku tahan... tidak bisa...

"hiks... aku melihatnya... aku melihatnya saat mereka sekarat... aku  merasakannya... Fuji... Fuji... huaaaa...!!!"

Toru mempererat dekapannya berusaha menenangkanku, tapi aku tidak bisa menahan kesedihanku ini, Toru mengajakku berjalan menuju kastil sambil terus memelukku

sesampainya dikamar, aku langsung melemparkan tubuhku diatas tempat tidur, melanjutkan tangisanku di atas bantal yang menutupi wajah

kembali tangan Toru membelai lembut kepalaku "akan kubawakan makanan untukmu.."

"aku tidak lapar.... hiks" ku ambil guling dan memeluknya erat membelakangi tubuh Toru

"tapi kau belum makan apapun sejak pagi tadi..." katanya lirih

"kau saja yang makan... aku masih kenyang Toru..."

"aku juga tidak bisa makan kalau belum melihatmu makan sesuatu..."

ku berbalik memandangnya, perlahan ku terduduk, apakah mungkin? dia juga tidak makan sejak tadi pagi? karena mengkhawatirkanku?

"kau juga belum makan sejak pagi?" air mataku masih menggenang di kelopak mata, sedangkan Toru hanya tersenyum lemah sambil duduk disampingku

"bagaimana mungkin aku bisa makan?" senyum menghiasi wajahnya

ya tuhan... tanpa kusadari, aku telah membuat cemas orang-orang di sekitarku... apa yang harus ku lakukan agar rasa sakit ini hilang? agar tidak membuat semuanya khawatir?

"baiklah... aku kan makan, tapi aku ingin makan bersamamu, kau juga makan bersamaku Toru" kembali toru membelai kepalaku dengan lembut, itu kebiasaannya jika menenangkan dan ungkapan rasa sayangnya padaku

"baiklah... aku akan ambilkan makanan, kau tunggu disini saja ya, aku akan segera kembali"

perlahan tubuh Toru menjauh dan menghilang dibalik pintu kamar ang ditutup. kembali ku merenung seorang diri melihat langit yang ada di balik jendela, langit yang kini mulai gelap dan dihiasi banyak bintang.

tidak lama kemudian pintu kamar terbuka, kukira Torulah yang datang tapi ternyata bukan, yang masuk adalah Pria dewasa berambut hitam tidak asing bagiku, Kak Ken. ya, kekasihku di dunia asalku

"Lia... kau tidak apa-apa?" Kak Ken duduk  disamping dan memegangi wajahku

"ya... aku tidak apa-apa..." kataku lesu sambil menahan air mata, aku tidak mau membuatnya khawatir

Kak Ken terlihat kecewa, entah kenapa dia seperti itu, tapi aku tau dia sedang kecewa saat ini.

"sejak tiba disini, kau berubah... biasanya jika kau gelisah ataupun sedih... kau akan berlari ke pelukanku... tapi sejak disini... seolah-olah... kau menjauhiku Lia..." matanya memandang lekat ke dalam mataku, aku tidak bisa berpaling dari wajahnya karena wajahku ditahan oleh tangannya

DeepBlue KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang