Chapter 18

261 12 2
                                    

"Lia..."

'siapa...?'

"tolong aku Lia..."

'siapa itu?'

aku berjalan di sebuah ruangan yang amat gelap entah ini dimana dan yang membuatku lebih bertanya-tanaya adalah suara sesorang yang memanggilku dan meminta pertolonganku "siapa...?"

terlihat sebuah cahaya merah dari kejauhan seperti percikan api dari sebuah Lilin "tolong aku Lia..." perlahan ku dekati sumber suara itu berasal dan cahaya itu juga dari sumber yang sama, perlahan ku mendekat hingga semakin jelas ku dapat melihat siapakah yang memanggilku "matatabi!" teriakku berlari mendekatinya

namun sebelumku sampai di dekatnya tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi mengerikan dan Matatabi kini berubah menjadi hitam kelam "ma...ma...matatabi..." kakiku gemetar melihat perubahannya yang sangat mengerikan itu, dia benar-benar sosok yang berbeda dan sangat menyeramkan "pergi... Pergiii..!!!" teriaknya padaku sambil membentangkan sayapnya

aku mundur menjauh sambil tetap melihat kearahnya, kamudian aku melihat ia menyemburkan api dari sayapnya kearahku"Kyaaa...!!!"

________________________
______________
_______

ku terbangun dengan terengah-engah. kurasakan tanganku di genggam oleh kedua tangan yang besar dan kuat dan ternyata itu adalah tangan Toru. ia berada tepat di sampingku yang sedang berbaring menatapku dengan cemas

ku melihat keseluruh arah hanya ruangan kamarku saja yanga terlihat. beberapa saat ku tidak bisa memikirkan apapun hingga teringat kembali kejadian dimana Matatabi direbut oleh Pixie dan luka yang ku terima di perutku 'ha?' aku terkejut mendapati tidak ada luka apapun di perut juga tubuhku

"lukaku..."

'mungkin semua kejadian itu adalah mimpi... jika benar... aku sangat bersyukur'

terdengar suara pintu kamarku terbuka dan masuklah seorang gadis manis "Putri Kecil..." sambutku dengan tersenyum.

mengetahui diriku telah sadar ia mengeluarkan air mata dan langsung berlari dan memelukku di tempat tidur "huaaaaa... maafkan aku kak Lia... seandainya aku ada disana aku pasti bisa melakukan sesuatu...tapi... tapi... huaaaa aku..." bicaranya sedikit terputus-putus karena tangisnya yang terisak-isak, aku mulai curiga melihat ekspresi Putri kecil seperti itu ditambah Toru yang ikut-ikutan menenangkannya dengan tampang yang sama sedihnya

ku ingat sesuatu, aku ambil benda berharga milikku yang selalu ku kenakan 'Liontin Matatabi' dan berharap semua yang ku ingat hanya mimpi

ku keluarkan liontin itu perlahan-lahan dari dadaku ku lihat dengan perasaan gundah berharap semua normal, namun kenyataan yang ku dapati berbeda. warna Liontin itu sama seperti saat Matatabia pergi, Liontin itu kini berwarna hitam kelam.

air mata tidak dapat ku tahan menetes dengan deras ke pipi, kenyataan ini begitu pahit... warna ini... sangat kelam

"matatabi...hiks..."

ku genggam erat liontin ini, tak ingin sampai benda inipun hilang dariku. 'tidak, aku harus membawanya kembali'

'puk puk puk' tangan Toru menepuk-nepuk kepalaku pelan "urungkanlah niatmu itu... lagi-lagi kau mau melakukan segalanya seorang diri Lia... ingatlah masih ada kami disini..." senyumnya padaku "isi kepalamu mudah sekali dibaca kalau sedang emosi..." lanjutnya

"kau tidak mengerti perasaanku..."

"aku sangat mengerti dan sangat tau seperti apa perasaanmu... yang lainpun begitu... anugerah telepati yang kita miliki... itu jadi mungkin untuk kami merasakannya juga... seperti halnya saat kau melihat kematian Fuji dan yang lain... akupun bisa masuk kedalam kepalamu dan melihat kejadian itu jika ku mau..."

DeepBlue KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang