Langit begitu gelap dan suara petir bergemuruh bersahutan, pemandangan di langit yang saat ini ku lihat benar-benar seperti ada sebuah pasukan yang baru keluar dari neraka, begitu mengerikan, begitu buas dan sangat mematikan tapi dimana Matatabi? Dia sama sekali tidak terlihat di antara kerumunan mereka.
“WaHaHaHaHa….!!!” Tawa Pixie terdengar sangat kencang sampai menggema di sekitar kastil, wajahnya terlihat sangat percaya diri dan sangat semangat, tercermin dari senyuman sinisnya itu.
Ia menatap kearahku, tatapan dingin disusul dengan senyuman yang menurutku adalah sebuah surat kematian untukku, tanpa basa-basi ia mengangkat pedang yang ada di genggam dengan tangan kanannya dan mengayunkannya mengarah kami, langsung saja semua pasukan mereka melesat maju menyerang kami.
“sudah saatnya!” teriak kak Lisa.
“semuanya serang!!!” lanjut Yasha .
Dengan semangat semua berlari mendekati gerombolan Pixie dan Sarnax dan menyerang sekuat tenaga
“semuanya jangan terlalu jauh dariku!” aba-aba diberikan oleh Putri mungkin jika jarak kami terlalu jauh, kekuatannya tidak dapat menggapai kami.
Mulailah pertempuran sengit, aku sudah tidak bisa mengetahui bagaimana keadaan teman-teman yang lain, karena diriku saja sudah sangat kepayahan melakukan perlawanan dari semua makhluk menjijikkan ini, belum lagi ninja-ninja yang menyebalkan.
Beberapa goresan di tubuh itu sudah biasa, yang luar biasa adalah setiap ku mendapatkan luka pasti akan sembuh, mau luka parah ataupun hanya goresan, ya itu berkat Putri Kecil yang selalu menyembuhkan kami bila kami mendapatkan luka
Terlihat memang pertempuran ini tidak imbang karena jumlah kami kalah banyak, namun dengan keberadaan Putri, kami bisa mengimbangi mereka
Ku gunakan semua jenis element yang ku kuasai untuk menyerang balik tiap monster yang ada, khususnya angin, aku menggunakanya untuk memperbesar daya serang pedangku ini. Tiap tebasan pedangku mengoyak tiap bagian tubuh monster yang menyentuhnya, latihanku selama ini tidaklah sia-sia.
Setelah beberapa lama, ku merasa ada yang tidak beres, lukaku makin lama makin tidak sembuh dengan sempurna “Putri Kecil…?!” panggilku dalam hati sambil mencari sosoknya
Terlihat olehku sosok Putri Kecil yang kualahan, keringatnya bercucuran, namun pandangannya terus fokus pada tiap orang dari kami semua, sudah pasti dia sudah sangat kelelahan dan sebentar lagi akan sampai pada batasnya
“semuanya! Perkecil luka sebisa mungkin, kita tidak bisa terus tergantung pada Putri Kecil!” teriakku pada mereka sambil menghindari setiap serangan. Sepertinya semua mengerti maksudku karena tidak lama terlihat semuanya menatap kearah Putri kecil
“Aku tidak apa-apa, kalian lakukan saja yang terbaik, habisi mereka. Aku akan melindungi kalian!” teriak Putri kecil dengan sedikit terengah-engah
“Aaaarrrgh!!!”
Tiba-tiba saja Pixie muncul dan menyerangku sambil berteriak keras sekali “HaHaHa… Matilah kau sekarang!” teriaknya sambil terus menghunuskan pedangnya
Melihat sikapnya itu membuatku sangat Gerah, ku tangkis semua serangannya dan ku serang balik sebisaku.
"Dimana Matatabi?" tanyaku padanya sambil menangkis serangannya tepat di dadaku
"Matatabi? ooh... maksudmu Phoenix merah itu?"
mendengar jawabannya yang seolah-olah tidak perduli sama sekali membuatku makin kesal, dengan sekuat tenaga ku tebaskan pedangku ke arah kepalanya dan dapat ia tangkis dengan mudah "Kembalikan dia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DeepBlue Kingdom
Fantasyini adalah kisah seorang gadis yang mencari jati dirinya, dan harus memilih dunianya untuk hidup, apakah dia lebih pantas di dunia manusia seperti sebelumnya, atau dia akan tianggal bersama teman-teman seperjuangannya di DeepBlue kingdom. mulai da...