Chapter 11 : kemunculan Sarnax & Pixie

491 16 0
                                    

Lembap...

tiap helai Daun yang tersentuh olehku sangat Lembap... Hutan apa ini? benar-benar sangat lebat, Tanganku sejak tiba di tempat ini tidak pernah dilepas dari genggamannya.

"sial... tidak ada tanda dari siapapun disini, sepertinya kita terpisah cukup jauh" Keluhnya melihat pelacak yang melekat di pergelangan tangan

"kita kan bisa mengirimkan Telepati seperti yang Putri bilang.." tanganku terus merayap di atas rerumputan cukup tinggi yang menghalangi pandangan

"ha? apa ini?"

aku seperti menginjak sesuatu yang empuk dan kenyal, kulihat ke bawah, benda itu langsung melesat hingga membuatku jatuh terduduk "atatatatata.... sakit..."

Belum sempat Toru membantuku bangun, dia sudah mematung melihat sesosok makhluk didepan kami.

seekor Beruang dengan tinggi dua kali lipat dari ukuran Normal, Kulitnya bukan berlapiskan Bulu halus melainkan sisik ikan, dan ekornya berupa Ular Kobra sedang mendesis ke arah kami. kulihat dibagian ular itu terdapat luka merah, itu pasti bekas yang aku injak.

sepertinya beruang itu marah sekali terlihat dari sorot matanya yang merah melihat kearah kami. segera beruang itu menerkam dengan cakarnya, sigap Toru langsung menahan dengan pedangnya

"Bangun!"

Toru menarik dan menyeretku lari bersamanya. terdengar suara gemuruh teriakan hewan tadi, suaranya bergema ke seluruh isi hutan, dan tidak diragukan lagi munculah banyak makhluk yang sama dengan sebelumnya, Banyak sekali!

Langkah kami tertahan ditempat dan tak bergerak "Toru..." ku panggil namanya dalam ketakutan. baru kali ini aku dikelilingi oleh makhluk buas seperti ini.

"mereka kesal karena telah diganggu" Toru memandang Makhluk tersebut satu per satu "kita jangan membuat gerakan yang tiba-tiba.. karena jika itu kita lakukan... mereka merasa terancam dan akan langsung menyerang"

aku mengangguk dan mengawasi sekitar, aku mencoba untuk menenangkan diri, ku teringat perkataan Putri  'sebaiknya kau jangan terlalu memanjakannya Toru, karena itu akan merugikan dirinya sendiri, karena nanti dia tidak akan berkembang'

aku tidak boleh tergantung hanya pada Toru, saat ini aku harus bekerja sama dengannya untuk keluar dari sini, bukan berlindung dibelakang punggungnya seperti anak kecil.

"Toru, kita bisa melompat ke atas pohon besar untuk menghindari mereka" kutunjuk sebuah pohon besar didepanku "kau bisa terbang dengan cepat?" toru bertanya seolah ragu. kuyakinkan diriku sendiri bahwa aku pasti bisa melakukannya, toru mengerti aku sanggup dengan melihat aku yang siap melompat.

Hewan-hewan itu makin dekat dengan kami, tidak ada waktu lagi untuk berfikir. harus segera melompat! Toru memberikan tanda untuk melompat dan dengan hentakan kaki kami melesat keatas dengan cepat tapi aku tidak secepat Toru sehingga salah satu dari hewan itu ikut melompat dan mencengkram kakiku, membuat aku kembali terjatuh ke bawah dikelilingi makhluk-makhluk ini.

matilah aku... aku pasti mati...

wajahku pucat pasi, air mata mulai menggenang di kelopak mata, kaki kananku terasa nyeri membuatku tidak bisa bergerak

"Lia!!"

teriakkan Toru membuatku sadar, aku tidak boleh menyerah hanya karena makhluk-makhluk seperti ini, dalam posisi duduk aku memejamkan mata, merentangkan tangan munculah kedua pedangku. segera ku alirkan udara ke pedangku, tapat saat dua di antara makhluk itu mencoba menyerang, pedang ini memotong bagian dada hewan itu dan mati seketika.

cipratan darahnya mengenai baju dan wajahku, amis...

terlihat sisa dari makhluk itu menatap kearah tubuh teman-temannya yang sudah tak bernyawa dan bersuara seperti meringis sedih berusaha membangunkannya... makhluk itu menatapku lagi, kini lebih parah, mereka benar-benar marah melihat apa yang kulakukan barusan, cakar mereka sudah siap mengoyak tubuhku

DeepBlue KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang