Coloum oh coloum

22.9K 1.2K 62
                                    

...

"Maksudnya tu apa coba?! Ha? Emang kamu pernah main bola?!" Tanya Ali yang mulai menanggapi ucapan sang istri. Prilly memutar bola matanya enggan berkomentar lebih.

Ali tersenyum jahil, menyentil ujung hidung Prilly kemudian kembali memfokuskan diri dengan acara TV yang ia tonton. Merasa kesal dan gemas, prilly beringsut mendekati leher ali, menghisapnya hingga meninggalkan jejak merah di sana

"Bentar aja mi, biar selesai dulu bolanya..." ujar Ali yang sudah kegelian, sebenarnya.

Tapi sepertinya prilly tidak peduli hingga ia kembali menerjang bagian leher Ali yang lain. "Lepas sayang, iya sekarang - sekarang..."

Prilly tersenyum penuh kemenangan. Ia menarik bibirnya dan terpampanglah dua tanda merah dileher Ali. "Kamu bener - bener ya... kamu udah bikin aku naik, dan sekarang giliran kamu sayang!" Katanya seraya menggulingkan diri keatas Prilly. Malam itu pun akhirnya mereka berdua menuju dan mendaki puncak bersama.

....

"Kaki kamu kenapa vi?!" Tanya Prilly saat melihat cara jalan vidi yang agak pincang.

"Kemarin itu...."

"Kena injek aku..." sahut Ali yang baru saja datang.

"Kena injek? Kok bisa?!"

"Iya, saya yang salah karna berdiri dibelakang bapak jadi keinjek sampai kami jatuh ke kasur..." jelasnya. Prilly mengernyit karna ia sama sekali tidak tau menahu soal hal itu dan Ali tidak cerita apapun.

"Aku jelasin nanti sayang..."

"Gak, gak perlu. Kan dia udah jelasin..!" Katanya yang kemudian bergegas meninggalkan Ali dan vidi disana. "Abuuudd.....!" Seru prilly.

"Iya umiiii...." abudd berlari dari arah ruang tamu.

"Sini ikut umi yuk..." katanya seraya membawa abudd ke gendongannya.

"Sayang... hey, dengerin aku..." Ali berlari dari arah dapur dan menahan lengan sang istri. "Dengerin dulu..."

"Dengerin apa lagi li? Vidi udah jelasin dan aku udah denger semuanya..."

"Okey, aku salah karna gak cerita ke kamu. Tapi aku gak mau kamu sampai mikir aneh - aneh kalo aku cerita..." Prilly tidak merespon lagi. Ia segera mengenakan jaketnya. "Kamu mau kemana?!"

"Aku mau belanja. Kamu kan mau kekantor. Aku mau ajak abudd ke taman bermain. Aku gak ikut ke kantor hari ini... ayo sayang, pakai jaketnya.."

"Aku anter ya? Atau.. kita bisa berangkat bareng sayang!!"

"Gak usah aku naik taxi aja. Biar kamu gak telat... sarapannya udah siap. Aku jalan dulu... ayo dek, sini umi gendong..."

"Abi ndak ikut?!" Tanya Abudd.

"Gak, abi mau kerja..." balas Prilly.

"Sayang..." ali kembali menarik lengan Prilly membuat langkah Prilly kembali terhenti. Ia mendekat bermaksud ingin mencium kening Prilly, tapi Prilly segera menghindar. Akhirnya Ali memeluknya.

"Sayang, kamu tau aku gak mungkin bermain api di belakang kamu. Kemarin itu bener - bener kecelakaan mi, aku minta maaf..."

"Kalo memang itu kecelakaan harusnya kamu bilang dari kemarin. Gak perlu di umpetin. Tapi ya udahlah, toh aku juga udah tau meskipun itu gak dari kamu langsung.." balas Prilly. "Yaudah, kamu siap - siap aja gih. Aku berangkat..." katanya membuat Ali terpaksa merenggangkan pelukannya dan dengan itu Prilly pergi.

"Hati - hati sayang.. abudd jangan nakal ya nak..."

"Iya abii... da da....."

Ali berangkat kekantor dengan perasaan dongkol. Ini tidak bisa terus dibiarkan seperti ini. Sesampainya di kantor ia langsung menghubungi sang papa. Tapi sayang om syarief tidak ada dan tante resi lah yang mengangkat. Ali pun menceritakan masalahnya itu pada sang mama tentang gelagat vidi yang benar - benar aneh.

TYM (Two)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang