CHAPTER 21

2.7K 246 27
                                    

"Laut??" tanya Keve.

"Hmm" Yuki mengangguk.

"Lo mau gue bunuh diri di tempat ini" tegas Keve.

"Wah boleh juga tuh ide itung-itung buat nambahin pahala gue yang udah berbaik hati memberikan makanan gratis buat hiu-hiu buas disini" kekeh Yuki.

Keve menatap garis tawa Yuki "Terang saja Al bilang dia salah satu orang berharganya. Gue ngerti Al, selain cantik di luar dia memang cewek istimewa. Al gue benar-benar minta maaf, gue ga tau kalau dia.."

"Dor. Ngelamun mulu. Lagi bayangin masa depan lo di dalam perut hiu ya hehe" cenge nges Yuki dengan tawa khasnya.

"Eh tunggu lo kan banyak warisannya ya.Hmm..karena Qyu anak lo dan dia masih kecil otomatis warisannya jatuh ke gue dong ibu angkatnya. Nih ya kalau bojek dipegang gue, gue ganti namanya. Apaan tuh bojek ga elit, kedengaran di telinga gue malah kayak bokek hoho".

"Gue ganti ah jadi Yujek selain ada nama guenya,keren tuh Yujek alias YUki oJEK kan bisa juga jadi YU oJEK atau haYU oJEK ya ngga" Yuki mengedipkan matanya pada Keve sambil menggembung-gembungkan pipinya.

Keve memandang Yuki gemas. Melihat tingkah Yuki membuat dirinya tak kuasa menahan tawa. "Hahahahaha" tawanya lepas.

BHUK. Yuki menepuk bahu Keve "nah gitu dong masbro. Jangan terlalu seriuslah. Kadang hidup ini perlu ditertawakan"

"Kata bokap gue, semua sudah ada yang atur namun pencipta memberikan kita banyak pilihan. Pilihan-pilihan itu ada yang hitam ada yang putih. Ada yang negatif ada yang positif" Yuki sejenak menghela nafas.

"Dan kadang sesuatu yang hitam dan negatif itu mudah dan nikmat sebab bukankah neraka lebih mudah diraih ketimbang surga?"

"Ya Tuhan memang maha adil, neraka dan surga itu diciptakan sebagai konsekuensi atas pilihan-pilihan yang kita ambil di dunia. Bisa lo bayangkan jika Tuhan hanya ciptakan surga tanpa neraka, bakalan semakin banyak tuh manusia yang memilih jalan hitam karena mereka berpikir mau mereka senang-senang di dunia mau itu free sex lah, mabuk-mabukan lah toh nantinya mereka dijamin masuk surga" celoteh Yuki.

"Pyuhh" terdengar desahan nafas Keve. Yuki melirik Keve. Keve tampak seperti patung hidup.

"Gue sudah terlalu lama melupakan Tuhan" ujar Keve lirih.

"Ga ada kata terlambat masbro kecuali jika lo berniat mengamalkan tubuh lo ke hiu-hiu ganas disini" ujar Yuki sembari menatap laut lepas.

"Ya tapi terserah lo sih kalau lo mau menyia-nyiakan kesempatan hidup yang Tuhan berikan melalui tangan Al saat lo kecil dulu" ujar Yuki kembali.

Keve tersentak."lo beruntung ditakdirkan memiliki orang tua sempurna sehingga lo hidup lurus-lurus aja" sela Keve kembali.

"Hmm..menurut gue itu bukan takdir Keve. Menjadi orang tua yang baik, menjadi seseorang yang mencoba lurus itu pilihan orang tua gue dan pilihan kita sebagai manusia Kev. Itu bukan takdir. Jadi mari cobalah jangan selalu menyalahkan Tuhan atas segala kesialan yang menimpa kita" tegas Yuki kembali.

"Dan lagipula.." Yuki menghela nafas.

"Asal lo tau Kev, mungkin gue bisa jadi seperti lo jika saja dahulu orang tua gue memilih jalan yang salah" lirih Yuki.

Sejenak Yuki terdiam. Keve menatap Yuki meminta penjelasan.

"Orang tua gue itu nikah waktu mereka masih pake seragam biru dongker" sela Yuki.

Keve membulatkan matanya "lo serius?"

"Ya. Di masa puberitas yang penuh gejolak dan rasa penasaran, mereka hampir terjebak pergaulan bebas jika saja almarhum kakek gue ga meng-GAP mereka. Mungkin gue juga dapat predikat anak haram seperti lo Kev, walau menurut gue setiap anak itu dilahirkan suci ga ada tuh istilah anak haram, kelakuan orang tuanya lah yang haram"

BABY'S IN LOVE ♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang