EPILOG

3.5K 243 40
                                    

"Tadaima*..Qyu pulaaaangg"

"Hmm..Kok sepi sih.Pahhh...mahh where are you?" batin Qyu kepada dirinya sendiri.

Qyu menyusuri rumah mencari kedua orang tuanya.

Sesampainya di depan kamar yang tertutup, samar-samar terdengar Al dan Yuki tengah bercengkrama.

"Kurang ke dalam dorong dikit lagi..ih geser ke kiri.Nah masuk dikit lagi...yaa itu lubangnya Al"

"Susah sayang"

"Coba kamu jilat dulu biar pas masuknya"

"Bisa ga sih Al!!"

"...."

Hening...

"Awww..sakit Al"

"Upps.."Qyu menutup mulutnya dengan kedua tangannya.Bola matanya membesar.

Tak ingin mengganggu, Qyu buru-buru menjinjitkan kedua kakinya. Bergegas melangkah perlahan menuju kamarnya.Sebisa mungkin tak menimbulkan suara gaduh yang akan mengganggu kedua orang tuanya.

Qyu mendesah menjatuhkan bokongnya di kasur.Bola mata Qyu terpusat pada dinding kamar yang menampilkan deretan saksi bisu yang merekam berbagai momennya dengan papah Al dan mamah Yuki.

Ya, poto-poto bersejarah hasil bidikan handal kakek Ar dan kakek Ofar itu tampak harmonis menghiasi dinding kamar Qyu.

Poto-poto saksi bisu perkembangan Qyu itu saling berkoloni, dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk huruf Q.

"Bayangkan seragamku saja dalam hitungan hari sudah bermetamorfosis dari biru dongker ke abu-abu masa sampai sekarang aku masih saja jadi anak tunggal sih" gerutu Qyu.

"Semoga kali ini berhasil dan aku bisa punya adik ya Allah..aamiin" bisik Qyu mendoa dalam hatinya sembari mengatupkan kedua tangannya ke muka.

Sementara itu diluar sana sesosok pemuda gagah berjas parlente memilih berjalan kaki dan memarkirkan mobilnya di pelataran kompleks.

Ada kenangan yang ingin ia susuri disepanjang jalan kenangan menuju sumber kenangan terindahnya.

Pikirnya, dengan berjalan kaki maka setiap atmosfer yang mengigatkannya pada serpihan puzzle memori-memorinya di masa lampau akan lebih syahdu untuk dinikmati.

Pemuda itu menghirup dalam-dalam aroma di setiap jengkal yang ia rindukan.Sesaat lagi ia akan sampai di depan sumber kenangannya.Sesaat lagi kepingan puzzle memorinya akan tersusun utuh.Akhirnya penantiannya bertahun-tahun tiba jua.

Pemuda itu menghirup dalam-dalam aroma khas yang masih tetap sama seperti dulu.

Ia edarkan pandangan ke sekitar, benar-benar tak ada yang berubah selain waktu yang mampu membuat sesuatu terlihat menua karena usia.

Pemuda itu memastikan kembali. Warna cat, penataan letak dan kesemuannya benar-benar masih sama seperti dulu,hanya tampilannya sedikit mengusang termakan usia.

Cukup lama pemuda itu berdiri mengamati setiap detail rumah yang berdiri dihadapannya. Dirabanya pagar yang akan membuka jarak antaranya dengan sumber kenangannya.

"Ahh bahkan goresan yang kubuat bertuliskan namaku dan sumber kenanganku masih terukir di pagar ini" batin sang pemuda.Perlahan bulir-bulir bening mengintip dari sudut matanya.

Pemuda itu menarik nafas. Krek.Suara decitan yang timbul akibat engsel pagar yang bergesakan membuat gerbangnnya sulit untuk dibuka lebar-lebar. Suara decitannya seolah ingin menginformasikan kepada siapapun yang membuka pagar bahwa rodanya kini membutuhkan sentuhan pelumas.

BABY'S IN LOVE ♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang