Surprise utk mu Jodha

570 20 0
                                    

#Part 20
"Love Sparks In Mumbai"
By. El
Jakarta, malam hari di rumah Jodha..
Jodha sedang menuis sesuaatu di bukuu Diarynya ketika dia dikejutkan oleh dering ponsel di meja belajarnya.
"Ayah.. ada apa ayah malam-malam begini menelepon?" ucap jodha bingung
"Hallo ayah... Assalamualaikum" ucap jodha menyapa ayahnya
"Wa'alaikum salam naak, bagaimana khabar mu?" tanya Bharmal terdengar ragu untuk menyapa putri yang telahh berulang kali dia sakiti.
"Jodha baik yah, Alhamdulillah.. Ayah?" tanya jodha. Meski berulang kali haatinya tersakiti oleh sifat sang ayah, sedikit puun tak adaa niat untuk menyakiti sosok aayah nyaa tersebut.
"Ayah akan selalu baaik selama anak-anak ayah baik nak" jawab bharmal melow.
"Ayah, ada aapa ayah menelepon ku? Apa aada yaang ingin ayah katakan?" tanyaa jodha sambil sesekali jari lentiknya menulis sesuaatu di buku diarynya.
"iyaa.. ayah, ayah aada sesuatu yang harus ayah sampaikan kepada mu Jodha, ayah harap, setelah ayah menyampaikan ini, hati mu akan sedikit terbuka untuk ayah, sebelumnya ayah minta maaf karena ayah sudah terlalu jahat nak, ayah sadar aayah sudah berbuat di luar kehendk mu, namun ketahuilaah, seorang ayah tak mungkin tega membunuh hati anak nya sendiri, membuat anaknya kecewa, bersedih, bahkan sampai membuat anak tersebut enggaan menatap ayahnya" tutur Bharmal .
"apa yang ingin ayah katakan? Katakan lah!" jodha terdengar enggan mendengar penturan ayahnya.
"Ayah, Ayah mengizinkan mu uuntuk mengikuti beasiswa itu nak, ayah mengiziinkaannya, maafkan ayah jika ayah terlalu egois, terlalu keras, ayah harap kamu mau memaafkaan ayah"
"Apakah saat ini ayah ingin bernegosiasi dengan ku?"" tanya jodha tak mudah percaya dengan penuturan ayahnya.
"Jodha, ayah serius, pergilah nak, ayah merestui mu, ayah ingin kau mewujudkan mimpi masa kecil mu itu" bujuk Bharmal
"Benarkah Yah, ayah mengizinkaan ku? Ayah tak bercanda?" tanyaa jodha berubah girang.
"Ayah serius nak, sekarang mulailah siapkan diri mu, ayah, ibu dan adik-adik mu mendoakan kesuksesan mu nak, maaf jika kami tak bisa mengantarmu" bharmaal pun menutup salam setelah memberikaan nasehat dan pesannyaa kepada jodha.
Setelah beberapa detik jodha mengumpulkan semua kesadarannya, diapun melompat kegirangan.
"yeeeiyyyyyyy..... akhirnyaa aaku bisa juga ke negeri impian ku, Mumbai! Aku dataaanggg!" teriak jodha nyaring, sampai-sampaai moti yang berada di sebelah kamar pun keluar, penasaran dengan apa yang telah di dengarnya.
"tok.tok...tok... jodhaaaa! Are u okay?" teriak moti di luar kamar jodha
Jodha pun laangsung bangkit dan berlari ke sumber suara.
"Moootiiiiii......!!!! akhirnya aku bisa ke Mumbai, ayah mengizinkan ku ikut beasiswa itu, motiiiiiiii aku senang sekali" jodha memeluk erat tubuh sahabatnya itu,, seketika moti pun tersenyum puas
"good Jod Jalal, Ruq...! kalian akhirnya maampu meluluhkan sifat ayah jodha, dan see! Si putri cantik akhirnya mampu tersenyu lagi"
"God... Thanks atas bantuanMu, Kau telah menciptakan hati selembut hatinya, makanyaa izinkan dia selalu untuk merengguk bahagiaMu" moti pun terharu dan membalas pelukan sahabatnya itu.
"moti... kau tau kaan ayah tak mungkin setega itu kepadaa ku?" jodha melepas pelukannyaa dengan deraian air mata baahagianya.
Moti yang di tanya pun tak mampu berkata, dalamm haatinyaa masih terselip rasa kecewa terhadap sifat ayah jodha. Dan satu lagi... dia tau benar kaalo izin itu semua ataas rencana Jalal dan Ruq, bukan sepenuhnnya karna ayahnya jodha.
"moti... heeiyyy?'' karena tak ada taanggapan, jodha pun akhirnya membuyarkaan lamunan sahabatnya tersebut.
"aaaah.. maaf..!" moti masih berlaku dingin ke jodha.
"Ada apa? Apa kaau masih marah dengan ku? Moti?" jodha menggenggaam tangan sang shabat.
"sudah lupakan jodha, yang penting sekarang kau bisa ikut kita semua ke mumbai, sekarang mulai lah berkemas, aku au nyiapin makan malam dulu, malam ini teman-teman semua mau makan malam disini katanya" moti pun meninggaalkan jodha. Ketika sudah merasa jauh dari tempat berdiri, moti pun meraih ponselnya dan memencet nomor seseorang.
"kalain sudah menyiapkan segalaanya?" tanyaa ruq berbicara dengan seseorang
".............................."
"okeeeehh good... di sini aman" moti pun kembali melirik ke arah jodha yang sudah meninggalkan tempatnya semula.
30 menit kemudian.
"Klik....."lampu rumah jodha tiba-tiba mati. Dia segera mengambil senter yang selalu dia siapkan di samping tempat tidurnya. Dia pun keluar untuk mengetahui apa yang telah terjadi.
"motiiiiiiii" teriak jodha
"kemana moti, padahal lampu tetangga hidup, kok Cuma lampu rumah ini yang mati, ada apa?" tanya jodha nyaring mengarah ke kamar moti yang terdengar sunyi.
"Motiiiii.... kau di dalam?" tak ada tanggapan
"Motiiiiii.... jawablaahh!" jodha berteriak
"motiiiiiiii" jodha mun mencoba mebuka gagang pintu kamar jodha, namun nihil.. pintu kamarnya terkunci
"jam segini apakah moti sudah tidur? Aaahhh tak mungkin, itu bukan kebiasaanyaa"
"ataukaah dia keluar? Masa tak ada suara mesin motornya, diaa kaan tadi bilang mau menyiaapkan maakan malam" jodha pun beranjak dari kamar moti berniat memeriksa ke arah sekring yang terletak di teras luar rumahnya.
Namun tiba-tiba...
"awwwwwwwww' jodha mendengar seseorang menjerit di araah dapur.
"motiiiiii" apa itu kau?" jodha mengarahkan senternya ke ruang dapurnya, namun lagi-lagi tak aada jawaban, jodha jadi berubah parno dan terlihat kakinya enggan melangkah, namun karena penasaran dia punn mencoba melawan rasa takutnya.
"moti... ku mohon jawalah jika itu kaau, jangaan takuti aku seperti ini" ucap jodha yang sudah mengeluarkaan keringat dinginnya. Memang rumah yyang sekarang dia tempati itu tak begitu besar, naamun untuk berada di ruangan gelaap seperti ini tetaplah haal yaang begitu tak di sukai jodha.
"motiiii... please..!" jodha benar-benar parno dengan kegelapan, tambah lagi bunyi yang baru dia dengar, sangaat jelas, namun tak da siapa-siapa pun ketikaa dia mendekati sumber suara.
Jodha pun duduk di meja makan, kosong tak ada makanan yang di jaanjikan moti. Dia tangkupkan wajahnya menggunakan kedua belah tangannya hanyaa sekedar menetralisir rasa takut yang sedangg dia rasakan. Tiba-tibaa dia merasakan ada seseorang yang sedang berjalan dari arah belakangnyaa (hadeeeuh kok jadi aku yang takut nih), jodha semakin takut di buatnya, namun dia segera meyakinkkan dirinya bahwa tak akan terjadi apa-apa selama dia maasih memiliki Tuhan di hatinya. Jodhaa tak berani menengok ke belakang. Semakin dekat suara langkah itu menghampirinya, semaakin tak berani jodha membayangkan apa yang akaan terjadi selanjutnya.
"heiiiiyyyy.... buka mata mu" tiba-tiba jodha mendengar suara yang begitu di kenalnya. Dia buka mataanya dan... betapa terkejutnya dia melihat sepasang lilin beserta kue yang belum jelas terlihat itu.
"Kau? Kaau siapaa?" tanya jodha gugup
"klik....." seketika ruangan menjadi terang benderang, jodha tak percaya dengan apa yang sedang berada di depannyaa, beberapaa sahabat yang sepekan lalu tak menegurnya, kini berdiri di depannya dengan senyum manis mereka, dan satu.. ada seseorang yang sedang memegang kue ulangg tahun berangkakaan 20 di tenga kue tersebut.
"SELAMAT ULANG TAHUN JODHA KHAIRATUNNISA.......!!!!" Teriak ruq, moti dan daniyal.
"selamat ulang tahun jodha" ucap seorang yang memegaang kue ulang tahunnya.
"Kaliaaaaannnn...." jodha pun tak kuasa menahan bendungan air mata di matanya, dia begitu tak menyangka dengan kejutan yang diberrikan oleh sahabat-sahabatnya tersebut, ulang tahun yang sebenarnyaa sudah lewat dua hari yang lalu, yang jodha lalui sendiran dengan kehampaaan.
"kalian mengingat hari ulang tahunku?" tanya jodhaa tak percaya,, tak ada suara, jodha beralih ke araah jalal yang tetap setia di tempat semulanya.
"Jalal, katakan pada ku, kenapa kalian memperdulikan ku? Setelah kejadian itu? Aku mengecewakan kalian?" jodha menangis pilu, jalal pun meletakkan kue ulang tahun bernuansa pink tersebut di meja makan.
"jodha, kami semua teman-temanmu, sahabat mu, keluarga mu, mana mungkin kami melupakan hari bersejaraahmu itu?" jalal tersenyum menyapu air mata di wajah jodha.
"tapi... aku telah membuat kalian semua kecewa jalal" jodha kembali sesegukan
"heeeiyyyy jodha, kami semua memang marah, kecewa, kesal dengan sikap lemah mu, kaami marah" sela moti menghampiri jodha
"Tapi.... kami adalah sahabatmu, dan maafkan kami atas sikap kami selama ini, kami hanya ingin kauu menyadari bahwa sikaap polos mu itu sudah keterlaluan jodha. Tapi selebihnya, kami tetaplah sahabatmu, akan selalu" moti melempar senyumannya ke arah jodha yaang sedari tadi masih belum sepenuhnya sadar dari keterkejutannya.
"Moti.... apakah benar semua yang aku dengar? Kalian tak maraah kepada ku? Kalian masih menganggap ku sahabat?" jodha bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri moti dan ruq yang berdiri tak jauh dari tempatnya.
Moti tersenyum dan begitupun ruq.
"Happy birthday jodha, maafkan kami jika selama ini telah membuat mu bertanya. Kami semua menyayangi mu" ruq memeluk tubuh jodha, beberapa saat waktu berubah jadi mellow hingga daniyal akhirnya buka suara.
"heeeiyyyyyy.. heeiyyyy... ini acara ulang tahun apa acara pemakaman nih, kok sepii, pake acara tangis-tangisan pula" ucap daniyal yang sukses membuat suasana kembali riuh.
"kamu benar daaniyal..!!!" moti pun beranjak membawa jodha keruang tamu yang sebelumnya sudah dia persiapkan 30 menit yang lalu selagi jodha di kamarnya.
"Ayoooo ikut aku, kami ada beberapa kejutan buat mu" moti dan ruq membawa jodha dengan menutup mata jodha agar dia tak segera tau kejutan apa yang akan mereka berikan kepadanya, dengan di ikuti daniyal dan jalal yang membawa kue ulang tahun.
"heeeiyyy kenapa mata ku pake di tutup segala" jodh berontak karena matanya di tutup.
Beberapa saat kemudian mereka sampai di ruang yang di tuju.
"apa aku sudah boleh membuka mata ku?" tanya jodha ketika merasa langkahnya berhenti.
"yaaa jodha, kau boleh membuka mata mu, sekarang....!" jawab ruq
Dan ketika jodha mulai membuka matanya, alangkaah terkejutnya iya ketika melihat dua sosok yang begitu iya kangen sedang tersenyum ke arahnya.
"Shivaaaa, Sukanyaaa......!!!!" jodha begitu histeris mengetahui adik-adiknya tengah ada di jakarta.
"kaliaaann.... !" jodha tak mampu membendung rasa rindunya, hingga tak ayal air matanya kembali jatuh.
"kakaaa, kami ke sini tak ingin melihat air mata itu, kami kesini ingin senang-senang" rajuk sukaanya ketika melihat kaka tersayangnya menangis di hadapaannya.
"iyaa ka, kami ke sini khusus datang di hari ulaang tahun kaka, mewakili ayah ibu, sekalian ikut mengantar kaka lusa ke bandara" sahut shivani menghampiri jodha, jodha pun tak ingin mengecewakan adik-adiknya, di hapusnya air mataa di pipinyaa dan memberkan senyuman terindahnya untuk kedua orang yang begitu di rindukannya tersebut.
"heeeiyyyy... lilinnya sudah hampir meleleh nih, kapan acara potong kuenya segera di laksanakaan, aku udah taak kuat" ujar jalal yang sedari tadi memang enggan meletakkan kue ulang tahun yang khusus di buat untuk sahabatnya jodha. Dia merengut manja.
"jalaaalll, lagiaan siapa suruh kue nya di pegang gitu, kan berat" sahut jodha tersenyum geli melihat wajah jalal. Sejenak mereka saling memandang, ada rasa rindu yang tak bisa mereka ungkaapkan.
" terimakasih untuk kuenya" ucap jodha menghampiri jalal.
"hhhheeeiiih siapa bilaang ini aku yang beli, aku taukan sekarang aku laggi kere" ucap jalal ketus.
"dia bohong jodha, maalah tuh kue dia sendiri yang bikin, meski dengan bantuan mama ku" sahut ruq. Jalal pun tersenyum ke arah jodha.
"benarkah itu?" tanya jodha ke aaraah jalal.
"jodha, janganakan Cuma kue sekecil itu, Taj Mahal pun jalal mampu bikin kok, cinta dia kan udah buta tuh" celetuk daniyal yang sudaah semakin bisa melepas belahan hidupnya kepadaa sahabatnyaa itu, bukaan tidak ada alasan, itu semua di karenakan ada seseorang yang sekaraang mengisi hatinya.
"sudaaaah.. cepat tiup lilinnyaa" teriaak shivani takk sabaran.
"ayoooo jodha.. silahkan" desak ruq
"sebelumnya maaf teman-teman, sesuai kepercayaanku, dan aku juga tak terbiasa dengan kue ulang tahun, aku taak bisa meniup lilin itu. Bisakan jika lilinya di lepas saja dari kue nyaa dan kita berdoa bersama? Mendoakan kesejarteraan kita semua dan kesuksesan kita di Mumbai naanti?" pinta jodha dan segera di jawab dengan anggukan yang lain..
Doa pun di pimpin oleh daniyal, suasana berubah jadi khusu', semua khidmad terbawa lantunan doa demi doa yang di panjatkan. Selesai berdoa, di lanjutkan dengan acara makan malam sederhana namun tersesan kekeluargaannya.
"Jodha, sudah menyiapkan semua keperluanmu di mumbai nanti?" tanya ruq
"belum ruq, masih ada hari esok, aku harap masih bisa menyiapkan semuanya." Jawab jodha
"jodha, kau persiapkan keperluan mu ala kadarnya saja, karena aku dan teman-teman sudah menyipakan semuanyaa untuk mu" ucap moti
"kaliaaaan??" jodha kembali kaget
"biasa aja kali jodha.. jangan berlebihan seperti itu, lagian kami yakin kok jika kamu akan ikut kami ke Mumbai" sahut moti
"dari mana kalian tahu dan mempunyai keyakinan sperti itu? Sedangkan aku saja tak memunyai harapan dan keyakinan sebesar kalian" jodha memandangi satu persatu sahabat-sahabaatnya dan tak luput adik-adiknya yang pura-pura tak tau menahu tentang aksi heroik jalal dan ruq.
"itu karena kau terlalu polos dan mudah menyerah jodha, sehingga celah untuk menyelamatkaan diri mu sja kamu tak menyadariinya" sahut ruq.
"maksudnyaa???" jodha semakin bingung.
"aaaaaahhhh sudah lah, lupakan itu jodhaa" sahut daniyal yang sedanga syikk sengat gadgetnya.
Suasana pun tak terasa sudah semakin larut. Ruq, jalal dan daniyal pamit pulang.
Moti dan kedua adik jodha sedang sibuk membereskan sisa-sisa pesta mereka baarusan, sedangkan jodha keluar mengantarkan ketiga sahabatnya.
Daniyal udh terlebih dulu meninggalkan kediaman jodha, kini tinggal ruq dan jalal. Ruq sudah siap di duduk di sebelah setir menunggu jalal yang berjalan ke arah jodha.
"Jodha... aku punya haadiah kecil untuk mu, ku mohon jangan tolak, anggaplah ini haadiah dari seorang sahabat kepada sahabatnya" jalal menyerahkan papperbag ke tangan jodha
"apa ini jalal?" tanya jodha
"hadiah keecil, salah satunya aku ingin yang memakainya saat kita berangkat ke Mumba nanti, sudah maalam, istirahatlah... daaahhh" jalal mengacak halus rambut jodha dan beranjak menjaauhi jodha yang tak terlepas dengan senyumnya.
*************
Satu hati kemudian, di bandara Soekarno Hattaa Cengkareng.
"20 menit lagi pesawat take off, jodha kemana moti?" tanya jalal khawatir.
"Sukanya kakakmu mana?" moti pun balik menanyakan pertaanyaan jalal ke sukaanya.
"aku tak tau kaak, kak jodha tadi pamit ke toilet katanya, tapi jangan khawatir, kak jodhaa bersama Shivani" jawab sukanya.
********
Di toilet
"Duuuuuhh Shiva... susah sekali memakainya, aku tak terbiasa" keluh jodha dengan pakaian yang jalal belikan untuknya, jodha pun keluar ke ruang ganti
"subhanallah kaaaaaa" pekik shivani terkejut melihat penampakan baru kakaknyaa.
"heiiiyyy.. jangan begitu, kaka jadi semakin risih nih, laagian jalal ada-ada saja meminta ku memakai pakaian seperti ini, mana nanti harus transit ke Bangkok pula" rutuk jodha kesal
"sudaaah udaaaaaaahhh ngomelnya, nih kak sukanya sudah berulang-ulang menghubungi ku, 10 menit lagi pesawat akan berangkat" shivani menggeret jodha dengan keribetan bajunya.
********
Ruang tunggu pesawat...
"jodhaaaaaaaa" pekik moti ketika melihat jodha dengan busanaa barunya. Semua peserta Mumbai schoolarship pun tercengang melihat penampilan tak biasa jodha, jodha semakin kikuk di buatnya, di tambah harus melihat senyum maut jalal ke arahnya.
"awaasss kaau jalal...! kau sudh membuat ku jadi tontonan teman-teman seperti ini.
"Jodha... jodha begum" daniyal berlutut di hadapan jodha dengan memegang bucket bunga mawah ke arahnya.
"tuuuuuttt" sesuatu medarat tepat di ataas kepala daniyaal
"woooooiiiiii" teriak jalal... dan suasanapun ramai dengan gelak tawa
Jodha pun tersenyum dengan penuh keanggunan.
"perfect..... !!!" bisik jalal mengaacungkan jempol ke arah jodha.
**************
"WELCOME TO MUMBAI" teriak semua team jakarta ketika pertama kali menginjakkan kaki merekaa ke tanah hindustaan tersebut.
"PERJUANGAN DI MULAI" Bisik jalal menyentuh tanah pertama India
"SELAMAT MALAM INDIA, SELAMAT MALAM KEBERHASILAN KU" ucap moti
"SELAMAT DATANG KE DUNIA MIMPI & HARAPAN" Ucap daniyal
"APA KABAR MIMPI-MIMPI KU? SUDAH SIAPKAH BERJUANG BERSAMA KU?" jodha mengirup udara India, udara baru, harapan baru, bahkaan dunia baru akan segera di mulai.

------bersambung-----

Love Sparks In MumbaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang