15

2.9K 306 17
                                    

Sekarang hari ke-15 Calum pergi dengan papanya. Dan hari ke-15 juga Leon menggangguku, Calum tidak sempat menemuinya karena ia harus berangkat malam itu juga. Dan alhasil, aku hanya bisa menghubungi Calum kalau bunga-bunga dari Leon terus berdatangan.

"Udah, tunggu gue balik. Nanti gue yang ngomong sama Leon," Calum terus-terusan mengucapkan kalimat itu sedari tadi. Aku benar-benar merindukannya sekarang, aku takut sendirian seperti ini dirumah.

"Cal, cepet balik. Gue takut," Calum hanya diam, lalu aku mendengar suara seseorang yang sepertinya menunggu pendapat Calum.

"Tanyakan saja pada Mr. Adam, ia yang mengurusi bagian ini, uh tidak sama sekali tidak. Bisa kita bicarakan nanti, Chriss? Aku sedang memiliki telpon dari Sydney. Uh tidak apa, terima kasih sudah membantuku--maaf, dia kepala administrasi, dan soal Leon, lu ga usah takut. Lakuin hal yang lo biasa lakuin. Okay?"

Aku mendengus, "Okay" lalu kumatikan sambungan teleponnya. Bahkan aku merasa Leon tinggal dirumahku karena saking takutnya aku padanya. Yang kutakuti hanyalah obsesinya yang mengajakku makan malam yang terlalu keras. Aku juga mengkhawatirkan bayi yang ada diperutku ini.

Aku pun memutuskan untuk keluar dari kamar untuk membawa air putihku ke dapur. Namun tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu rumahku, dan membuat aku terlonjak kaget.

Aku mengintip dari jendela untuk melihat siapa orang itu. Saat kulihat dari jendela, aku melihat Leon sedang berdiri dengan teddy bear besar disampingnya, bisa kukatakan teddy itu sangat menggemaskan. Apalagi jika Calum yang membawanya.

Terlintas sebuah ide, aku mengisi gelasku dengan air dan berjalan membukakan pintu untuknya, "Hai Calista," ucapnya saat pintu itu terbuka.

"Ngapain lu kesini?" Ia mengambil bonekanya lalu memberikannya padaku, "Buat lu,"

Tanpa pikir panjang aku langsung menyiramkannya air didalam gelas tadi ke wajah Leon, "LU GA BISA LIAT PERUT GUE BUNCIT GINI? HAH?"

Ia memperhatikan perutku sekilas lalu kembali menatap mataku, "Lu hamil?"

"Iya gue hamil, dan asal lu tau siapa ayah dari bayi ini dia adalah Calum! Dan lu ga usah lagi ngirim bunga-bunga kaya gitu lagi. Lu inget!" Aku langsung mengunci pintu rumahku dari dalam. Sekarang aku merasa lega karena aku sudah mengatakannya pada Leon. Aku tidak mau dia berusaha sekuat tenaga untuk mendekatiku.

***

Hujan. Hujan memang cuaca yang paling aku suka, apalagi jika ditemani popcorn. Lagi-lagi aku merasa kesepian sendirian seperti ini, aku tidak tahu lagi kegiatan apa yang bisa kulakukan kecuali tidur dan makan.

"Kangen Calum," aku menutup pintu kamarku dari luar. Karena perutku yang sudah berbunyi, aku berjalan ke dapur. Aku sangat ingin menelpon Calum tetapi ia pasti sedang sibuk. Oh iya, tadi aku sempat melihat keluar dari balkon atas. Ternyata teddy bear raksasa milik Leon masih ada disini, ia tidak membawanya pergi.

Apakah aku harus mengambilnya?

Aku menggerakkan kakiku menuju pintu. Hujan turun semakin deras, kugapai boneka itu dari teras rumah. Aku malas mengambilnya karena aku takut bajuku basah. Setelah dapat kubawa boneka itu masuk kedalam, mungkin akan kukembalikan pada Leon. Aku tetap tidak tega.

Kumasukan boneka itu ke mesin pengering, sambil menunggu boneka itu selesai dikeringkan aku melanjutkan aktivitasku yang sempat tertunda yaitu mengambil makanan di dapur, sebelumnya aku sudah memanaskan makaroni keju dengan wort--bugh--aku merasakan sesuatu cairan melewati pahaku. Ya Tuhan, jangan...

To be continued

Maap pendek, sengaja wkwk eh jangan lupa baca poprock star di works yaaa cocok banget buat yang kena fanzone hehe

Me And Hus-band : Calum Hood[Sequel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang