[00]

48.7K 1.3K 19
                                    

"Raga kan udah bilang kalau Raga gak mau, Pa! Kenapa Papa ngotot banget pengen jodohin aku sama dia?!"

Laki-laki itu membanting sendoknya hingga menimbulkan suara keras. Seisi meja makan kontan saja mengalihkan pandangan padanya. Tidak menyangka dengan respon yang diberikan oleh Raga.

"Tenang sayang, kita bisa bicarakan ini baik-baik," Utari menegur putra bungsunya. Sebelum Raga semakin hilang kendali dan memancing amarah sang suami. Tapi Raga yang sudah terlanjur emosi malah menganggap ucapan Ibunya itu sebagai bentuk dukungan untuk ayahnya.

"Ma, sampai kapanpun aku nggak akan nerima perjodohan ini!"

"Raga, kamu sudah dua puluh tiga tahun. Kamu sudah cukup umur buat menikah, tapi sampai sekarang kamu belum bawa satupun wanita untuk kamu kenalkan Papa dan Mama. Menurutlah, Nak. Ini semua buat kebaikan kamu."

"Alasan. Papa pikir Raga gak tahu? Ini tuh bukan buat kebaikan Raga, tapi karena Papa punya janji sama sahabat-sahabat Papa itu, kan? Kenapa?! Buat apa Papa bikin perjanjian konyol kayak gitu?! Papa cuma mau bikin Raga menderita!"

Gio menggeram. Kalimat Raga menjadi tamparan keras untuk Gio. Pria itu tidak menampik jika yang dikatakan anaknya itu benar. Tapi kata-kata terakhirnya itu loh, yang bikin emosi Gio naik.

"Ragathya!"

"Raga tetap nggak mau, Pa! Raga nggak suka sama Valen!"

"Papa gak pernah ajarin kamu jadi pria kurang ajar, Ragathya. Sekarang kamu duduk dan kita bicarakan ini baik-baik."

"Terserah Papa lah, ck!"

Raga bangkit berdiri. Pemuda itu melangkah menuju kamar dengan langkah yang besar-besar. Ia muak. Seharusnya malam ini bisa menjadi malam yang membahagiakan, karena Gio pulang setelah satu bulan di Thailand. Namun karena Gio yang tiba-tiba membahas masalah perjodohannya dengan anak sahabat beliau, mood Raga anjlok seketika.

"Mereka egois!"

***

SUNRISE (New Version)
30 Oktober 2017
Jenny Evelyn

RAGA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang