00

43.2K 1.9K 207
                                    

2009

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2009.

"Aku akan pindah ke Jepang," ucap bocah laki-laki dengan kedua tangan disembunyikan di belakang punggung.

"Jepang? Apa itu jauh dari Indonesia?"

"Ya. Kata mama, kita harus naik pesawat dulu supaya bisa sampai."

"Bagaimana dengan sekolahmu?" tanya gadis yang tidak dapat menahan kesedihannya itu. Walau ia masih kecil, ada perasaan kehilangan saat bocah laki-laki di depannya harus pergi meninggalkannya.

"Aku akan sekolah di sana." Keita memeluknya. Ia semakin mengeratkan pelukannya saat sadar, mereka tak lagi berpijak di tanah yang sama.

"Apa kamu janji tidak akan melupakanku dan akan kembali nanti?"

Bocah laki-laki itu melepaskan pelukannya kemudian tersenyum. Senyum yang berbeda dari yang biasa Keita lihat.

Selama mereka berteman, hanya sikap dingin dan antipati yang ditunjukan bocah itu. Tapi karena alasan itulah mereka berteman.

Mungkin untuk melengkapi kekurangan masing-masing adalah alasan mereka menjalin ikatan persahabatan.

"Aku tak bisa memberimu apa-apa. Hanya ini—" Bocah itu memakaikan sebuah flower crown di kepala Keita.

"Dari mana kamu dapatkan itu?" tanya Keita bingung sambil menjamah benda yang kini menghiasi kepalanya.

"Aku meminta mama membelikannya untukmu dengan memakai uang tabunganku. Saat itu aku melihat om Farhan memakaikan itu untuk tante Nissa di pernikahan kemarin. Kata mama, itu semacam janji masa lalu, dan akhirnya mereka bersama selamanya," jelas bocah itu dengan wajah polosnya. Bahkan Keita sangsi kalau bocah itu mengerti maksud ucapannya.

Namun Keita terharu. Itu kata terpanjang sekaligus termanis yang pernah ia dengar dari bocah kelas 3 SD. Baru kali ini ia melihat seorang bocah laki-laki membelikan sesuatu untuknya. Walaupun ia belum mengerti maksud ucapan itu, Keita berjanji akan menjaga flower crown dengan sepenuh hati.

Keita mengacungkan jari kelingkingnya sebagai simbol bahwa mereka akan melakukan pinky promise. "Berjanjilah untuk kembali nanti."

Tanpa ragu, bocah laki-laki itu menautkan kelingkingnya. "Dan berjanjilah untuk tetap menungguku kembali."

Di hari itu, embusan angin yang pelan dengan cuaca cerahlah yang menjadi saksi pinky promise mereka.

----****----

22/02/16

Bersambung...

Flower Crown [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang