28,5

11.7K 843 66
                                    

Little Mix, Love Me
or Leave Me

"Diego mana sih," keluh Keita. Tangannya sengaja menutupi dahi yang kini terkena sinar matahari.

"Meleleh nih gue lama-lama." Kini ia berdecak sambil menendang batu kecil di dekat sepatunya.

"Tau gini kan gue pulang duluan."

Keita menunduk dengan kaki terhentak-hentak kesal. Sepuluh menit berlalu setelah bel pulang sekolah berbunyi, Diego tak kunjung menampakkan diri.

Ia menarik napas panjang. Pikirannya melayang-layang ke segala arah untuk membayangkan, pembalasan apa yang tepat untuk Diego nantinya.

"Ayo pulang."

Belum selesai Keita menemukan ide jahatnya untuk Diego, tangannya tertarik dan memaksa Keita berjalan mengikuti langkah si penarik tangannya.

"Diego lo kemana aja—" kepala Keita terangkat diikuti wajah penuh emosi. Tapi nyatanya yang ia lihat bukan Diego, melainkan, "Leo? Diego mana?"

"Iya ini gue. Udah cepet pulang."

Kerutan di kening Keita semakin menebal seiring dengan tarikan tangan Leo yang kuat. Ia seperti tidak membiarkan Keita kabur begitu saja.

"Lo aneh tau nggak," lirih Keita.

"Mending lo jauhin Diego."

Kepala Keita bergerak ke kanan dan kiri, bingung. "Dan lo tambah aneh, Yo."

Keita dapat melihat dari balik punggung kakaknya bila Leo sedang menarik napas dalam-dalam.

Cengkraman di tangan Leo perlahan merenggang, dan terlepas. Ia menoleh ke samping hingga Keita bisa melihat hidup mancung kakaknya saat dari samping.

"Selama lo nurutin apa kata gue, gue pastiin kehidupan lo akan baik-baik saja, Kei. Percaya sama gue."

.
.
.

Tok tok tok...

"Iya bentaaaarrr," Keita berteriak sambil berlari menuruni tangga.

Ia menggigit pensil yang tadi dibawanya turun, membiarkan kedua tangan miliknya menggelung rambut panjangnya.

Karena Keita tidak membawa karet rambut tadi, akhirnya ia menusukkan pensil tadi ke rambutnya agar tidak lepas dari ikatan.

Tok tok tokkk...

"Budek nih kayanya. Dibilangin bentar," gerutu Keita, ia pun mempercepat langkah.

Setelah sampai di daun pintu dan membukanya, ia terkejut bercampur malas saat melihat sosok di depannya.

"Lo lagi, lo lagi."

Laki-laki di depannya malah terkekeh tak jelas melihat sambutan Keita.

"Masih hidup, Go?"

"Gue mencium bau-bau doa tidak baik terselubung."

"Lo ada masalah sama kakak gue?"

Pertanyaan itu berhasil membuat rahang Diego mengeras. Namun sebisa mungkin ia menetralkan ekspresi wajahnya saat alis Keita terangkat, meminta penjelasan.

"Kata siapa?"

"Leo ngelarang gue buat ketemu lo," rasanya Diego ingin tertawa saat mendengar kalimat itu dari mulut Keita. Terdengar jujur dan polos.

Keita melebarkan mata saat Diego berani menampakkan gigi, menghinanya dengan tertawa.

"Nggak usah ketawa. Emang kalian ada masalah apa?"

Flower Crown [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang