24

9.8K 846 136
                                    

Heartbreak Girl, 5SOS

Hari-hari Keita semakin hari semakin berat. Masa SMA yang katanya masa paling indah tidak berkesan apapun untuk saat ini.

Teman-teman membencinya, Farel tidak pernah mengharapkan kehadirannya, Jasmine yang tidak berhenti mengusik, Leo yang menghindar darinya, perjanjian dengan Femma, juga menjauhnya Nata dari jangkauannya.

Apa semua itu belum cukup? Apa semua cobaan itu masih kurang untuk Keita? Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan Keita sudah tidak punya keberanian untuk membayangkan semuanya.

Akhir-akhir ini hubungannya dengan Sania merenggang, nampaknya Nata dan Sania sama-sama memilih untuk tidak menampakkan diri di hadapan Keita.

Keita mulai kesepian. Tidak ada orang yang bisa diajak berbagi keluh kesah. Apa mungkin ini akhir dari kehidupannya? Ya mungkin saja. Andaikan hari ini malaikat pencabut nyawa memberikan pilihan untuk bertahan atau menyerah.

Maka dengan senang hati ia akan menyerahkan diri dan kembali ke pangkuan yang kuasa.

Melamunnya Keita menyebabkan ia tidak sadar bila selama berjalan ia menabrak banyak orang. Kemarin-kemarin, ia dikelilingi banyak orang yang peduli dan sayang padanya. Tapi tidak untuk hari ini.

Mereka semua perlahan menjauh. Memisahkan diri dari Keita dan lambat laun menghilang.

Ia merogoh ponselnya yang ada di saku dan mengetikan pesan untuk seseorang. Setelah pesan itu terkirim, ia bergegas ke kantin menemui orang itu.

.
.
.

"Apa?" Femma tidak percaya dengan apa yang didengar. Ia kira ada hal penting dari pertemuan dadakan Keita. Ternyata malah hal yang mengejutkan.

"Lo berhenti jadi matchmaker gue dan Jessica?" Femma melanjutkan.

Keita mengangguk dengan mantap. Ia harap Femma setuju, walau kemungkinannya hanya kecil dari ekspetasinya.

"Gue nyerah. Seenggaknya gue udah bantu, kan?"

"Tapi bahkan gue belum jadian sama dia." Femma tidak terima dengan keputusan Keita.

"Gue nyerah. Ini udah saatnya lo sendiri yang bertindak. Nggak semua orang yang dicomblangin bisa jadian, kan?"

"Tapi, Kei," Femma tidak melanjutkan. Ia memukulkan tangannya ke meja. "Kenapa lo mutusin ini secara sepihak."

"Karena gue udah nggak sanggup, Fem! Berhenti bikin gue tertekan karena perjanjian itu! Biarin gue hidup normal, Fem."

Femma terhenyak. Ia tidak tahu bila selama ini Keita tidak ikhlas membantunya. Mata pilu Keita menjelaskan bila ia berharap perjanjian itu batal.

Femma dapat melihat luka yang besar dari diri Keita. Adiknya Leo seperti menyimpan banyak masalah.

Femma yang melihat itu menjadi iba. Hingga akhirnya ia menyarankan, "Lo bisa cerita sama gue kalau lo mau."

Tapi bukan binar senang atau ucapan terima kasih yang ia dapat, Keita malah menenggelamkan wajahnya ke meja. Tubuhnya bergetar, bila boleh ditebak Femma, ia yakin bila fans doraemon itu sedang terisak.

Flower Crown [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang