04

19.5K 1.2K 84
                                    

If I Could Fly, One Direction

'Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini, ingin itu banyak sekali. Semua semua semua, dapat ditaklukkan. Dapat ditaklukan dengan kantong ajaib. Aku ingin terbang bebas di angkasa, heyyyy ... baling-baling bambu.'

Begitulah alunan lagu Doraemon yang memenuhi ruang keluarga Farel. Ini memang kartun kesukaan Farel dan Keita. Keita yang mengidolakan sosok Sizuka, sedangkan Farel mengidolakan kantong doraemon. Ingat, hanya kantongnya saja.

Farel pernah bercerita pada Keita, bila ia punya kantong doraemon akan digunakan untuk membumihanguskan makhluk semacam Keita, baik di sini maupun di belahan bumi lain, agar tidak menjadi pengganggu di kehidupannya.

Jelas itu membuat Keita marah, walau tidak sepenuhnya marah. Karena ia hafal dengan sikap Farel yang seperti coklat saat berada di dalam kulkas. Setelah keluar pasti dingin, dan beku.

Hal itulah yang membuat Keita sudah terbiasa dengan sikap cuek Farel. Ia tidak begitu serius menanggapi ucapan Farel. Ya, walau sebagian ada yang benar-benar nyelekit.

Keita menyibakkan poni yang menutupi mata. Ia menatap Farel yang masih fokus pada si Doraemon. Bahkan Farel tidak sadar bila sedari tadi sepasang mata Keita memperhatikannya, seperti ular yang memperhatikan mangsanya.

"Kalau kamu bisa terbang kamu mau nglakuin apa?" Keita memulai pembicaraan, dan akan selalu begitu seterusnya. Kenyataannya memang Farel tidak akan bersuara sebelum ia yang memulai.

"Aku bakal terbang sejauh mungkin dari kamu. Supaya nggak digangguin lagi sama kamu."

Keita memajukan bibirnya. Ini memang sakit, tapi Keita harus ingat kalau ini adalah sifat asli Farel yang memang cuek bebek. Sekalipun bicara duri yang dikeluarkan.

"Kamu nggak mau tau apa yang aku lakuin kalau aku bisa terbang?"

"Nggak peduli."

"Kamu harus peduli, Farel," kesal Keita. "Karena kalau aku bisa terbang, aku bakal nyusul kamu kemana pun kamu pergi dan mencegah kamu buat nggak jauh dari aku, supaya kita bisa sahabatan terus."

Farel menulikan telinganya dari ucapan Keita. Tapi kalimat demi kalimat itu terus berputar di otaknya. Apalagi itu kalimat teraneh yang pernah ia dengar dari bocah kelas 2 SD.

"Kamu harus ngurangin waktu buat nonton sinetron, Kei," tukas Farel.

Keita melotot, sedangkan yang dijadikan objek hanya diam saja. "Aku nggak pernah nonton sinetron Farel!"

Farel tak merespon. Otaknya kembali ke posisi normal karena bisa menerima rangsangan dari indra penglihat dan pendengar saat menonton robot kucing itu.

"Farel, Sizuka cantik ya?" tunjuk Keita ke arah televisi.

"Ya," balasnya dengan malas.

"Kalau aku cantik, nggak?"

"Enggak."

Keita kembali memajukan bibir.

"Kalau aku jadi Sizuka, kamu jadi Nobita-nya, ya?" pinta Keita.

"Nggak mau."

"Kenapa?"

"Nobita nggak pintar."

"Tapi dia setia kawan."

"Nggak peduli." Suara Farel yang ketus membuat Keita mengatupkan bibir.

Flower Crown [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang