Niall’spov
“Niall! Kau harus mentraktir kami berdua!” teriak Louis sambil merangkul pundakku. Aku hanya tersenyum malu.
“Benar! Kau harus mentraktir kami!” tambah liam. Ia mengelus-elus kepalaku.
“Sudahlah. Mengapa harus ada acara traktiran” kataku santai. Liam dan Louis memang berlebihan.
“Hey mate, kita harus merayakannya! Kau dan Demi official now!!! WOWW!” teriak Louis senang. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah mereka.
Ya, memang tadi malam aku meminta Demi untuk jadi pacarku. Sudah lama aku mengaguminya dan ia menerimaku!
“Kalian berdua jangan berisik ini di gedung apartment” kataku sambil menjitak kepala Louis dan Liam. Mereka hanya terkekeh pelan. Kami saat ini sedang berjalan menuju apartment ku dan Zayn.
“Oh ya, apa kau sudah memberitahu Zayn bahwa kau tadi malam menginap di apartmentku?” tanya Louis. Tadi malam setelah berkencan dengan Demi aku memang menumpang tidur di apartment Louis. Menurutku, Zayn lagi butuh waktu untuk sendiri, tak ada yang boleh mengganggu.
“Aku sudah mengirimkan pesan, tapi ia tidak membalas pesanku”
“Oh ya, tadi malam Harry tidak pulang ke apartment” celoteh Liam. Aku dan Louis pun menoleh kea rah Liam.
“Serius?” tanya Louis.
Liam memutar matanya kesal. “Serius lah” .
Louis dan aku hanya menganggukan kepala. Setelah itu tak ada yang bicara, kami bertiga sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Aku berani bertaruh bahwa Louis dan Liam sedang memikirkan Zayn dan Harry, sama denganku! Jujur saja aku bingung harus membela Zayn atau Harry. Netral saja lah.
Kami pun akhirnya sampai di depan pintu apartment ku dan Zayn. Aku pun langsung membuka pintunya karena Apartment kami memang tidak dikunci hehe.
“Za—yn”
Omongan ku pun terpotong karena aku melihat ada seorang perempuan yang tidur dalam keadaan duduk di sofa dan di sebelahnya ada Zayn. Kepala perempuan itu jatuh di pundak Zayn dan kepala Zayn jatuh di kepala perempuan itu. Yaampun romantis sekali, kapan aku dan Demi bisa seperti itu?!
“Sepertinya mataku rusak” gumam Louis sambil mengucek-ngucek matanya. Bodoh.
“Bodoh, matamu tidak rusak” bentakku pelan sambil memukul kepalanya pelan. Ia meringis kesakitan.
“Itu Zayn kan dan.. itu Ryana!” teriak Liam. Aku dan Louis pun langsung membekap mulut Liam. Tak sadarkah ia bahwa di ruangan ini ada dua orang yang sedang tidur?!
“Jangan berteriak!” bisik Louis kesal. Liam pun mengangguk dan kami melepas tangan kami dari mulut Liam.
“Jadi kenapa bisa ada Ryana disini? Bukannya Ryana dan Harry?” tanyaku pada Louis dan Liam. Mereka berdua mengangkat bahu tanda tak mengerti.
“Ini gawat. Jangan-jangan benar kata Merrie bahwa Zayn menyukai Ryana?! Tapi Harry juga menyukai Ryana. Dan sebelumnya Zayn dengan Merrie, Harry pun menyukai Merrie. Kenapa selera mereka selalu sama huh” gerutu Louis. Aku pun mengangguk membenarkan omongan Louis.
“Bagaimana? Kita bangunkan mereka?”. Liam menanyakan pendapatku dan Louis. Aku dan Louis hanya bisa saling pandang. Kami bingung.
Harry’spov
Cause you were mine for the Summer
Now we know its nearly over
Feels like snow in September
YOU ARE READING
Complicated (When you love 2 boys at the same time) 1DLS
Fanfiction"Zayn berpikir bahwa ia sempurna, ia pendendam." "Harry itu sampah. Ia pengkhianat dan pengkhianat takkan pernah mendapatkan tempat, Aku setuju dengan Simon untuk menukarnya dengan Nathan." Pada akhirnya mau tidak mau aku terlibat dalam konflik ini.