Zayn’spov
Sudah 2 jam aku menunggu Ryana. Beberapa kali ku hubung handphonenya tapi tidak aktif. Dan parahnya di London Bridge mulai gerimis. Wisatawan yang berada di London Bridge pun langsung pergi mencari tempat berteduh. Tapi aku disini masih menunggunya, tak peduli apabila malam ini aku harus hujan-hujanan.
Malam ini aku akan menyatakan cintaku padanya.
Ya, aku telah jatuh cinta padanya. Tak tau sejak kapan.
Ku harap Ryana merasakan hal yang sama padaku.
Dan ku harap, ia akan datang.
Ryana’spov
“Bagaimana makanannya? Kau suka? Ini restaurant favorite ku” tanya Harry begitu makananku telah habis.
“Ya ini enak, terimakasih Harry” ucapku pelan. Ia tersenyum dan tiba-tiba handphone yang berada di sakunya bergetar. Ia pun segera mengambil handphonenya dan melihat layar handphone. Ia mengerutkan keningnya lalu menekan tombol reject dan memasukkan handphone nya ke saku kemejanya.
“Kenapa tak diangkat?” tanyaku.
“Tak penting” jawabanya sambil memberikan cengiran khasnya. “Kau belum lelah kan? Aku ingin mengajakmu menikmati malam di London Bridge”
London Bridge.
London Bridge.
Sepertinya aku melupakan sesuatu yang berhubungan dengan London Bridge. Tapi apa?
“Ryana?”
Suara Harry mengagetkanku.
“Ah ok aku belum lelah, tenang saja” jawabku. Ia tersenyum lalu menggandeng tanganku keluar dari restaurant.
“Harry, ini hujan” keluhku sambil melihat ke arah luar. Hujan yang cukup deras mengguyur London malam ini.
“Justru bagus. Kalau hujan kujamin tidak ada yang berkeliaran menyusuri London Bridge” ucapnya santai. “Dan aku bawa payung”
Aku pun hanya mengangguk. Ia mengambil payung yang berada di jok belakang. Ia membuka payungnya lalu keluar dari mobil menjemputku dengan payungnya.
Saat ini kami sedang menatap sungai thames yang terletak tepat di bawah London Bridge. Kami berdua berada di bawah payung berwarna merah marun milik Harry.
Romantis sekali bukan?
“Ryana?” panggilnya. Aku pun menoleh ke arahnya. Jarak wajah kami dekat sekali.
“I love you” katanya sambil tersenyum. Aku pun membalas senyumnya.
“I love you too” kataku. Ia pun mendekatkan wajahnya padaku.
Dan bibir kami menyatu di bawah payung Harry.
London Bridge jadi saksinya.
London Bridge.
London Bridge..
ZAYN! Oh my god, aku punya janji pukul 7 tadi dengan ZAYN! Bodoh, aku lupa!
Dengan cepat aku pun menarik bibirku dari bibir Harry. Harry pun kaget dan ia merasa bingung.
“Ada apa?” tanyanya.
Aku tidak menjawab pertanyaanya. Yang kulakukan saat ini menyapukan pandanganku ke seluruh London Bridge ini.
Zayn’spov
Ow shit. Bajuku, rambutku basah semua. Tapi aku tak kan pulang, aku yakin Ryana akan datang.
Saat ini yang berada di London Bridge hanya aku.
Semua orang sudah pergi karena hujan.
Eh bukan hanya aku. Kulihat sepasang kekasih turun dari mobil range rover hitam menggunakan payung merah marun.
Range rover hitam.
Itu mobil Harry! Hey dan itu bukannya Ryana dan Harry?! Apa yang mereka lakukan?!!
Aku pun segera berjalan mendekati mereka baru satu langkah aku sudah berhenti.
They’re kissing.
Ryana’spov
Ku sapukan pandanganku ke penjuru London Bridge ini. Dan aku hanya melihat seorang lelaki berdiri di tengah-tengah London Bridge.
Ia hujan-hujanan.
Sudah pasti bukan Zayn, tidak mungkin ia menungguku 2 jam lebih.
Tapi….
Aku menyipitkan mataku, melihat siapa sosok lelaki yang saat ini sedang memandang ku dan Harry di tengah derasnya hujan.
Dia..
“Zayn. Apa yang ia lakukan disini?”
Suara Harry mengagetkanku. Sangat mengagetkanku.
Itu Zayn. Pria yang sedang menatap ku dan Harry itu Zayn. Ia berdiri di tengah derasnya hujan untuk menungguku.
“ZAYN!” panggilku. Aku pun segera berlari ke arahnya tapi Harry menahan ku.
“Hei ini hujan” ucapnya.
Kulihat tangan Zayn mengepal, lalu ia berlari berbalik arah. Ia berlari di tengah derasnya hujan.
Tanpa ku sadari, mataku sudah basah. Bukan karena hujan, tapi karena air mata.
Beberapa kali sambil menyetir Harry melirik ke arah ku. Ia terlihat khawatir sekali.
“Ryana, are you ok?” tanyanya. Aku hanya menganggukan kepalaku.
Saat ini aku sedang sibuk menelfon Zayn. Tapi handphonenya tidak aktif.
Semuanya salah ku.
“Menurutku Zayn harus tau, bahwa kita sudah resmi berpacaran” kata Harry pelan.
Dia benar.
Zayn harus tau. Tidak hanya Zayn, Liam, Niall, dan Louis pun harus tau.
“Merrie juga harus tau” lanjut Harry. Aku hanya mengangguk pelan.
“Begini saja, aku temui Zayn. Kau temui Merrie” usul Harry. Aku langsung membantah usulannya.
“Tidak Harry, aku saja yang menemui Zayn dan kau temui Merrie” kataku sambil menatapnya. Ia menatapku dengan enggan. Sepertinya Harry tidak menyukai usulku.
“Tapi—“
“Antarkan aku ke apartment Zayn sekarang” pintaku padanya. Ia pun menghembuskan nafasnya dengan berat.
“Baiklah”
YOU ARE READING
Complicated (When you love 2 boys at the same time) 1DLS
Fanfic"Zayn berpikir bahwa ia sempurna, ia pendendam." "Harry itu sampah. Ia pengkhianat dan pengkhianat takkan pernah mendapatkan tempat, Aku setuju dengan Simon untuk menukarnya dengan Nathan." Pada akhirnya mau tidak mau aku terlibat dalam konflik ini.