Liam’spov
“Lihat dia seperti mayat hidup saja” bisik Niall di telingaku.
Saat ini aku, Niall dan Louis sedang memperhatikan Zayn. Kata Niall dari tadi malam Zayn diam, ia tak makan dan tak bicara sama sekali. Zayn sekarang hanya duduk lesu di ranjangnya.
“Tadi malam Ryana kesini. Tapi aku tidak tau apa yang mereka bicarakan, aku pergi dan ketika aku kembali Zayn sudah seperti ini” bisik Niall lagi.
“Li, kita harus melakukan sesuatu. Kita ada rapat siang ini bersama om Simon tentang tour Eropa kita yang akan dimulai 2 hari lagi” kata Louis. Niall mengangguk setuju.
Dan dengan itu kami bertiga pun berjalan menghampiri Zayn. Louis dan Niall mengapit Zayn sedangkan aku berada di depan Zayn.
“Aku tak tau apa yang terjadi antara kau, Ryana dan Harry. Tapi yang pasti kau tidak bisa begini terus Zayn. Directioners menanti kita, menanti tour kita yang akan dimulai 2 hari lagi” kataku pada Zayn. Ia menatapku tapi tak mengatakan apapun.
“Zayn, percaya padaku. Cinta tak harus memiliki. Cinta itu butuh pengorbanan. Kalau kau berjodoh dengan Ryana pada akhirnya kau akan bersamanya” tambah Louis.
Dan ini kali kedua. Kami bertiga melihat Zayn menangis karena wanita. Ia menangis. Zayn Malik menangis!
Dengan kompak kami bertiga pun langsung mendekap tubuh Zayn. Kami berpelukan layaknya teletubbies walapun sebenarnya ini kurang satu, kurang Harry.
“Ryana sudah bersama Harry. Apa yang harus kulakukan? Aku tak mungkin merebut Ryana dari Harry. Bagaimanapun Harry sudah kuanggap adikku sendiri” ucap nya parau.
“Kau harus merelakannya, Zayn” kataku. Louis dan Niall mengangguk setuju.
"But I truly love her" isak Zayn pelan.
“Kau harus bangkit Zayn! Ayo kita ada rapat dengan om Simon! Sebentar lagi kita akan tour keliling Eropa!!” ujar Louis bersemangat. Sepertinya ia bermaksud membuat Zayn bersemangat.
"I cant"
"You can Zayn! You can! Directioners menunggu kita Zayn!! Directioners menunggu mu!" kata Liam setengah berteriak.
"Kalian benar. Aku harus kembali seperti yang dulu demi Directioners" kata Zayn pelan. Tidak lama kemudian ia tersenyum.
Tenang saja Zayn kalau kau di takdirkan untuk bersama Ryana, kau akan kembali padanya.
Tapi jika kau tak ditakdirkan untuk bersamanya percayalah akan ada yang lebih baik dari Ryana.
Zayn’spov
“Jadi kalian mengerti? Kalian harus menjaga kesehatan. Kita akan memulai tour kita 2 hari lagi di Paris, Perancis” jelas Om Simon. Kami semua yang berada di ruangan mengangguk-angguk.
Beberapa kali aku melirik Harry ia terlihat kurang sehat dan tidak memperhatikan Om Simon.
Ada apa dengannya? Bukankah harusnya wajah nya berbinar-binar karena Ryana telah menjadi miliknya?
“Sesudah ini kalian pulang ke Apartment, jangan keluyuran” ucap Om Simon dengan tatapan nya yang tajam. Ia saat ini mulai menutup laptopnya yang tergeletak di meja.
“Apa ada yang ditanyakan?” tanya Om Simon sebelum menutup rapat hari ini. Kami semua menggeleng kecuali Harry dan Om Simon melihat itu.
“Ada yang mau ditanyakan Harry?” tanyanya sambil menatap Harry serius.
Harry menggeleng dengan tidak yakin.
Kami berempat, aku, Liam, Louis dan Niall hanya bisa saling pandang melihat tingkah Harry. Sedangkan dari sudut mataku aku melihat Paul yang sedari tadi berdiri di dekat pintu berjalan mendekati Harry.
YOU ARE READING
Complicated (When you love 2 boys at the same time) 1DLS
Fanfiction"Zayn berpikir bahwa ia sempurna, ia pendendam." "Harry itu sampah. Ia pengkhianat dan pengkhianat takkan pernah mendapatkan tempat, Aku setuju dengan Simon untuk menukarnya dengan Nathan." Pada akhirnya mau tidak mau aku terlibat dalam konflik ini.