Ryana'spov
Saat ini aku sudah berada di apartment Zayn dan Niall. Ku ketuk pintunya dengan pelan. Dan Niall yang membukanya.
“Ryana! Syukurlah kau datang!” katanya sambil memelukku dengan erat. “Zayn datang dengan emosional dan bajunya basah kuyup sekarang ia sedang mengurung diri di kamar mandi”
Aku hanya terdiam mendengar perkataannya.
“Kau masuk saja. Temui Zayn. Aku pergi dulu, bye” kata Niall lalu pergi meninggalkanku. Begitu Niall pergi aku pun masuk ke dalam apartment lalu menutup pintunya.
Dengan pasti kulangkahkan kakiku ke pintu kamar mandi. Ku ketuk pintunya dengan sopan.
“LEAVE ME NIALL!”
Terdengar teriakan Zayn dari dalam kamar mandi. Sepertinya ia menyangka aku Niall.
“Zayn, ini aku Ryana” kataku. Tidak terdengar lagi suara teriakan dari kamar mandi. Dan pintu kamar mandi terbuka. Tubuh Zayn yang lebih tinggi dariku menjulang di hadapanku dengan wajah yang berantakan.
Aku langsung memeluknya tak peduli jika bajuku ikut basah. Air mata mengalir dari mataku.
“Zayn, maafkan aku” bisikku pelan. Dan ruangan apartment ini hening, hanya ada suara tangisanku.
“Zayn, say something please” kataku sambil melepaskan tubuhku dari tubuhnya dan aku menatap matanya. Ia menatapku tapi tatapannya kosong.
Ini sungguh-sungguh menyakitiku.
“Zaynnn”
Tiba-tiba ia memegang erat bahuku dengan kedua tangannya. Membuat wajahku dan wajahnya bertatapan. Matanya yang indah menatapku tajam.
“Kau mencintai Harry? Kau tidak mencintaiku?” tanyanya dengan suara parau.
“Aku—aku” Entah mengapa aku tidak bisa menjawab pertanyaan Zayn.
Ini sulit bagiku untuk tak mengatakan ‘Aku mencintai Harry dan tidak mencintaimu’ karena kenyataannya aku mencintai Zayn. Aku juga mencintai Harry.
“Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku? Kau mencintai ku! Aku tau itu Ryana! Tapi di sisi lain kau juga mencintai Harry!” teriaknya frustasi dan ia pun melepaskan cengkramannya dari bahuku.
“You can love 2 boys at the same time but you cant have them at the same time! Dan aku tau jawabannya. Kau memilih Harry! Iya kan? Itu sungguh menyiksaku, Ryana!” teriaknya lagi.
Aku hanya diam, menundukkan wajahku.
“I love you so much! I love you to the moon and back!” katanya lagi.
Kuberanikan diriku untuk menatap mata Zayn. Aku harus mengatakannya.
“I love you Zayn. Tapi sekarang aku sudah resmi dengan Harry. Thanks for everything, I love you” kataku pelan lalu mencium pipinya pelan.
Zayn berdiri mematung dan aku pun membuka pintu apartment Zayn.
Aku akan pergi, aku tak ingin menyakitinya lebih dalam lagi.
Harry’spov
Aku langsung masuk saja ke apartment Merrie dan Merrie yang sedang duduk di sofa terlihat terkejut dan senang.
Ia langsung menghampiriku dan memelukku tapi aku tak membalas pelukannya.
“Harry, aku menghubungimu dari tadi tapi mengapa nomer mu tak aktif?” tanyanya padaku setelah ia melepaskan pelukannya dari tubuhku.
“Maaf, tadi aku mematikan handphone ku” jawabku.
Ia menatapku. Dan tiba-tiba ia menangis di hadapanku. Hei ada apa ini?
“Merrie, kau kenapa?” tanyaku khawatir. Ia berjalan ke arah sofa dan duduk di tempat semula. Aku pun berjalan mengikutinya dan duduk di sampingnya.
“Harry” katanya pelan di sela-sela tangisnya.
“Ya?” tanyaku.
“I’m pregnant and the father's you”
Mataku pun melebar terkejut pendengar pernyataannya.
“NO!”
Terdengar teriakan perempuan tepat di pintu apartment Merrie. Aku mengenal teriakan itu.
Ryana.
Aku dan Merrie pun menoleh ke arah pintu dan benar disana berdiri Ryana.
Oh My God. Kenapa bisa seperti ini?
“Merrie! Kau pasti bercanda kan?!” tanyanya parau. Aku pun berjalan mendekati Ryana. “No Harry, stop! Jangan mendekat”. Ia menatapku tajam.
“Aku benar-benar hamil. Dan aku yakin kalau ayahnya Harry. Karena pada malam itu kau tak memakai pengaman Harry!” kata Merrie sambil menunjukku.
Ia benar. Ya tuhan aku harus bagaimana?
Ku arahkan pandanganku ke Ryana, wajahnya pucat. Kuputuskan berlari ke arahnya dan memeluknya. Tubuh nya kaku, ia tak membalas pelukanku.
“I love you. Please don’t leave me” bisikku pelan.
Ia melepaskan pelukanku. Matanya berkaca-kaca. “I love you too but Merrie needs you. Congratulation Harry you’ll have a child. Dan aku yakin anakmu akan mempunyai dimples seperti ayahnya. We’re over, bye”
Setelah mengucapkan kata perpisahan ia meninggalkanku. Dan Merrie memelukku dari belakang.
“I’m so sorry Harry. Aku tak bermaksud menghancurkan hubunganmu dengan Ryana, tapi bagaimana lagi? Aku tak bisa berbohong dengan mengatakan ini anak Zayn. Karena kenyataannya ini anakmu, Harry” ucapnya pelan.
Aku tak berkata apa-apa.
Semuanya sudah selesai.
Ryana’spov
Aku berlari sangat kencang dari Apartment Merrie hingga beberapa kali aku menabrak orang. Tapi aku tak peduli.
Aku pun pulang ke rumah dengan menggunakan taksi.
Kukira orang tuaku sedang tidak ada di rumah ternyata mereka berdua ada di rumah. Dan Mom terlihat kaget ketika melihatku seperti ini.
“Ryana, ada apa? Kau kenapa sayang? Kenapa selarut ini kau baru pulang?” tanya Mom sambil memelukku dan air mata pun kembali mengalir dari kedua matakku.
“Mom, aku mau melanjutkan sekolahku di California saja” isakku pelan.
“Kenapa? Bukannya kau bilang kau ingin kuliah di London? Lagi pula Mom dan Dad banyak pekerjaan di sini sayang” kata Mom. Ia masih memelukku.
“Aku bisa tinggal dengan auntie. Mom, aku lelah, aku ingin tidur. Good night” kataku sambil melepas pelukanku darinya dan berlari ke kamarku.
Rasa sesal menyelimutiku. Mengapa aku harus memilih Harry daripada Zayn waktu itu?
YOU ARE READING
Complicated (When you love 2 boys at the same time) 1DLS
Hayran Kurgu"Zayn berpikir bahwa ia sempurna, ia pendendam." "Harry itu sampah. Ia pengkhianat dan pengkhianat takkan pernah mendapatkan tempat, Aku setuju dengan Simon untuk menukarnya dengan Nathan." Pada akhirnya mau tidak mau aku terlibat dalam konflik ini.