Chapter 17 : Harry's Lie

382 37 9
                                    

-Harry POV-

Good Night my beautiful queen. Have a nice dream❤

Itulah pesan yang kukirim ke Taylor sebelum aku tertidur. Queen pasti membacanya.

**Sleep**

Huahh. Ini masih pagi banget, masih ngantuk. Argh, apa itu? Sst.. Mataku..

Oh ternyata itu paper airplane necklace, pantesan bikin mataku menyipit kek gini.

Ah sudah, nanti terlambat. Belum lagi jemput si Queen. C'mon Harry, wake up! Wake up!

Setelah mandi, berpakaian dan sarapan aku langsung cus ke mobil. Mobil hitam metalik yang sudah setia menunggu di garasi. Daya tarik mobil itu sangat kuat, aku tau dia pasti mengajakku ke rumah Taylor. Okay, CAR!!

10 menit berlalu

"Queen, are you there?" Ujarku masuk ke rumah Taylor

"Wait Harry" Jawab Taylor, lalu aku berlari ke kamar Taylor

Tok tok!

"Tay?" Ucapku

"Ya. Masuk"

"Eh tapi kamu udah pake baju kan?"

"Yaelah, udah kali Har" lalu Taylor membuka pintu kamarnya, cantiknya Taylor walaupun belum ada make-up teroles di muka nya

"Oh God,"

"Kenapa?" Tanya Taylor, I don't care, lalu aku mencium bibirnya. Okay, Tay. You're perfect








"Good morning guyss!" Teriaku ketika melangkah ke dalam kelas. Well, ternyata kelas masih sepi, jadi aku tadi di kacangin dong. Sejak kapan sih orang Amerika bilang 'kacang'? Ah whatever lah!

"Hahaha, kasian yah ga ada orang gini" Taylor tertawa jengkel. Dasar, si cantik.

"Oke oke, Tay aku ke sebelah dulu yah"

"Ha? You mean aku tinggal sendiri gitu disini?"

Aduh nih anak, pake acara ikut juga.

"Hm, engga kamu disini aja. Aku mau ke WC masa kamu ikut?"

"Ngomong dong dari tadi!"

Yes. Taylor kok kamu mudah banget sih di boongin, siapa juga pagi-pagi ke WC. Let's go!

Tujuanku adalah gerbang! Ngapain kesana? Mau lihat cewek cantiklah, eh ga dong. Harry mau lihat Bu guru wkwk.

"Harry!" Panggil seseorang dibelakangku

"Eit, Martha? Kenapa?"

"Kamu mau kemana?"

"Ke gerbang"

"Em, boleh temenin aku ga?"

"Temenin kemana?"

"Ke ruang guru"

"Kamu lurus aja"

"Eh tapi beneran aku ga tau"

"Hu, okelah"

Ya Martha. Kali ini aku nurut sama kamu, cantik, eh cantik. Emang iya? Ga ga, cantikan Taylor. Please Har, kamu jangan tergoda sama cewek satu ini. Biarpun dia cantik, kamu tuh masih punya Taylor.

Ini juga, kemana sih orang-orang masa cuma aku sama dia di dalem kampus?

"Har, kantornya dimana?" Tanya Martha

"Tha, punya mata ga? Depan kamu apa coba?!" Huh, nih cewek buta kali yah, depan dia sendiri kantor

"Oh iya, wait yaa"

-Taylor POV-

Harry mana sih? Katanya ke sebelah, tapi kan sebelah juga masih sepi. Nyusul aja deh, daripada sendirian kesannya horror. Dia tadi bilang ke WC, okelah ke WC.

But, di WC gaada orang sama sekali! Mana sih batang hidunhg Harry(?) Mungkin nyasar ke gerbang kali tuh anak. Fine. Harry, kamu buat aku mondar-mandir.

On the way to gerbang

Mana Harry?

Sst.. Itu siapa?

Aku memfokuskan mata ke ruang guru, itu kan Harry. Itu dia!

==×

Martha keluar dari ruang guru membawa beberapa map. Tiba-tiba map yang ada ditangannya jatuh, tepat didepan kaki Harry. Dan parahnya lagi, mereka saling turun kebawah. Tangan Harry dan Martha bersentuhan ketika hendak mengambil map.

"Oh my god!!" Teriakku memutup mulut

"Harry, kenapa bisa disana?" Tanyaku pada diri sendiri

Back back. Sebaiknya aku balik ke kelas lagi, sabar Tay sabar.
Ku percepat langkahku menuju kelas.

"Tay?" Tiba-tiba Harry sudah didepanku saja, aku mengusap air mata yang mengalir dari mataku. Ya, I cried.

"Ehm, ya?"

"Kamu nangis?"

"Engga kok"

"Ini kenapa basah pipinya?" Ujar Harry sambil mengelap air mata yang masih tersisa di pipiku. Har, jangan gini dong. Bikin nambah nangis nantinya. I know Har, kamu ga bakal nyakitin aku lagi. Itu pasti ga sengaja!

Kelas pun mulai rame. Stella dan lainnya juga sudah datang.

Skip.

"Mau makan apa, Queen?" Tanya Harry membuka menu makanan, sepulang kuliah tadi kami mampir ke restoran, lunch.

"Kamu aja makan, aku masih kenyang" Balasku

"Beneran? Minum?"

"Banana Smoothies ajaa"

"Yaudah" Harry lalu memanggil pelayan resto untuk memesan makanan dan minuman.

Aku melihatnya dengan jelas, raut mukanya. Tidak ada yang berbeda, Harry tidak tampak sedang berbohong.

"Hey, kenapa liat-liat?" Tanyanya membuat pandanganku bucar

"Ih gapapalah"

"Har, tadi kamu kemana sih? Dicariin di WC gaada" Tanyaku

"Ehm, tadi ke ruang atas nemuin Mr. Paul" Jawab Harry, bohong?

"Oh pantesann" Balasku pura-pura tidak tau kalau dia sedang berbohong. My heart is....

-Harry POV-

Maafin aku Tay, aku bohong sama kamu. Tujuan aku baik kok, aku ga mau kamu sakit lagi cuma gara-gara hal sepeleh. Aku tau kamu itu orangnya cemburuan.

Makanan dan minuman yang sudah dipesan sudah datang, akhirnya.

"Aku makan yah" Ucapku

"Makan aja sampe piring-piringnya" Ujar Taylor tersenyum seperti dipaksa, I know tay, itu Fake Smile. I'm sorry Tay, sorry. Please, forgive me...

"Queen kelihatan laper nih. Suapin yahh" Ujarku lalu mengambil sesendok makanan, menyodorkannya ke mulut Taylor

"Ga mau" Lanjut Taylor menutup mulutnya

"Eit, buka ga? Atau aku yang buka, aku paksa nanti"

"Harry!!!" kena kau, maafin Harry tay, yang udah maksa buat nyuapin kamu. Tapi kamu laper beneran kan???



-______-

Betewe, cerita ini enaknya sad ending atau happy ending?

Gue histeris 'New Romantics' bakal dijadiin single dari 1989!!!!! This era not yet over!!!

Baby, were the new romantics. C'mon come along with me

Crazy Love [Haylor]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang