Bunga sakura yang indah. Berterbangan bebas di udara mengikuti angin. Dan tempat aku berpijak ini, dikelilingi bunga sakura yang bertebaran di tanah. Oh, ada perempuan di sana. Rambut Pink, twintail pendek, tinggi sama denganku, dan menggunakan gaun pengantin. Benarkah dia, Mika? Idola aku yang paling aku sayang ada di depanku.
"Mishima-kun". Uh, suaranya yang sangat indah, dengan kecantikkan dia yang sangat memukau.
"Mika, maukah kamu menjadi pendampingku?". Aku mengulur tanganku kepada Mika berharap dia menerima lamaranku.
"Aku sangat senang menerimanya"
Ah? Dia menerimanya? Akhirnya....mimpiku menjadi kenyataan. Idolaku ternyata menerima aku menjadi pendampingnya.
"Mishima-kun, kamu mau tidak.....anu......kiss?"
Mengajak berciuman? Dia langsung mengajakku begitu saja? Yeess.....klimaks yang paling ditunggu akhirnya datang juga. Wajah kami berdekatan, saling memeluk, hampir dekat, hampir dekat....
"Onii-chan!!! Yoshito Mishima-san!!! Bangun!!! Nanti terlambat!!!"
Sialan! Adik aku malah membangunkan aku saat penting seperti ini. Aku nggak tau apa nanti aku bermimpi lagi seperti itu atau tidak.
"Berisik! Aku lagi ingin tidur!",kutarik lagi selimut sampai menutupi seluruh tubuhku. Andai dia mengerti apa artinya tidur. Lagipula....
"Roundhouse Inverted Kick!!!"
BUUUHH!!!!
Apa yang adik aku lakukan? Aduh, aku sulit bernafas, Dia menendang perutku sangat keras. Kukira adik harusnya menuruti kakaknya, bukan menghajar kakaknya.
"Sia--lan! Mayori! Apa yang kamu lakukan?!",Aku berusaha menahan rasa sakit ini.
"Kalau Onii-chan telat, aku tidak akan membangunkanmu lagi",tegas cewe berambut merah dengan kepang belakang. Lagipula apa aku peduli kalau dia tidak membangunkan aku?
"Mayori! Jangan ganggu kakakmu! Sekarang kan masih libur awal tahun, dia baru masuk senin lusa!",Ucap ibuku yang ada di lantai bawah.
"Oh, kukira Onii-chan masuk sekarang."
Sudah marah, menendang aku, dan membangunkan aku di hari libur. Padahal mimpi tadi bisa mengisi waktuku yang terbuang.
"Onii-chan, maaf kalau aku menendangmu ya. Aku tidak tau kalau sekarang masih libur". Oh tidak, jangan tatapan anak anjing itu lagi. Aku sudah tidak bisa menghindari tatapan itu sejak lama. Setidaknya aku bukan pedofilia, jadi, Mayori, selamat kamu masih hidup denganku.
Ah bagaimana lagi, kupukul kepala dia dengan pelan,"Ya ya ya, aku ampuni, lain kali kalau kamu menendang seperti itu lagi, jangan harap aku akan membantumu."
Dia pun senyum kembali dan memelukku,"itu berarti, Onii-chan bisa mebelikan aku cemilan dan permen kan di toko?"
Anjrit, sudah rela dimaafkan meski hampir membuat aku mati, dan dia malah minta makanan?
"Mayori? Kamu tau tidak fungsi kepalan tangan ini kalau orang lagi marah?",aku kepalkan tangan sekuatku seperti ingin menghajarnya sampai babak belur.
Matanya berbinar-binar, mengeluarkan air mata. Mulai lagi, opera drama yang diperankan oleh aku dan adik karena perselisihan.
"Huaaaaa......Mama! Onii-chan membentak aku!",dia berlari keluar kamar aku dan berlari menuju ibuku. Punya adik manja seperti ini aku malah ingin keluar dari rumah ini.
"Mishima, jangan marahi adikkmu, dia masih kecil. Belikan saja apa yang dia minta",sahut ibuku.
Itu berarti aku gagal membeli nendoroid Mika lagi. Meski koleksi Mika sudah banyak di kamar aku, seperti poster, nendoroid, dan yang lainnya, aku masih terus melanjutkan ini. Masih banyak yang belum aku beli. Aku sebenarnya memang berandal di sekolah, tapi aku tetap menyukai anime dan game.
Aku turun dari kamarku, pergi ke dapur dan mengambil susu coklat kemasan dari lemari es, dan meminumnya. Segar juga meminum susu, rasanya aku seperti menjadi anak Einstein.
"Mishima, jangan minum susu langsung dari tempatnya, nanti tumpah. Orang lain juga ingin minum, termasuk adikmu",ibu menegurku dengan lembut.
Meski aku anak yang selalu bandel dan nakal, tapi ibu selalu menasehatiku dengan lembut. Apalagi ibuku cantik, rambut biru kehitaman yang panjang dan lembut, kulitnya yang masih halus. Saat aku SD, aku melihatnya sebagai kakak, padahal aku tidak punya kakak.
Oh ya, itu mengingatkanku, Mayori itu anak angkat, setelah ibuku menemukannya di tempat bermain yang tidak terlalu jauh dari rumah. Andai aku tau siapa yang membuangnya, aku akan menghajar orang itu. Jadi itulah alasannya kenapa rambut dia berbeda dengan aku yang berwarna biru karena gen ayah. Kalau adikku itu keturunan, maka rambutnya akan sama dengan ibu. Aduh, jadi mau berbicara jorok.
"Ayah di mana?",tanya aku sambil menaruh susu ke lemari es.
"Dia sudah berangkat tadi pagi. Oh, Mishima, jangan lupa, sekalian beli sayur di pasar. Ibu sudah menulisnya di kertas, jangan sampai lupa."
"Baik bu,"
Sudah 5 tahun aku tidak memakai sepeda. Dengan gerobak kecil yang dikaitkan padanya. Kunaiki sepeda itu dan langsung mengayuhnya dengan cepat. Setidaknya sambil olahraga itu menyenangkan.
"Hey, Mishima, mau berbelanja?",tanya pak tetangga.
"Ya, untuk makan siang nanti",jawab aku.
Tetanggaku juga sangat ramah kepada keluargaku. Sepertinya aku hanya bisa menjadi berandal di luar daerah rumahku. Apalagi dulu ada seorang bapak yang datang ke rumah aku bilang kalau aku adalah anak yang sangat baik dan pasti bisa menjadi seorang yang sangat disukai banyak orang. Terkagum, itu reaksiku saat itu.
Sambil mengendarai, aku lihat daftarnya. Ikan, telur, daging, bayam....banyak sekali. Tapi, meski begitu, ini demi ibu, apalagi masakan ibu itu paling enak di dunia, sekarang semangat dulu untuk berbelanja, dan aku pasti dapat balasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SEASON
Teen FictionYoshito Mishima, 15 tahun, dia seorang berandal, tapi sangat menyukai anime dan game. Dia merasa kalau tidak ada yang bisa mengalahkan perasaannya, sampai saat musim semi dan awal semester dia bertemu dengan Chiharu Kiyoko. Dia adalah perempuan pind...