"Ahh, bosan sekali. Tidak ada yang bisa dilakukan saat ini",kataku sambil menghela nafas.
Back to the normal life, aku bermalas-malasan di atap sekolah, sambil meminum jus kalengan. Dan saat sorenya pun, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Andaikan aku punya sebuah klub, sebenarnya sih bisa saja. Ya, siapa yang mau menerima berandal yang habis memukul 3 orang di lapangan sekolah?
***
Kita kembali ke 2 jam yang lalu, saat istirahat makan siang.
Setelah membeli makanan di kantin, sepertinya terlalu biasa kalau aku pergi ke atap, jadi saat itu aku coba mencari tempat lain, dan aku ingat ada sebuah pohon besar di taman belakang. Dan bisa melihat banyak bunga di sana. Suasana saat di tempat itu pun tenang dan nyaman, seperti dipeluk oleh ibu.
"Fuaaahhhh.........segar juga berada di sini". Apalagi sambil tidur. Oh, aku kan mau makan.
"Selamat makan!!".
Makan roti manis, sambil melihat pemandangan bunga di depan, sensasinya itu sulit diucapkan oleh kata-kata. Aku harap sih suasana ini akan terus terjadi sampai pulang sekolah. Kalau saja tidak ada perempuan yang lewat di koridor sebelah taman bunga, yang dihalangi oleh 3 orang laki-laki di sana. Aku punya sangka buruk yang gila, aku rasa nggak mungkin kalau cewek itu dikejar 3 mantan kekasihnya, dan 3 orang tadi kembali merebut cewek itu.
"Halo cewek manis, kami kekurangan uang untuk jajan kami". Sepertinya mereka memang ingin mengendutkan badan, mereka sudah membeli banyak makanan di tangannya.
"Tapi, uang ini untuk acara klub kami. Dan—"
BUUUKKK!!!
Suara pukulan itu, mereka gila ya? Memukul perempuan? Lemah sekali mereka itu.
"Hey, kalian berdua, geledah cewek ini!!"
"Baik Bos!!"
Dasar berandal jaman sekarang, beraninya sama cewek.
"Hey, kalian cowok lemah!",mereka menoleh ke arahku dan berhenti menggeledah cewek itu.
"Kalau kalian memang laki-laki, incaran kalian itu harusnya laki-laki, bukan perempuan. Ya, harusnya juga mencuri itu tidak boleh. Ahh, kalian bertiga itu hanya pengecut". Bait mode activate, dan akan mulai terpancing dalam 3......2.....1.
"Oh, Jadi kamu menantang kami?!",sudah kuduga kalau mereka akan terpancing.
"Bla bla bla. Aku tunggu di lapangan sekolah ya."
Aku pergi ke lapangan sekolah dengan santainya. Sampai aku mendengar suara kaki yang cepat dari belakang. Mereka terprovokasi juga.
"AWAS KAMU!!!"
Aku langsung berlari ke lapangan sekolah dengan cepat. Dan sesampainya di lapangan, aku memutar balik tubuhku dan langsung mengarahkan pukulanku pada orang yang paling depan ke arah perutnya. Counter-attack success.
"Bosss! Aku tidak akan memaafkanmu!"
1 orang lumpuh, 2 orang tersisa. Aku berpikir untuk memberi intimidasi kepada mereka.
"Sebenarnya.........."
"Sebenarnya?", Mereka berdua kebingungan.
"Pukulan tadi juga sekaligus menyuntikan virus zombie dalam tubuhnya. Aku ini sebuah robot yang bisa melakukan apa saja pada kalian."
..........
Kalian mengira ini terkesan gila dan aneh. Dan pasti dalam benak akan berpikir,"Mishima ngomong apa sih? Gak Jelas banget". Ya, penulis juga mikir apa sih yang aku lakukan saat itu. Kenyataannya..........
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SEASON
Fiksi RemajaYoshito Mishima, 15 tahun, dia seorang berandal, tapi sangat menyukai anime dan game. Dia merasa kalau tidak ada yang bisa mengalahkan perasaannya, sampai saat musim semi dan awal semester dia bertemu dengan Chiharu Kiyoko. Dia adalah perempuan pind...