Sayur yang banyak, aneka buah, makanan dan minuman, truk pengantar produk, aku sudah sampai di pasar. Di depan gerbang terdapat tempat parkir sepeda. Setelah kuparkirkan, aku ambil gerobak itu dari sepeda dan membawanya masuk ke pasar. Aku sudah biasa seperti ini, kalau sendiri tidak ada yang membantu membawa barang belanja. Jadi setiap aku pergi ke pasar, pasti selalu memakai sepeda itu, biar lebih praktis.
Yang aku cari pertama adalah toko sayur. Banyak ibu-ibu mengepung toko sayur itu. Memang tidak aneh kalau perempuan mencari sayur. Jadi, sepertinya hanya aku saja laki-laki yang memasuki toko itu. Entah, dan setiap waktu semua ibu-ibu di situ melihat aku sambil membawa gerobak. Kecuali penjaga sayur itu, Pak Kurima. Dia menganggapku pelanggan setia. Ibu selalu belanja di toko ini, dan biasanya dapat diskon lebih, jadi banyak yang iri.
"Pak Kurima, aku mau membeli sayur dong",ucapku manja.
"Ohh, Mishima. Kau sudah besar juga ya. Bagaimana keadaan nak Mayori dan ibumu?"
"Jangan khawatir, mereka tetap sehat. Ini, daftarnya",kuserahkan daftar sayur yang harus dibeli. Aku tidak tau jenis sayur, yang aku tau hanya makan.
Pak Kurima mengambil sayur dari rak yang berbeda sesuai daftar. Di suatu rak aku terpaku dengan jamur mushitake di bawah. Jamur favoritku, aku hanya pernah memakannya sekali, karena mahalnya. 5.000 yen, lebih baik untuk mengurung niat membelinya, apalagi itu akan membuat project nendoroid aku gagal. Aku melihat lagi ke pak Kurima yang ternyata melihat aku daritadi.
"Mishima, kamu mau Mushitake itu?",tanya pak Kurima.
Aku memalingkan wajah dengan gugup,"Ti-tidak juga, hanya sem-sempat melihat saja."
"Ini, aku akan memberi diskon pada jamur ini. Pasti Mayori senang bila dimasakan mushitake. Kamu juga mau kan?"
Benarkah? Aku jadi malu. Mimpiku menjadi nyata, akhirnya makan jamur mushitake lagi.
"Benarkah? Te-terima kasih",kuambil jamur mushitake dari tangan pak Kurama.
Selesai juga membeli sayur, aku juga sempat keheranan bisa membeli jamur mushitake dengan harga murah. Ibu-ibu di sana pasti iri. Selanjutnya, toko daging dan ikan. Aku benci saat di pintu masuknya. Karena selalu membuat aku hampir mati.
Aku masuk ke toko itu.......
WUSSHHH!!!!
Pisau daging itu hampir mengenaiku. Bila aku terkena tebasannya, kalian pasti tau kan cerita selanjutnya? Tidak ada.
"Yo, Mishima. Berjumpa lagi." Kata pemilik toko itu, Pak Ryu, dan Anaknya, Miyama.
"APAKAH SETIAP ADA PELANGGAN SELALU DITEBASI OLEH PISAU DAGING?!?!?!"
"Maaf, maaf. Tapi karena kamu sudah besar juga. Jadi dagingmu bisa jadi suplemen."
"BAGAIMANA BISA DAGING MANUSIA JADI SUPLEMEN?!?!?! MEMANG KAU MAU DIPENJARA?!?!?! Ah lupakan saja. Selamat pagi, Miyama-san",sapaku kepada Miyama.
"Beraninya kamu memanggil anakku dengan nama depan!!!",dia sudah siap dengan mengasah pisau dagingnya.
"AYAH!!! Sudah kubilang kalau aku yang mengijinkan dia memanggil namaku!!!",bentak Miyama kesal.
"Maaf kalau begitu",dia kembali mengasah pisaunya itu.
"Maaf ya Mishima-kun tentang ayahku",kata dia dengan sangat memohon. Suaranya yang sangat indah, rambut coklatnya dengan panjang sebahu, matanya yang sangat mencerminkan kesucian. Oh ya, dia juga teman di sekolahku.
"Tidak apa-apa, itu yang dilakukan setiap aku berkunjung. Kalau tidak salah, Terakhir aku berkunjung ke sini dia mengayunkan gergaji mesin ke arahku saat kamu tidak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SEASON
Teen FictionYoshito Mishima, 15 tahun, dia seorang berandal, tapi sangat menyukai anime dan game. Dia merasa kalau tidak ada yang bisa mengalahkan perasaannya, sampai saat musim semi dan awal semester dia bertemu dengan Chiharu Kiyoko. Dia adalah perempuan pind...