Seorang perempuan dengan seragam sekolahnya sedang asyik mematut diri di cermin sebesar pintu di kamarnya.
Dilihatnya pantulan tubuhnya dengan seksama, mulai dari rambut hingga sepatu converse yang dipakainya. Rambut lurusnya yang panjang dibiarkan tergerai dan sedikit berantakan. Gadis itu melebarkan bibirnya, kemudian dengan hati-hati dia memoles lipgloss strawberry di bibirnya agar tidak terlihat pucat.
Hari ini adalah hari pertamanya menginjakkan kaki di sekolah yang fenomenal di negara ini, tempat dimana para bintang besar akan bermunculan.
Sekolah Musik Purwasandika, adalah sekolah milik komposer terkenal Purwasandika Aksara.
Bagi remaja yang memiliki minat besar dalam seni musik pasti memiliki impian untuk bisa sekolah disana. Hanya saja, butuh kerja keras yang ekstra untuk bisa terdaftar menjadi murid beruntung yang bisa menempuh pendidikan di sana.
Dia, Prilly Secioria Jilliant adalah salah satu murid yang beruntung itu. Dengan kerja kerasnya selama dua tahun-Prilly harus rela berhenti sekolah dua tahun setelah lulus SMP karena gagal untuk menjadi murid SMPursand, akhirnya bisa mewujudkan mimpinya.
Berbeda dari Sekolah Menengah Atas kebanyakan, SMPursand memiliki standart nilai yang tinggi, terutama dibidang musik. Untuk bisa masuk di sekolah ini, paling tidak calon murid harus bisa menguasai musik klasik. Itulah yang membuat banyak anak tidak bisa langsung diterima di tahun dimana dia lulus SMP jika dia tidak paham dengan musik klasik. Batas usia minimal untuk bersekolah di SMPursand adalah 15 tahun dan batas usia maximal 20 tahun.
Prilly berjuang mati-matian selama dua tahun untuk belajar musik klasik, dan selama itu pula akhirnya dia bisa mengusai alat musik biola dengan baik.
Lagi, SMPursand akan meluluskan muridnya tepat di tahun ke empat dan diberikan kesempatan untuk memulai debut di tahun ketiga. Bagi murid yang kurang berprestasi ya siap-siap saja untuk menjadi siswa abadi.
"Pagi bunda...!" Suara teriakan Prilly dari tangga membuat Jesika-Bunda Prilly, sedikit terhenyak dan hampir saja menjatuhkan piring di tangannya.
"Muachh...," baru bisa bernafas lega, Jesika sudah mendapatkan morning kiss dari putri semata wayangnya itu.
"Ih... kamu tu kebiasaan ya? Gara-gara kamu yang suka teriak-teriak bunda harus rutin periksa ke THT dan dokter jantung, biar bunda bisa tetep sehat."
Kalimat protes Jesika membuat Prilly memicingkan mata dan mengerucutkan bibir, membuat wanita paruh baya itu mencubit pipi Prilly gemas.
"Aigoo, yeppoyo." Prilly menarik tangan Jesika, menjauh dari pipi chubby nya agar tak semakin memerah.
"Arasseo!" Prilly memicing, kemudian merapikan rambut panjangnya sambil tersenyum.
Dalam darah Prilly setengahnya mengalir darah warga negara korea, berasal dari Jesika ibunya yang memang asli warga negara korea selatan. Hanya saja Jesika sudah menjadi warga negara Indonesia sejak menikah dengan Cakra-ayah Prilly, 19 tahun yang lalu.
"Ayah kapan pulang bund?" Ucap Prilly sambil memasukan roti tawar berbalut selai coklat ke dalam mulutnya,
"Besok kayaknya."
"Kamu berangkat sendiri ya? Bunda lagi capek banget ini, nenekmu kemarin menyiksa bunda habis-habisan." Jesika memijit punggunya yang terasa pegal
"Maksudnya gimana tu bund?" Prilly meraih gelas berisi susu dan meminumnya setelah roti di tangannya tinggal sekali gigit,
"Biasa, nenekmu itu lagi suka banget berkebun, bunda diminta nata pot-pot besar yang beratnya luar biasa, aigoo, bikin bunda kerasa retak tulang." Jesika menepuk-nepuk punggungnya dengan tangan kanan,

KAMU SEDANG MEMBACA
HARMONIZE
FanficSelalu ada nada dalam cinta, meskipun terkadang nada cinta tak selamanya terdengar syahdu di telinga. Casting : 1. Aliando Syarief as Aliant Dei Dirgantara 2. Al Ghazali Kohler as Alfred Juno Dirgantara 3. Prilly Latuconsina as Prilly Secioria Jilli...