Harapan yang Terkabul

4.5K 395 35
                                    

Prilly mengerjabkan matanya berkali-kali, saat bibir Ali sudah tak lagi menyentuh bibirnya, rasa hangat itu masih melekat, hingga tanpa sadar jemarinya menyapu lembut bibirnya. Ali yang melihat Prilly mematung ditempatnya hanya bisa tersenyum lucu, bibirnya tertarik kedalam dan membuat tepian bibirnya mencetak garis yang lucu dan membuat kedua matanya menyipit membentuk garis lengkung.

"Ini ciuman pertama gue Li," Ali membulatkan matanya tak percaya mendengar pernyataan Prilly yang menurutnya mustahil itu, tapi saat ingatan tentang percakapannya dengan Hito tetiba muncul, dia menghela nafas panjang, dan mengembuskannya perlahan.

"Berarti gue cowok pertama yang nyium elo donk?!" Ali kembali tersenyum.

Prilly mengangguk kaku, jemarinya masih menempel di bibirnya, ternyata rasa ciuman itu membuat Prilly hilang kesadaran sesaat.

"Elo jahat banget sih Li?! Gue kan cuma mau dicium sama orang yang juga cinta sama gue, bukan orang yang gue cintai tapi dia gak cinta sama gue, Ali loe jahat banget!" Prilly memukul-mukul dada bidang Ali dengan kedua tangannya, wajahnya tertekuk sempurna, dan hal hal itu pun sukses membuat kelenjar air matanya terstimulasi.

Ali hanya bisa pasrah saat kepalan tangan Prilly menghantam keras dadanya, pemuda itu hanya bisa menggelengkan kepala tak habis fikir dengan cara berfikir gadis mungil ini.

Prilly merasa lelah dengan apa yang dilakukannya, dia tertunduk dengan punggung yang bergetar, aneh memang, karena kakinya seakan enggan untuk diajak pergi meninggalkan Ali.

"Gue heran sama cara berfikir loe?" Ali menatap Prilly frustasi.

"Sekarang gini, menurut elo aja deh, gue cium elo tadi karena apa? Kalo gue gak cinta sama elo, emang gue mau gitu nyium bibir elo?!" Ali menggenggam tangan Prilly, membuat gadis itu berfikir sejenak kemudian tersenyum girang.

"Jadi elo juga cinta sama gue Li? Sungguhan?!" Prilly menggoyangkan tangannya yang tergenggam. Ali mengangkat tangannya yang bebas dan mengelus puncak kepala Prilly sambil tersenyum dan mengangguk.

"Ali... gue cinta sama elo." Tanpa babibu dan rasa malu, gadis itu menghambur ke pelukan Ali, dan menyembunyikan kepalanya di dada bidang pemuda itu, rasa nyaman yang dulu selalu ingin ia rasakan, saat ini ia merasakannya.

"Gue juga cinta sama elo, Prilly Secioria Jilliant ." Gadis itu mendongakkan wajahnya saat mendengar Ali memanggil nama panjangnya. Perasan bahagia seakan mengaduk setiap perut dan jantungnya.

"Ucapin sekali lagi Li,"

"Apanya?!"

"Nama gue, Ish..."

"Prilly..."

"Yang panjang Ali..."

"Prilllllllyyyyyyyyy..."

"Aliant Dei Dirgantara?! Maksud gue nama panjang gue."

"Ow... Prilly Secioria Jilliant,"

"Akhh... ini pertama kalinya elo manggil nama gue, makasih ya Li." Gadis itu kembali menjatuhkan tubuhnya di dada bidang Ali, menyalurkan setiap rasa bahagia yang tak pernah ia rasajan sebelumnya.

~~~♥♡♡♡♥~~~

Pukul 8.15 Malioboro Express yang ditumpangi Yuki dan Keyla tiba di Stasiun Kota Malang. Yuki membangunkan Keyla lembut, agar anak itu tidak kaget karena dibangunkan, Keyla mulai membuka matanya, dan menatap Yuki sambil mengedip-kedipkan matanya lucu, membuat Yuki gemas, dan mencubit pipi Keyla.

"Udah sampe ya, mama?"

"Sudah sayang, bentar lagi kita ketemu Uti Retno."

HARMONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang