ThrowBack

5.4K 454 30
                                    

Hari ini Prilly tak masuk sekolah, tubuhnya tumbang akibat kejadian tempo hari.

Ia masih merasakan nyeri yang teramat sangat di ulu hatinya, hujan kemarin sore membuatnya tak berdaya, beruntung ada Boy yang siap menjadi ksatria hitamnya, yang mau dengan rela menggendong tubuh mungil Prilly dan mengantarnya pulang ke rumah.

Gadis itu hanya bisa menatap nanar langit-langit kamarnya, bayangan Ali tiba-tiba saja seakan menguasai pandangan matanya.

Sekuat tenaga Prilly menggeleng, mengenyahkan bayangan kurang ajar yang membuat dadanya semakin sesak.

Ia masih belum tau, jika mama Ali meninggal kemarin siang.

"Sayang, makan bubur dulu ya?" Suara Jesika dari ambang pintu membuat Prilly merubah posisinya, dia bersandar pada kepala tempat tidur dengan bantal sebagai sandaran.

"Makasih bun" Prilly menerima suapan dari tangan Bundanya.

Rasa panas menyeruak, memenuhi rongga tenggorokannya dan membuat Prilly merasa lega, meski tak ada rasa apapun yang bisa ia gambarkan tentang bubur yang ditaburi abon di atasnya itu.

Lidahnya seakan mati rasa.

"Laki-laki ganteng kemarin siapa Prill? Baik banget ya dia rela gendong-gendong kamu gitu, Bunda setuju loh kalo misalnya kamu pacaran sama dia" Jesika mengerling nakal ke arah Prilly yang masih asyik mengunyah bubur tak berasa itu.

"Ih bunda, kepo, namanya Boy Bun"

"Namja-chingu? Aigoooo, akhirnya kamu punya pacar" Jesika tersenyum girang sambil mencolek dagu Prilly.

"aniyo bunda, dia cuma teman, te-man" Prilly mengibaskan tangannya, dan memberikan penekanan pada kata teman.

"Bunda setuju kok Prill kalo kamu sama dia, anaknya baik, sopan, terus keliatan pinter juga"

Prilly membulatkan matanya garang, bundanya benar-benar sama sekali tak mengerti.

"Serah apa kata ibunda ratulah"

"Aigoo, yeppeuda" Jesika mencubit gemas pipi temem Prilly.

"Sakit bunda, udah, aku makannya uda selesai, ibunda ratu silahkan keluar dari kamar tuan putri, soalnya tuan putri mau lanjut bobo" Prilly membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata, berharap jika bundanya lekas pergi meninggalkan tempat kekuasaannya.

Jesika hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala, kemudian beranjak dengan membawa mangkok bubur yang masih terisisa setengah.

Prilly tak sepenuhnya ingin tidur, dia hanya Ingin menyendiri.

Perlahan gadis itu membuka matanya, bayangan Ali yang memeluk Niki kembali terputar, membuat Prilly hanya bisa menghembuskan nafas berat.

Cinta tak pernah merasa jera meski harus berhubungan dengan kecewa.

~~~♥♡♡♡♥~~~

Pagi-pagi, Adi sudah bersiap dengan semua barang bawaannya, tak banyak hanya satu koper kecil yang berisi bajunya dan baju Keyla.

"Kok cuma bentar sih mas?" Yuki ikut membantu mengepak barang-barang Adi, dan membiarkan Keyla asyik bermain dengan bonekanya di lantai yang dilapisi karpet bulu.

"Aku cuma dapet ngambil cuti 2 hari Ki, lagian kamu juga udah mendingan kan?" Adi mengelus puncak kepala Yuki sayang.

"Mas, aku kangen Sarah" Ucap Yuki tiba-tiba, membuat Adi memandang wajah sayu Yuki.

HARMONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang