Prilly berjalan menunduk saat melewati lorong sekolah SMPursand, sejak 30 menit yang lalu sekolah sudah sepi, karena memang pelajaran sudah berakhir.
Pikirannya kembali melayang ke pagi tadi, saat dimana Ali dengan senyumnya menyerahkan bekal untuk gadis cantik yang tidak diketahui namanya oleh Prilly.
Tiba-tiba langkahnya terhenti, saat tanpa sengaja indra pendengarannya menangkap suatu perbincangan dari seseorang di sudut sekolah.
Dengan sigap, gadis itu segera bersembunyi di balik dinding dekat tikungan lorong, terdengar seperti suara wanita dan laki-laki.
"Ali! Gue berkali-kali bilang sama elo jangan ganggu gue lagi! Please Li, gue capek" suara Nikita terdengar seperti menghentak, membuat Prilly mengeryitkan dahinya
"Aku gak akan pernah berhenti buat deketin kamu Niki, kamu itu harus tahu, aku gak bakalan nyerah buat dapetin kamu! Ayolah Nik, buang sakit hati kamu, pandang aku, dua tahun? Apakah itu kurang cukup buat aku nunggu kamu?"
Prilly semakin menajamkan telinganya, perdebatan kecil itu cukup menarik perhatiannya.
"Gue gak pernah minta loe buat nunggu ya? Disana ada orang lain yang berhak dapet cinta dan perhatian elo, dan orang itu bukan gue!!!"
"Kasih tau apa alasan kamu gak bisa buka hati buat aku?"
"Elo egois, suka maksa, kayak anak kecil, dan gue gak suka itu" Niki menarik nafas sejenak, kemudian meninggalkan Ali yang mematung.
"NIKIII!!" Tak ada niatan dalam diri Ali untuk mengejar gadis itu, dia mengepalkan tangannya dan meninju dinding di sampingnya,
Prilly terhenyak kaget, sekuat tenaga dia mencoba untuk menelan salivanya, dan segera beranjak dari tempat itu, memilih jalan lain.
~~~♥♡♡♡♥~~~
Prilly membolak balik tubuhnya di ranjang, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi belum ada tanda-tanda Ali mengirim pesan untuk bekal apa yang harus dibawa Prilly besok,
"Haishh, kok gue kepikiran sama kejadian tadi sih? Kasihan banget si Ali, cintanya bertepuk sebelah tangan, tapi kenapa gue justru ngerasa lega, cewek itu ga suka sama Ali. Tapi gue juga kasian liat Ali kayak tadi, pasti tangannya sakit tu tadi. Haduh, Prilly babo!! Kenapa malah mikirin cowok songong itu sih, haisshh, harusnya gue sebel sama dia soal bekal tadi pagi. Tapi, gue gak tega,, akhhh, Prilly babo babo!!!"
Gadis itu sudah seperti orang kurang waras, berkali-kali dia memukul-mukul kepalanya dengan boneka doraemon yang selalu setia menemani tidur malamnya.
"Prilly, kamu itu ngapain sih? Dari tadi teriak-teriak gitu, ayah sampe kaget" Cakra bersuara sesaat setelah membuka pintu kamar anaknya,
"Ayahh..." ucap gadis itu manja seraya menghampiri Ayahnya dan langsung memeluknya erat,
"Kamu kenapa? Cerita sama ayah" Cakra mengelus rambut panjang prilly yang ada dipelukannya.
"Prilly sebel yah, disekolah tu ada cowok nyebelin banget, akhh, pokoknya Prilly benci banget sama dia"
"Benci apa cinta?" Cakra menoel gemas hidung bangir Prilly, membuat gadis itu memberengut, bagaimana mungkin ayahnya mempunyai pemikiran seperti itu.
"Ikhh, ayah, benci ya benci, cinta ya cinta! Kalau Prilly bilang benci ya benci yah! Gak pake cinta" Prilly melepas rengkuhannya, kemudian duduk ditepi ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARMONIZE
FanfictionSelalu ada nada dalam cinta, meskipun terkadang nada cinta tak selamanya terdengar syahdu di telinga. Casting : 1. Aliando Syarief as Aliant Dei Dirgantara 2. Al Ghazali Kohler as Alfred Juno Dirgantara 3. Prilly Latuconsina as Prilly Secioria Jilli...