Dua manusia tampan yang berwajah hampir serupa berjalan beriringan setelah masing-masing dari mereka keluar dari mobil BMW yang terparkir indah di pelataran parkir SMPursand.
Padahal ini adalah waktu istirahat. Tapi dua orang itu berjalan seakan tanpa beban.
Murid perempuan tak berhenti terkagum dengan kehadiran sosok dewa yang hampir sepekan lebih tak menampakan wajah mempesona mereka. Pesona mereka ternyata masih sama, dan hingga saat ini belum ada yang mengalahkan kepopuleran dan ketampanan mereka.
Beberapa murid perempuan bahkan ada beberapa yang meneriaki nama mereka saat dua orang itu berjalan tepat di depan mereka.
Seperti biasa, mereka tak bergeming dengan riuh manusia yang seperti menyambut kehadiran mereka.
"Kyaaa! Akhirnya bebeb gue sekolah juga, sumpah gue kangen sama mereka." seorang murid perempuan berbincang dengan teman disebelahnya.
Yuki dan Prilly yang baru saja keluar dari ruang musik terheran-terheran dengan banyaknya murid perempuan berbicara dengan kalimat yang hampir sama 'mereka kembali'.
Prilly mengerutkan keningnya sambil menatap heran ke arah Yuki.
"Mereka ngomongin siapa sih Ki?"Yuki mengendikan bahunya tak acuh, kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke kelas.
Beberapa hari ini hidup mereka hanya seputar belajar di kelas dan berlatih di ruang musik, mempersiapkan audisi yang akan dilangsungkan satu minggu lagi.
Sementara Yuki berjalan, Prilly malah berhenti, tali sepatu converse nya terlepas, membuatnya agak kesulitan untuk berjalan.
"Aigoo, nyusahin banget sih loe!" Gerutunya pada sepatu yang tak berdosa itu.
Gadis itu berjongkok, dan membenahi ikatan tali sepatunya. Setelah memastikan semua aman, Prilly bersiap untuk menegakkan tubuhnya kembali.
Gerakannya terhenti, kala Prilly menyadari sesuatu yang aneh sedang berdiri di hadapannya dan bahkan mungkin sedang menatapnya. Susah payah dia menelan salivanya. Dari sepatu, cara berdiri, hingga parfum yang dikenakan oleh orang dihadapannya Prilly sangat hafal.
Tiba-tiba saja dadanya bergemuruh, rasanya sudah lama dia tak merasakan ini, sejak,...
"Lama banget sih! Elo gak liat gue mau lewat?"
Deght...
Jantung Prilly semakin bergemuruh, kalo boleh, ia ingin pingsan saat ini juga.
"Heh! Congek loe tebel banget ya? Sampe gue ngomong loe gak nyaut?"
Mendengar hinaan itu Prilly mendongakkan wajahnya, saat itu juga ia merasakan dunianya seakan terhisap. Gaya gravitasi yang saat ini menatap lurus sejajar itu menariknya kuat, membuat Prilly tertegun sejenak.
Mata itu masih sama, bahkan lebih terlihat mempesona, tatapan mata tajam yang selalu membuat Prilly merasa senang, takut, dan sedih secara bersamaan.
Dadanya kembali bergemuruh, bayangan terakhir pertemuan sepihak mereka, mendadak membuatnya merasa nyeri. Tanpa sadar Prilly memegang dada sebelah kirinya.
Clek..
Laki-laki itu menjentikan jarinya tepat di samping telinga Prilly, membuat gadis itu terlonjak karena kaget, dan saat itu juga dunia kembali, dia kembali ke alam sadar, yang membuat wajahnya seperti tomat masak yang siap petik.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARMONIZE
FanfictionSelalu ada nada dalam cinta, meskipun terkadang nada cinta tak selamanya terdengar syahdu di telinga. Casting : 1. Aliando Syarief as Aliant Dei Dirgantara 2. Al Ghazali Kohler as Alfred Juno Dirgantara 3. Prilly Latuconsina as Prilly Secioria Jilli...