Masalah yang Terselesaikan

4.7K 420 36
                                    

Flashback on.

Hito menatap sendu pada langit mendung Yogyakarta. Kejadian tiga tahu lalu masih begitu menghantui hidupnya. Kebodohan terbesar yang ia lakukan, menghancurkan masa depan seorang gadis yang lugu dan polos.

Siapa sangka, setan dalam tubuhnya begitu mudah mempengaruhinya untuk melakukan hal yang buruk. Setiap tahun... ditanggal yang sama, pemuda itu akan selalu mengunjungi tempat penuh kenangan ini. Bukan untuk melakukan hal tak benar, tapi... ia selalu mengunjungi makam Sarah.

Kabar kematian Sarah seakan menghujam ulu hatinya, seandainya, dia dulu tak kembali ke Kota, mungkin dia sudah menikahi Sarah, dan membangun hidup yang ya... mungkin tak akan semenderita sekarang.

"Loe... masih kepikiran?" suara seorang pria dari arah belakang tubuhnya membuat Hito menarik nafas dan mengembuskannya panjang.

"Menurut loe aja gimana? Tiga tahun, gue cuma bisa datang sembunyi-sembunyi. Gue gak punya muka buat ketemu orang tua Sarah. Loe tau? Ngamati Keyla cuma dari jauh itu gak enak. Dia anak gue darah daging gue, tapi buat nyentuh dia aja gue gak bisa." Suaranya terdengar parau, ada perasaan bersalah yang teramangat sangat terdengat dari setiap lantunan intonasi suaranya.

"Gue... gue juga bodoh! Seandainya waktu itu gue mau tanggung jawab, mungkin gue gak bakalan kehilangan Yuki dan anak gue." Pria itu menatap nanar pada langit malam yang mulai memuntahkan butiran bening yang siap menghantam tanah.

Tangan pria itu terulur, mencoba menangkap satu saja butiran air itu, siapa tahu... butiran itu bisa mengembalikan waktu yang audah Ia buang percuma selama hidupnya.

"Gue trimakasih banget sama elo, meskipun gue bukan orang yang baik buat dijadiin temen, tapi elo masih mau jadi temen gue, bahkan ngederin semua keluh kesah gue." Pria itu tersenyum, menangkap butiran air hujan ternyata tak semudah menggenggam pasir di lautan.

"Kita sama-sama punya masa lalu yang buruk Sa. Elo... gue... sama-sama udah ngehancurin masa depan wanita yang kita cintai. Ternyata... nafsu itu sifatnya semu." Hito menyunggingkan senyumnya.

"Gue mau ke Malang besok. Gue mau cari suasana baru. Siapa tahu, gue bisa nemuin kehidupan lain yang lebih baik. Dan mungkin... gue gak pernah kembali lagi ke sini. Gue mau buang masa lalu gue, dan menatap masa depan. Meskipun gak akan sebahagia dulu, tapi gue mau berubah jadi lebih baik." Pria itu tersenyum.

"Loe gak pingin ketemu Yuki dulu?"

"Nanti kalau gue udah ngerasa siap. Gue bakalan ketemu dia, lagian gue gak yakin Yuki mau nemuin gue. Gue kan udah jahat banget sama dia."

"Terserah elo kalau gitu. Gue juga nanti pasti bakalan nemuin yuki buat minta maaf, dan... kalau boleh, gue pingin banget ketemu Keyla juga, anak gue."

Flashback off.

Yuki memejamkan matanya kuat. Di sampingnya Al dengan jemari yang mengelus punggung tangannya yang mengepal. Sedikit banyak, gadis itu merasa memiliki kekuatan. Meski dalam hatinya saat ini menguar rasa amarah yang luar biasa.

Hito, sejak 15 menit yang lalu tak berani bersuara, kepalanya ia tundukkan. Suaranya hilang, tersangkut di tenggorokan. Bahkan tangannya ia genggam kuat, ia merasakan kegugupuan yang luar biasa.

"Mama ... ," mereka menoleh bersamaan, ke arah Keyla yang tengah mengucek kedua matanya, di belakang Keyla, ada Sarma yang menatap Yuki raut wajah penuh rasa bersalah.

Hito bergeming di tempatnya, saat melihat Keyla jantungnya seakan berhenti berdetak, ada perasaan kuat yang tetiba merasuk ke hatinya. Hito, seperti melihat Sarah, ada diwajah anak itu. Ini... baru pertama kalinya bisa melihat Keyla sedekat ini.

HARMONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang