Jodohkah?.....

1.9K 52 0
                                    

Nurul POV

aku kembali duduk di hadapannya, perasaanku tidak karuan, aku senang bisa bertemu kembali dengannya, bahkan bahagia dan aku sangat berterimakasih pada sahabat-sahabatku yang telah mempertemukan kami. tapii....
entahlah ....

"Nurul, kamu mau kan dengerin aku?"
dia berkata lagi masih sambil memegang tanganku, aku masih menunduk, menghindari tatapannya

"Nurul..." Dia kembali memanggil namaku lembut, aku masih diam dan tetap menunduk, dan tiba-tiba sebelah tangannya mengangkat dari tangannya yang sebelumnya memegang kedua tanganku, dia mengarahkan tangannya ke wajahku, dia memegang daguku lembut dan mengangkat wajahku agar menatapnya.

"Nurul, aku masih sayang kamu, aku kehilangan kamu, hatiku hampa saat aku tak bersamamu, aku menyesal kenapa waktu itu aku egois dan tak menghubungimu seperti biasa, membujukmu supaya kamu tidak marah lagi, maaf sayang, emosi menguasaiku waktu itu" dia membelai wajahku pelan, matanya menatapku sayu, terlihat disana ada ketulusan dan kesungguhan

aku masih diam, tapi kali ini tidak menunduk, Rio masih menahan wajahku, "maafkan semua kata-kata ku yang menyakiti hatimu, aku gila tanpa mu rul, mau kan kamu maafin aku dan kita balik seperti dulu lagi, dan kali ini aku mau kita lanjutin rencana kita yang tertunda, aku mau miliki kamu seutuhnya" kali ini hatiku berdesir hangat, ingin sekali aku memeluknya saat ini, tapi ego ku lebih besar dari pada keinginanku.

"maaf yo, tapi aku gak bisa...."mendengar jawabanku, Rio menarik tangannya dari wajah dan tanganku, terlihat di matanya dia kecewa dengan jawabanku, saat aku hendak meneruskan omonganku, dia berbicara

"kenapa gak bisa rul? sudah ada pengganti diriku kah di hatimu, sudah hilangkah rasa sayangmu kepadaku? apa cuma aku yang menahan rasa ini sendiri? apakah aku terlambat rul? atau kamu masih curiga sama aku, belum percaya sama aku? atau kamu..."

"Stop Rio!!!!.. aku belum selesai berbicara" aku pun sedikit membentaknya, dalam hatiku sedikit heran dengan kelakuannya malam itu, dia bukan seperti dia yang dahulu, kali ini dia terlihat sangat rapuh dan sangat takut kehilangan.

"Kenapa kamu jadi begini? kenapa kamu jadi terlihat lemah yo?"

"Karena kamu Rul, kamu gak ada di samping aku" dia menjawab cepat pertanyaan ku sambil kembali memegang kedua tanganku yang masih berada di atas meja

Aku pun menarik napas dalam dan menghembuskannya cepat kemudian menarik tanganku dari genggaman Rio untuk menghapus air mataku

"Rio, jujur aku juga kehilangan kamu, hatiku bahkan belum bisa menerima siapapun untuk membantuku mengobati sakit ini, tapi... aku takut yo, aku takut kita memang tidak berjodoh, berkali-kali kita putus hanya karena alasan konyol, dan berkali-kali pula kamu yang mengejar aku, aku takut aku akan mengecewakan kamu lagi, aku takut aku kembali menjadi wanita yang egois dan menuntut banyak hal sama kamu, aku gak mau ada kata putus lagi dalam hubungan asmaraku"

"kamu inget waktu kita putus kemarin, kamu bilang kamu lelah sama sikapku, kamu capek harus selalu mengalah, dan kamu gak tau harus bagaimana lagi menghadapi aku......." aku diam sebentar dan mengalihkan pandanganku darinya, "aku takut itu terjadi lagi yo, sifatku belum berubah dari saat kita terakhir bertemu, apakah kali ini kamu sanggup? apakah kali ini kamu mau nerima aku apa adanya diriku, kerasnya sifatku? bisakah Yo?"

kami berdua pun terdiam, tidak saling memandang, aku lirik Rio tampak seperti mematung dan berpikir, yaaa... dia berpikir, ooohhh betapa sakit hatiku melihat itu, kenapa dia berpikir? kenapa tidak langsung menjawab sanggup dan siap dengan semua itu? padahal aku sudah berniat berubah, cuma aku tak mau berjanji depan dia akan berubah, aku mau dia yang melihat sendiri perubahanku dan ikut membantuku merubah sifat ku. Ya Tuhan... mungkin ini akhirnya, mungkin benar dia bukan jodohku...., akhirnya aku memejamkan mataku berharap ini semua hanya mimpi, aku merasakan sakit itu lagi di dalam sini, dalam hatiku, tiba-tiba...

Menikah Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang