6 bulan sudah dari kejadian itu, jenazah Rio tidak dapat di temukan, ada beberapa jenazah yang tidak dapat dikenali identitasnya, tetapi itu bukan Rio, sama sekali bukan Rio, dari 70 penumpang hanya 1 yang tidak dapat di temukan, yah, itu Rio, tapi harapan kami untuk menemukannya semakin lama semakin punah, karena seluruh team pencari telah menarik pasukannya dan maskapai penerbangan itu pun menghentikan pencariannya.
Tante Belinda dan Om Pratama pun sudah merelakan kepergian Rio, mereka tidak dapat berharap apa2 lagi, mereka merasa harus merelakannya agar ia tenang di alam sana jika memang dia sudah tiada, tetapi jika dia masih hidup biarlah Tuhan menjaganya, itu ucapan tante Belinda saat terakhir aku bertemunya 3 bulan yang lalu.
Sedangkan aku..., aku tidak dapat melupakannya, aku menutup hatiku, bagiku hati ini hanya milik Rio seorang, sejak kejadian itu aku memutuskan berhijab dan menutup auratku, seperti hatiku yang sudah tertutup bagi lelaki manapun, sudah cukup aku merasakan cinta, dan bagiku cinta itu tidak dapat digantikan oleh orang lain.
Tetapi keadaan sepertinya tidak berpihak kepadaku, mama yang masih ingin cepat menimang cucu menyuruh aku untuk melupakan Rio dan melanjutkan hidupku, katanya "tak ada gunanya bersedih terlalu lama bagi orang yang sudah tiada" hatiku sangat sakit mendengar mamaku berkata seperti itu, 'cinta tak semudah itu dilupakan' benarkan? apalagi cintaku, cinta ku dengan Rio adalah cinta yang tulus yang terpisah karena takdir.
Pagi ini setelah sholat subuh, aku bersiap untuk berangkat kerja, walaupun jiwaku sudah hilang setengah karena kepergian Rio, aku harus tetap menjalankan hariku dan tetap harus menata masa depanku, pagi ini seperti hari2 biasanya setelah aku kehilangan Rio, aku menyempatkan diriku memandang foto Rio saat bersamaku dan berkata2 pada foto itu
"apa kabar hari ini sayang? semoga kamu bahagia dimanapun kamu berada dan Tuhan selalu melindungi kamu" lalu aku memeluk foto itu erat di dadaku, setelah itu aku meletakkan kembali foto itu dan berjalan keluar kamarku.Dan seperti biasa mama dan adikku sudah menunggu di ruang tamu, mama juga sudah menyiapkan sarapan untuk aku dan adikku, aku mengambil tempat duduk disebelah adikku, mama yang duduk di depanku memandang ku yang sedang menikmati sarapan pagi ini.
"Nurul, bagaimana kabar kantor?" mama mulai bertanya hari2ku
"baik ma, hmm... kaya biasa aja" ucapku sambil memasukkan roti ke dalam mulutku.
"lalu... tidak ada karyawan baru masuk? atau kamu tidak berkenalan dengan seseorang" mama kembali bertanya, dan sesaat aku sepertinya tahu kemana arah mama akan bertanya, aku menghentikan kunyahanku dan memandang mama heran
"gak, gak ada? kenapa emang ma?" walaupu aku sudah tahu maksud pertanyaannya tapi tetap saja aki harus bertanya
"yah... mama rasa kamu harus kenalan sama orang2 baru, teman2 baru, supaya kamu dapat suasana baru" mama diam sebentar lalu melanjutkan lagi omongannya"yah, mama rasa suasana kantor kamu sekarang akan terus mengingatkan kamu ke Rio, mungkin ada baiknya kamu pindah kerja nak" mama kembali menjelaskan maksud omongannya.
"Mama apa sih? gak harus sampe segitunya lah, aku kan sudah lama kerja di sana, sahabat2ku juga disana semua" aku yang mulai gerah dengan omongan mama langsung menaruh piring berisi roti yang baru sedikit aku gigit
"ayok dek, kamu dah selesai blom? kita berangkat sekarang" mama yang kaget mendengar jawabanku langsung menahanku.
"bukan gitu maksid mama sayang, mama cuma gak tega ngeliat kamu sedih terus dan selalu teringat sama Rio"
"mah..., Rio itu kenangan terindah buat aku, bagiku dia harus selalu hidup dihati aku, walaupun mama menyuruh aku pindah kerja atau bahkan pindah kota sekalipun dia akan selalu hidup di sini, dihati aku mah" aku memegang dadaku sambil berusaha menjelaskan pada mama.Lalu mama tiba2 seperti berpikir dan dia mulai membuka mulutnya berbicara kepadaku "waaahh... ide bagus tuh nak, kebetulan om kamu di makassar kemarin nelepon mama, dia nanyain kamu, katanya kamu mau gak bantu usaha om kamu di sana, om kamu kan baru buka cabang di sana, kamu diminta jadi tangan kanan om kamu" aku kaget mendengar ucapan mama tapi aku hanya diam tak menjawab apapun, mama kembali melanjutkan omongannya "Kalau kamu disana kan siapa tahu ketemu laki2 baik dan segera meminang kamu" naaahhh.... itu dia, itu yang aku tunggu dari tadi, pasti arah tujuan mama ke situ. haaahhhh .... aku menghembuskan nafasku
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Tanpa Cinta
RomanceSetiap pernikahan di dasari atas dasar cinta dan sayang, mengandalkan perasaan kedua orang yang disatukan dalam ikatan suci. Tapi aku....... Semenjak merasakan apa yang namanya sakit mencinta, aku tak mau lagi terhanyut dalam perasaan itu, akhirnya...