BUAH CINTA ATAU TIDAK?

1.3K 39 0
                                    

"Iya namanya Rio...lengkapnya Anggrio"
"Ayah, kenalin ini Nurul, tadi Bunda baru kenalan di toilet, kita kenalan gara2 Reyna manggil Nurul mama"
JEDERŔR.......
'Rio..., ayah? Bunda?..... Reyna?...'
"Masa sih bunda? Hahaha... màaf yah bu, yah namanya juga anak kecil, senag dapat berkenalan sama ibu"
Dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman denganku, tapi aku hanya bisa berdiri mematung tak menyambut uluran tangannya, nafasku terasa sesak, 'siapa dia? Apakah dia orang yang sama? Apakah dia Rioku? Tidak.... tidak...tidak....'

Aku berjalan mundur, aku tak percaya dengan apa yang kulihat, mataku memanas karena air mata yang memaksa ingin keluar, aku menutup mulutku tak percaya. Sementara handphone yang tadi kupegang sudah jatuh kelantai, sementara masih dapat kudengar suara orang di sebelah sana berteriak memanggilku.

Tapi... tiba2 perutku terasa sakit... dan aku merasa ada kehangatan menjalar di kedua kakiku, aku melihat kebawah "Akkkkkhhh....." aku melihat ada air yang mengalir dari kedua kakiku, dapat kudengar teriakan dari wanita yang baru saja kukenal, dan suara dari laki2 yang menyuruh istrinya memegangku, 'haaah.. istri...?.. Rio?... ya.... Tuhan.. apa lagi ini?' Perutku semakin lama semakin terasa sakit, pandanganku mulai memudar, kudengar teriakan seorang wanita yang memanggil namaku, suara yang kukenal, suara yang sudah akrab di telingaku... "Nuruuulll.....!!!!"
"Ya... Ampun.. ketuban loe pecah rul, kita harus ke rumah sakit sekarang" aahh.. ci Retha..., aku sudah dalam pelukannya sekarang, tangannya melingkar di bahuku, aku berkata lemah padanya "ci.... Ri....o" dan aku tak dapat melihat apa2 lagi.

AUTHOR POV

"Si Nurul mana sih, lama banget di dalam toilet" saat ini Retha tengah menunggu Retha di depan pintu toilet, "gua masuk aja deh, jangan2 dia kenapa-kenapa" Retah pun akhirnya melangkahkan kakinya menuju ke toilet, saat dia masuk ternyata Nurul sedang berjalan keluar bersama seorang wanita yang sedang menggendong anaknya, Retha melihat mereka, tapi karena banyaknya pengantri di dalam toilet, Retha tertinggal di belakang tidak sempat memanggil Nurul "Duh.... misi Bu, halah... nih toilet ngantrinya udah kaya lagi bagi sembako aja, Duh.... bu misi bu" akhirnya Retha berhasil keluar dari toilet yang sesak itu, "huffttt.... finally, mana tuh bumil yah?" Retha menengok ke kanan dan kekiri, "akhh... tuh dia.... eh, lagi ngobrol ma siapa dia? loh... loh kok itu keluar air..., astaga" Retha berlari menghampiri Nurul "Nuruuulll.....!!!!" Retha berteriak sambil memeluk Nurul, dia menyadari sesuatu yang membahyakan keadaan Nurul dan bayi di kandungannya "Ya... Ampun.. ketuban loe pecah rul, kita harus ke rumah sakit sekarang" saat hendak memapahnya menuju mobil, dia mendengar Nurul bicara "ci.... Ri....o" Retha tersentak kaget mendengar ucapan Nurul, tapi belum sempat menanyakan apa maksud ucapannya tiba2 Nurul jatuh dalam pelukan Retha, "Ya..Tuhan... Nuruuulll....." dengan sekuat tenaga Retha mencoba menahan berat badan Nurul dalam pelukannya, dia tahu Nurul gak boleh sampai jatuh ke lantai, bisa bahaya bagi anaknya jika sampai terkena benturan, karena air ketubannya sudah pecah, saat masih dalam posisi mehan kedua badan Nurul, tiba2 Retha merasa ada yang membantunya mengangkat badan Nurul, dia pun langsung melihat siapa orang yang menolongnya, dia berpikir mungkin itu teman2nya, saat melihat wajah orang itu Retha pun berteriak "aaakkkhhh.... Riooooo.....!!!!"

Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil Retha, Retha mengabari teman2nya untuk segera bertemu di parkiran, dia pun sudah memberitahu mereka perihal keadaan Nurul, Retha juga sudah memberitahu Bams dan suaminya, "Reth,...." Irna memanggil Retha, tapi Retha yang sedang menyetir dan panik serta bingung setelah kejadian yang dia alami hari ini tidak menjawab panggilan Irna "Woiii... Rethaaaa..." Irna pun akhirnya sedikit berteriak memanggil Retha, yang sedang melamun, "Eh, iya knapa mba? iya ini juga udah cepet, tadi kata satpam rumah sakitnya deket, cuma sekitar 5 sampai 7 kiloan, patokannya juga aku sudah ingat kok"
"gua gak nanya itu, gua juga dah tau kalau soal petunjuk jalan ke RS, yang gua mau tanya si Nurul loe yang gendong sampe ke mobil" mendengar pertanyaan itu Retha terdiam, dia bingung harus menjawab apa, dia melihat ke kaca spion kiri mobilnya, di belakangnya masih terlihat sebuah mobil sedan masih mengikuti mereka, Retha pun kembali mengingat kejadian tadi.

Menikah Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang