BAB 23 - Love You to The Moon and Back

228K 9.9K 307
                                    

6 bulan kemudian...

"Wake up sleepyhead..."

Dion berbisik tepat di bibir Alana lalu dengan perlahan mengecupnya. Alana yang sebenarnya sudah terbangun sedari tadi tetap memilih memejamkan matanya. Ia malah bergelung malas sambil menaikan kepalanya ke paha Dion lalu menidurkannya disana. Tak lupa ia lingkarkan tangannya di sekitaran pinggang suaminya untuk mencari kehangatan.

"Kok kamu sudah rapi sih?" Tiba-tiba matanya terbuka ketika merasakan bahwa pipinya tidak lagi menyentuh langsung kulit Dion melainkan kain berbahan jeans.

"Kamu juga sudah pakai baju." Tambahnya saat Dion yang sedang mengusap punggung polosnya ini sudah tampan dengan pakaiannnya.

"Mau berangkat sekarang? Tapi ini masih pagi sekali. Lagipula di luar sana hujan..." Lanjut Alana setengah merengek.

"Jangan berangkat ya... disini saja temani saya. Ayo, buka lagi baju kamu..." Alana semakin merengek. Dengan paksa ditariknya tangan Dion sehingga lelaki itu terjatuh ke tempat tidur. Kemudian tangannya yang terampil langsung membuka kancing Dion tapi dengan cepat ditahan olehnya.

"Alana..." Dion memperingati kucing kecilnya itu sambil tertawa geli. Dan sekarang, kucing kecil itu sedang mendengus marah karena tak suka.

"Hari ini ada orang tv yang mau meliput The Sheares's Quarters. Jadi saya harus berangkat lebih pagi." Dion mencoba menjelaskan sambil mencium pundak polos istrinya itu.

Kemudian Dion tertawa kencang saat tangannya ditepis Alana ketika hendak menyentuh bagian atas tubuhnya yang polos.

"Marah?" Tanya Dion menggoda.

Alana memutar bola matanya lalu memeluk Dion, "Kamu nggak boleh kemana-mana." kata Alana memaksa.

"Sayang..." Dion terkekeh mendengar nada posesif istrinya itu. Segera saja ia remas pantat Alana dari balik selimut.

Kesal karena Dion semakin menggodanya, Alana menggigit rahang lelaki itu, "Setelah pagi-pagi buta istrinya dibangunkan dengan cara yang sangat tidak sopan, sekarang kamu mau ninggalin saya begitu aja? Suami macam apa." Protes Alana.

Mendengar dumelan Alana tersebut Dion terbahak dengan kencang yang mau tak mau membuat Alana ikut tertawa tapi dengan cepat langsung memasang ekspresi marah.

"Jangan ketawa! Saya lagi marahin kamu tau nggak! Ini serius, Dion!" Ucapnya galak tapi mendusel-duselkan hidungnya ke pipi Dion dengan sayang.

Dion yang tak tahan dengan sikap jinak-jinak merpati istrinya ini langsung mencium Alana, membuka bibirnya, merapatkan pelukannya dan mencoba kembali meremas bagian atas tubuh Alana yang tetap ditolak dengan pelototan. Tapi kali ini Dion tak menyerah begitu saja, ia terus berusaha sampai akhirnya terdengar erangan Alana saat akhirnya tangannya berhasil meremas apa yang diinginkannya sedari tadi.

"Selalu pemaksa!" Alana melotot dengan geram. Tapi detik berikutnya matanya langsung terpejam ketika tangan Dion sudah bergerilya ke bagian bawahnya.

"Oh, God... saya harus berangkat sekarang..." Dion mendesah frustasi karena sepertinya muncul kebutuhan lain yang lebih penting sekarang.

"Kamu hati-hati ya..." Ucap Alana memainkan baju Dion penuh kemenangan karena ia tahu lelaki itu mulai goyah ditempatnya.

"Jangan bayangin tubuh saya waktu kamu nyetir," bisik Alana ditelinga Dion, "Saya nggak mau ada telepon dari rumah sakit..." Tambahnya lagi.

Dion tertawa geli di dada Alana sambil menggigitnya. Istrinya itu sudah pintar menggoda sekarang.

"You always make me crazy." Bisiknya.

From Kitchen With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang