BAB 10 - Tak Kenal Tapi Sayang, Mulai Sayang Tapi Tak Kenal

172K 12.8K 540
                                    

*Ayang ganteng banget ☝🏼️, matanya itu lho, teduh-teduh adem gimana gitu...*

Pagi ini matahari seakan memberikan sogokan kepada panas untuk sedikit menurunkan derajatnya karena atmosfer udara hari ini lumayan sejuk sampai Alana yang sedang membersihkan meja bersenandung tidak jelas karena merasa bahagia.

"Bila senyumanmu adalah dunia bagiku dan tawamu adalah pelipur segala resahku..." Samuel berjalan bak seorang penari balet ke arah Alana sambil merentangkan tangannya dengan gaya puitis yang berlebihan.

Alana langsung berhenti bersenandung, berdecak sebal sambil melempar kain yang ia gunakan untuk membersihkan meja ke arah Samuel.

"Jangan bikin gue jadi diare pagi-pagi ya!" Kata Alana jijik.

"Dan setiap langkahmu adalah untaian lagu yang mewarnai hari-hariku..." Kini Gilang maju, persis menirukan gaya Samuel.

Alana mengeram sambil memutar bola matanya kesal.

"Dari mana ceritanya langkah bisa jadi lagu! Jangan gila deh pagi-pagi gini!"

Bimo yang sudah ingin mengikuti jejak Samuel dan Gilang langsung di ancam Alana.

"Bim, jangan coba-coba ya." Tunjuk Alana ke arah Bimo. Lelaki itu akhirnya hanya cengengesan tidak jelas karena sudah ketahuan terlebih dahulu.

"Kenapa sih Al, kalo sama kita-kita jutek banget? Giliran Chef yang ngegombal aja, lo terima sepenuh hati." Kata Bimo mengeluarkan pendapat karena lelaki itu tak dapat jatah menggoda Alana.

"A... apa sih... si... siapa juga yang nge... ngegombal..." Kata Alana gelagapan.

Melihat reaksi Alana, tiga lelaki ember didepannya ini hanya saling lirik tersenyum penuh arti.

"Al, bisa kesini dan bantu saya sebentar?" Tiba-tiba terdengar suara Dion dari arah dapur.

"Iya, Chef." Kata Alana mendesah lesu.

"Gara-gara lo semua nih gue jadi dipanggil!" Alana menunjuk satu-persatu personil trio ember didepannya.

Setelah punggung Alana menghilang dari hadapan mereka, Samuel merangkul bahu Bimo dan Gilang.

"Menurut lo, Alana bakal diapain kali ini?" Kalo menurut gue sih, si Alana bakal dipepet dari belakang." Kata Samuel main tebak-tebakan.

"Ah, palingan di gencet lagi dipojokan sama Chef." Kata Bimo asal.

"Kalo berdasarkan penerawangan gue, posisinya bukan di gencet kali ini. Tapi si Al bakal serempet dari samping." Kata Gilang penuh keyakinan.

"Gini deh, daripada kita semua sok nerawang, mending kita ngecek ke ruangan cctv aja. Tadi sih gue liat belum ada orang disana. Jadi bisa lah..." Bimo tersenyum penuh arti.

"Satu orang seratus ribu kalau jawaban diantara kita ada yang bener." Bimo kembali melanjutkan.

Samuel dan Gilang mengangguk antusias. Ketiganya pun masuk ke ruang cctv lalu dengan seksama memperhatikan gerak-gerik Dion dan Alana dari layar cctv.

"YES! GUE BENER!" Bimo bersorak riang saat sebuah kejadian seru baru saja terekam cctv.

Dengan senyum penuh kemenangan Bimo mengadahkan tangannya bergantian ke arah Samuel dan Gilang yang sekarang mendesah lesu.

"Seratus ribu..."

***

Jam makan siang kali ini pelanggan yang datang cukup banyak sampai semua orang terlihat sibuk tak terkecuali Alana. Gadis itu terlihat sibuk mengaduk curry yang ada dipanci besar tapi bibirnya tak berhenti menyunggingkan senyum.

From Kitchen With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang