With You

103 1 0
                                    

"Ada saatnya dalam hidupmu engkau ingin
sendiri saja bersama angin menceritakan
seluruh rahasia, lalu meneteskan air mata"

-Bung Karno.


Cast :- Do Kyungsoo
- Kim Minji
- Kim Kai






Hujan sore ini , membawaku pada memori sepanjang perjalanan hidupku. Aku sendiri yang mengaturnya tak mau ada campur tangan orang lain. Sudah cukup perkataan brengsek mereka memeka di gendang telingaku. Dan sudah cukup pula aku terpuruk dalam ketidak siapanku menghadapi dunia.



Ku langkahkan kaki ku mendekat ke arah jendela dengan segelas kopi hangat di tangan. Ku geser sedikit membiarkan angin dan air hujan sedikit menerpa wajah dan rambut kusamku. Melirik ke arah tempat tidur dengan penuh seduktif. Kondisinya sangat menghawatirkan, kertas berserakan di atasnya, dengan laptop yang masih menyala, di tambah beberapa bungkus makanan cepat saji tercecer. Aku lupa kapan terakhir kali itu di cuci , mungkin saat terakhir kali Kyungsoo pergi.


Sial, kenapa nama itu terlintas lagi.


Ku alihkan lagi pandanganku. Mataku lebih memilih melihat hujan, ketimbang kamar yang sudah seperti tempat pembuangan sampah. Sekaligus tempat memori itu terkumpul dan enggan menghilang dari kamarku.


"Minji ?"


Sial dia datang lagi



"Hei aku memanggilmu ?"



Aku tidak menjawab, dengan pelan ku sesap kopi yang sudah mulai dingin. Menggeser jendela lebih, sepaya aku bisa duduk di atasnya. Tak perduli jika Hujan sedikit membuatku basah.


"Nanti kau sakit , jika seperti itu"

"Aku tidak perduli"


Masih seperti biasa dengan baju belang lengan panjang hitam putihnya, Dia datang. rambutnya tertata rapih, dengan senyum serta bibir tebalnya yang tidak pernah ku lupa.

"Aku tampan ya , sehingga kau tak bisa melupakanku"

"Kau selalu tampan di mataku kyungsoo". Perlahan dia mendekat, mengusap pelan rambutku, yang entah sudah berapa minggu tidak aku cuci, mungkin baunya sama dengan kaus kaki Baekhyun.

Dia menghembuskan nafas pelan, Tapi bagiku itu terasa dingin. Sangat dingin seperti hembusan nafasnya akan membekukan sekujur tubuhku.

"Kau tidak menyelesaikan tugasmu ?"

"Cih, persetan dengan itu kyungsoo, kepalaku hampir meledak, Di antara mereka tidak ada yang mau mati sepertimu , Dan " Ku gantungkan kata-kataku , mendongkan kepala ke atas, Menahan gejolak rasa bersalah yang ada di hatiku.
"Dan aku menyesal Kyungsoo, Maaf".

Hancur sudah pertahananku, dan demgan brengseknya orang di depanku ini hanya tersenyum manis.

"Itu sudah takdir"

"Dan aku benci takdir itu" Ku sembunyikan kepalaku di kedua lututku. Menangis sejadi-jadinya. Membiarkan suara hujan dan angin mengiringi semuanya, bagaikan melodi kematian yang sangat menyakitkan.


"Jangan merasa bersalah"


"Kau fikir aku bisa hidup setelah membunuhmu". Aku berteriak di depan wajahnya, Dan lagi lagi dia hanya tersenyum. Di peluknya tubuhku, tangisku semakin pecah, ada rasa sesak di sana.

"Tapi setidaknya kau harus menyelesaikan ceritanya"

"Cerita seperti apa, aku hanya ingin bersamamu kyungsoo, Dan kenapa kau diam saja ketika aku membunuhmu"

Ku tatap wajahnya, selalu tidak ada emosi di sana yang ada hanya ketenangan.

"Apa yang bisa aku lakukan minji , aku hanya bagian dari imajinasi gilamu, kau yang menciptakanku, kau juga yang berhak membunuhku"

"Demi tuhan Kyungsoo, aku menyesal"


"Apa yang kau sesali Minji"


"Aku ingin selalu bersamamu"


"Selesaikanlah ceritanya, Mungkin kita akan bertemu"



"Cuma ada satu cara Kyungsoo, Haruskah aku membunuh diriku sendiri juga."

"Jangan gila Minji"


"Yah itu adalah akhir ceritanya, Sang gadis kim minji membunuh dirinya sendiri, ku rasa mereka akan suka"


Tak ku hiraukan Kyungsoo , Langsung saja ku langkahkan kakiku. Duduk bersimpuh di samping tempat tidur , jemariku menari indah di keyboard. Dengan senyum tipis.

"Kau akan suka ini kyungsoo . Kita akan mati bersama"




" Cih dasar gadis gila "
Ku hentikan jariku , Menengok asal suara yang memuakan itu, sudah kutebak siapa yang tadi bicara, Kim Kai.


"Kau menggangguku bodoh"


"Kyungsoo datang lagi yah"
Kai Berjalan mendekat ke arahku, langkahnya terdengar tegas namun pelan, Dengan tangan membawa sebuket bunga lili putih kesukaanku, Tak ku hiraukan pertanyaanya, Dia duduk pelan di sampingku, Menaruh bunga lili di tempat tidurku.


"Apa yang Kyungsoo katakan ?"

"Kau tanya sendiri padanya, Dia ada di dekat jendela, Hei jangan dekat-dekat nanti kyungsoo cemburu , walaupun kau kakak ku"

Kai tersenyum manis sambil mengacak rambutku, ku lihat matanya melirik ke jendela yang terbuka, Wajah tampannya tanpa ekspresi, Sebenci itukah dia pada kyungsoo.

"Kau sudah makan ?"


"Jangan ganggu aku Kai, aku sedang membunuh diriķu sendiri, Aishh Brengsek baterainya hampir habis"

"Baiklah, aku tidak akan mengganggumu tapi nanti dokter Oh akan ke sini, Pastikan kau mandi dan makan minji"


Aku sama sekali tidak menghiraukannya, aku rasakan Kai bangkit lalu berjalan pelan ke pintu, membukannya, dan berbalik sebentar melihatku, lalu tubuh tegapnya menghilang di balik pintu.
Sayup-sayup ku dengar dia berbicara di luar dengan seseorang, Entah siapa.


"Aku harap kau menyingkirkan semua barang-barang yang tajam yang ada di kamar minji"


Sial, aku harus cepat menyelesaikannya
Ku liarkan imajinasiku, mempercepat gerakan tanganku yang menari indah. Dadaku terasa bergemuruh. Mengalahkan hembusan angin yang menerpa tirai jendela.Kyungsoo tunggu aku. Setelah ini kita akan bersama.
Karena denganmu aku bisa bernafas walaupun tak bernafas.



Akhirnya



The End








15 Maret 2015 Seoul, Korea Selatan
Seorang gadis muda berusia 19 tahun, bernama Kim Minji, Tewas bunuh diri lompat dari atas kamarnya di duga korban telah mengidap penyakit skizofrenia

VIXX and EXO (Ficlet and Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang