Rindu

71 2 0
                                    

"Hanya dengan memikirkannya, terukir manis senyum di bibirku. Ini ajaib bukan".




Cast :-Park Chanyeol
-Park Eunbi


"JIKA KAU BERMAIN DENGAN BENDA BULAT ITU LAGI, AYAH AKAN MEMBUNUHMU PARK EUNBI"


"BLAM"

Suara pintu di banting, menandakan berhentinya pertengkaran anak dan ayah pagi itu. Di akhiri dengan park eunbi yang hanya diam mematung di balik pintu dengan nafas yang memburu.

Sesuatu mencoba menyeruak keluar dari kedua matanya. Turun lalu menetes. Baginya pertengkaran tadi adalah yang terparah di bandingkan dengan pertengkaran-pertengkaran sebelumnya dengan sang ayah.

Basket, Yah sang ayah melarangnya bermain lagi dengan benda kesukaannya itu. Ingin rasanya eunbi kabur dari rumah . Tapi otaknya masih waras kali ini. Memang apa salahnya jika wanita bermain basket, toh tidak ada ruginya bukan buat ayahnya itu. Apa dia mau kalau seorang park eunbi pergi ke salon belanja dan bergosip seperti ibu-ibu yang setiap hari ia temui di depan kompleks sedang memilih sayur sambil saling mengoceh tidak jelas , mempermasalahkan ini itu dan tetek bengek lainnya. Jika boleh memilih eunbi lebih baik mendengar Chanyeol bernyanyi dengan suara bassnya dari pada mendengar para ibu-ibu itu bergosip.

Chanyeol.

Yah sejak insiden tabrakan di lapangan basket tiga hari yang lalu, Eunbi belum bertemu chanyeol sama sekali. Sebenarnya dia juga salah tapi chanyeol lebih salah karena sudah membentaknya, yah itu menurut presepsi eunbi sendiri sebetulnya. Rasa rindu tiba-tiba menyeruak dalam dirinya pada sahabat jangkungnya itu. Entah kenapa di saat saat seperti ini dia membutuhkan chanyeol di sampingnya. chanyeol yang gila , chanyeol yang akan selalu membuatnya marah dan senang di saat yang bersamaan. Chanyeol si tuang listrik yang cerewetnya melebihi ajhuma-ajhuma pasar jika sedang menceramahi dirinya karena telah berbuat yang semena-mena. Chanyeol yang selalu kalah jika bermain playstation dengannya. Chanyeol dengan tingkah-tingkah ajaibnya yang selalu membuat park eunbi tertawa sampai sakit perut dan Chanyeol, eh tunggu dulu kenapa sekarang dia jadi memikirkan si tiang listrik. Ini gila dan aneh.

Seulas senyum terukir di bibir eunbi, konyol bukan. Dia seperti melupakan pertengkaran dengan ayahnya beberapa menit yang lalu hanya karna memikirkan Park chanyeol.

"Ku rasa aku merindukannya" Lirih eunbi sambil bangkit. Mengusap sisa air matanya lalu berjalan menuju jendela kamarnya. Menyibaknya dan terpampanglah dengan jelas jendela kamar park chanyeol yang ada di sebrangnya. Eunbi merindukan. Dia sangat membutuhkan chanyeol sekarang.

Di saat yang bersamaan pula chanyeol masuk ke kamarnya lalu berjalan ke dekat jendela dengan segelas jus jeruk di tangannya. Meminumnya dan bluss matanya bertemu dengan park eunbi yang sedang menatapnya dengan tangan bertompang dagu tak berkedip sama sekali.

Rindu

Yah tentu saja chanyeol merindukannya. Hampir 77 jam 10 menit dan haruskah juga dia menghitung berapa detik untuk menandai betapa dia merindukan seorang park eunbi.

Dan sekarang dia ada di hadapannya dari seberang jendela.menatapnya intens dari atas hingga bawah dan itu membuatnya gugup dan hampir tersedak jus jeruk yang dia minum.Tapi tunggu dulu sepertinya dia melihat ada yang aneh dari sahabatnya itu. Yah walaupun eunbi memang selalu aneh tapi ini berbeda. Matanya. Sembab. Itu berarati tandanya dia habis menangis. Menangis oh god siapa yang berhasil membuat seorang park eunbi menangis berarti dia benar-benar hebat.

Tapi yang jadi pertanyaan siapa yang membut "sahabatnya" ini menangis akan langsung berhadapan dengannya.

"Kau, melamun yeoli"
Suaranya, yah chanyeol merindukan suaranyacdan semua yang berhubungan dengan park eunbi

"Tidak, Hei kenapa kau menatapku seperti itu"

"Tubuhmu yeol"

"Tubuhku ?"

Dan sekarang chanyeol baru sadar kalau dia hanya menggunakan celana trainning dan bagian atasnya tidak tertutup benang sama sekali.

"Wae , wae kau menyukainya kan, melihat pria bertelanjang dada"

"Cih , bahkan tubuhmu tidak berbeda jauh dengan ikan teri , kurus dan kerempeng juga tidak berotot, aku berani jamin tubuh kai jauh lebih baik darimu"

"Yak, pesek kau tidak tau bukan kalau ada majalah yang akan menjadikanku sebagai foto modelnya"

"Ku rasa mereka buta yeol"

"Yak kau bisakah tidak merusak pagiku hah dasar kecil"

"Tiang listrik"

"Pesek"

"Leher jerapah"

"Wanita jadi-jadian"

"Kaus kaki busuk"

"Maniak"

"Psikopat"

"PARK CHANYEOL, PARK EUNBI BISAKAH KALIAN DIAM INI MASIH TERLALU PAGI UNTUK RIBUT SAYANG" Suara lengkingan panjang terdengar dari rumah keduanya dan mereka berani menjamin suara kedua ibu mereka itu lebih menggelegar dari pada petir di kala hujan badai.

Mereka hanya terkikik pelan. menyadari tindakan konyol yang mereka buat pagi ini. Lalu saling menatap kembali. Well sepertinya atmosfer persahabatan mereka sudah kembali seperti semula.

"Aku merindukanmu Eunbi ah"

"Aku juga yeol, aku juga merindukanmu"



FIN



VIXX and EXO (Ficlet and Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang