Chapter 23 • Missed call

442 40 0
                                    

Chapter baru akan update/Publish Setiap hari Selasa dan jumat!
*note: seakan akan berubah

😉

~~•~~•~~•~~•~~•~~•~~•~~•~~•~~•~~•~~

Aku dikamar mencoba memikirkan apa kesalahanku terhadap dia. Aku terus berkali kali memikirkan itu sampai aku belum makan. Aku tidak bisa lepas memikirkan apa yang terjadi hingga aku tak sadar meneteskan air mata.

Aku mengusapnyanya dengan sehelai tisu didepanku. Tapi tangisku tak henti henti. Aku mencoba untuk menahan semua tangisanku dan berusaha untuk tidak menjadi perempuan lemah.

Akhirnya aku mencoba menelefon Calum. Aku harap dia menjawabnya. Tetapi tidak. Dia tidak menjawab panggilanku. Aku mencoba kedua kalinya, tapi tetap saja tidak. Aku terus menelfonnya hingga belasan kali cobaan hingga aku tertidur. [ MAINSTREAM BANGET YA HAHAHAHA ]

-• Calum POV •-

Aku lagi asik dengan teman teman ku sekaligus klubing bersama. Aku mendengar suara bunyi telfonku tapi aku mengabaikannya. Karena mungkin aku udah setengah mabok bersama teman teman.

Ketika aku asik klubing, aku melihat luke yang mengambil telfonku dan melihat ada 12 missed call from Gabriella. awalnya aku ingin merebutnya

Tapi apaboleh buat, keadaanku yg setengah mabok ini. Untungnya dia yg menghampiri ku

-• Luke POV •-

Aku mengambil Handphone Calum dan melihat pada layarnya terdapat 12 missed call from
Gabriella and 25 message.

Aku menghampiri calum yang setengah mabok itu, dan mungkin masih bisa diajak bicara.

"Cal" panggilku. "Oit" sambil asik dengan minumannya. "Ini ada 12 missed call dari gabby" kataku sambil membuka handphone calum. "Biarin aja, males" ucapnya polos. "Loh? Kalian marahan?" Tanyaku. "Berantem" ucapnya tambah polos dan asik dengan minum beernya. "Cal--" terpotong oleh permainnya. "LU LANJUT AJA DEH, GABBY GAPENTING MA BRUH!" Sambil mukul bahu luke. "TAPI DIAKAN CEWE LU CAL!" Sambil menggelengkan kepala calum

"Gue coba telfon aja deh, kasian." Aku menelfon gabriella memakai handphone Calum.

~ Gabriella POV ~

Aku tertidur pulas disaat menunggu panggilan dari Calum.

Disaat aku masih terlelap, aku tiba tiba tebangun dengan suara deringan hp dan melihat ada nama Calum dilayarku.

"Calum?! Maafin aku ya. Aku gabermaksud apa apa sama kamu. aku tau aku salah. Tapi jangan marah lagi ya" ucapku dengan semangat.

"Umm.. Gab? Ini aku luke." Aku terkaget dengan suaranya emang berbeda dan mengatakan itu luke. "Luke? Kok bisa kamu yang menelfonku?" Tanyaku dengan tidak semangat lagi. "Aku tadi melihat namamu di handphone calum. Kamu sama calum lagi marahan?" Tanya luke

"Iya luke. Aku juga gatau salahku apa. Dia tiba tiba dingin dan marah padaku." Aku hanya berbaring dikasur dengan kesedihan. "Loh? Tanpa alasan? Dia ga ngasih tau kenapa?". "Iya luke dia ti--" calum merebut handphonenya dari luke dan mengetakan
"BRENGSEK!" Sambil memutuskan sambungannya.

-• Luke POV •-

"LU NAPA SIH?" Sambil bentak calum. "ASAL LO TAU YA, DIA PEREMPUAN MUNA, MUNA WOY! DIA CUMA MEMPERMAINKAN GUE!" Kembali membentak Kembali. "LU JANGAN NEGATIVE THINKING DULU!" Balesnya aku. "HE? NGAPA GUE HARUS MIKIR? GUE UDAH LIAT LANGSUNG!" Sambil mendorong luke. "LU MAU BERANTEM SAMA GUE?".

"SUDAH SUDAH SUDAH! LU SEMUA GA GUNA KALAU BERANTEM! MACAM APA MENYELESAIKAN BERANTEM!. LU CALUM, LU MASALAH APA LAGI SIH? DAH LU SANA PULANG AJA LU! LUKE LU MENDING TEMUIN PACARLO SANA! DARI PADA RIBUT MULU!" Ucap michael dengan tak henti dengan suara kerasnya. Akhirnya michael memisahkan aku dan calum. Dan aku menemui pacar setianya aku angel

~ Calum POV ~

MAU DIA APASIH? PAKE SOSOAN NELFON LUKE LEWAT HP GUE? DASAR JALANG

Wait, tadi gue bilang apa? Mending gue ketemu dia dan mengatakan semuanya. Gue ga tahan.

Calum menelfon gabriella untuk ketemuan.
"Woy, lu sekarang ganti baju terus kecafe" bilang pada telfon. "A-ada apa cal?" Tanya ia. "Dah gausah banyak tanya lu, cepet 10 menit. Lu lama gue tinggal." Lalu aku memutuskan sambungannya

~ Gabriella POV ~

Dia beda banget cara bicaranya. Apa dia bener bener benci aku? Aku hanya takut dia menjauhiku dan membenciku.

Aku langsung bergegas mengganti baju dan pergi ke cafe biasa.

Waktu menunjukkan pukul 16:40

Aku dan calum sudah bertemu disana dan kami sempat berdiam diam. "Jadi.. Jadi ad-da apa?" Tanya sedikit ragu dan takut.

"Lu maunya apasih?" Tanya dia mulai emosi. "M-mau ku?" Aku heran. "Yeh, lu malah nanya. Lu ngapain nelfon Luke lewat hp gue?" Mulai sontak. "Eng-engga. Luke duluan yang nelfon aku." Aku menunduk karena aku takut.

"Brisik lo." Dia kembali menarik ku dengan kasar kedalam mobil dan melanjutkan obrolannya dimobil.

"Lu seneng sekarang?" Tanyanya dengan sinis. "Se-seneng k-kenapa?" Jawab aku sambil menunduk. "Ah elah ni cewe, lu pake napa OTAKnya. Jangan so gatau." "A-aku bener gatau cal--". " GUE TANYA SATU KALI LAGI YE! LU NGAPAIN NELFON LUKE LEWAT HAPE GUE? NYARI PEMBELA? NYARI PELINDUNG? PERCUMA! LU GABAKAL BISA APA APA! LU HANYA PEREMPUAN MUNA! GAGUNA! BODOH! BRENGSEK! NYUSAHIN HIDUP GUE AJA! LU SAMA SAMA PEREMPUAN GATAU DIRI! NGERTI GAK LO! DAH SANA SEKARANG LO TURUN CARI KENDARAAN NOH DILUAR, KERUMAH LO DAN JANGAN SEKALI KALINYA LAGI LO NELFON GUE. NGERTI?! Emosinya begitu melunjak dengan nada tinggi yang benar benar sangat terdengar dikuping gabriella hingga dalam hati. Dan Melempar uang sakunya calum ke mukaku

"Calum.." Ucapku yang mulai melemah. "Terima kasih atas tumpangannya, aku tau, aku salah padamu. Aku tau kamu benar benar benci padaku. Setidaknya aku telah berusaha untuk menjadi yang terbaik buat kamu. Maafin aku kalau aku nyusahin hidup kamu. Aku sadar, kalau aku emang ga pantas berteman dengan cowo setingkat kamu. Permisi."

Sambil mengeluarkan air mata yang begitu banyak.
Lalu calum meninggalkan gabriella. Dan calum langsung menginjak gasnya

Gabriella menunggu kendaraan yg lewat sambil hujan hujanan, dengan air hujan yang sangat deras. Akhirnya ada satu taksi yang berhenti. Untungnya pak taksi tersebut amatlah baik.

"Nak, kamu kenapa hujan hujanan?" Sambil mengarahkan taksi kerumah gabriella. "Gapapa kok pak, maafin ya membuat mobil bapak basah dan kotor." Ucapku sambil kedinginan. "Bapa anterin sampe rumah ya."

Sampai dirumah gabriella

"Makasih ya pak. Ini pak uangnya."

"Gak usah nak, biar bapa yang bayar ini. Kamu sekarang masuk kerumah terus ganti baju sama makan ya" menolak uang yang gabriella kasih. "Bapa terima kasih ya. Kalau gitu saya pamit dulu." Aku keluar dari taksi tersebut dan lari masuk kerumah.

Disaat aku membuka tas yang basah kuyup ini ...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Calum.. Ganyangka dia semarah ini..

Gimana part kali ini? Sedikit tegang ya:(
Maafin. Moga ga lama ya marahannya

Maafin juga ya kalau teralu banyak POV / POV nya ganti ganti.

Love you all! xx

Rebel Heart • Calum Hood [ Volume 1 ] [ ON EDITING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang