"Jarang di rumah?" Tanya Chandra bingung.
"Ya gitu deh. Pokoknya aku bakal jarang di rumah Kakak." Ujar Lia.
"Kamu emang mau ke mana? Jakarta luas Sayang. Nanti kalo kamu susah dicariin gimana?" Chandra mulai bawel.
"Hhh.." dengus Lia kesal. "Kak, aku udah besar. Kakak engga usah khawatir. Aku engga bakal pergi jauh-jauh. Paling Tangerang yang paling jauh." Jelas Lia.
Dahi Kakak Lia berkerut. Ia tak yakin dengan adiknya sendiri. Namun, tak bisa di bantah bahwa memang kenyataannya, adik kesayangannya itu sudah ada di kelas X SMA. Itu berarti adiknya memang sudah besar.
"Besok aku ke rumah Bang Kiky. Aku mau berangkat sendiri aja. Engga apa-apa kan?" Tanya Lia dengan sedikit memohon.
"Terserah. Yang penting kamu engga pergi ke tempat lain." Chandra mengizinkan.
*******Tak terasa, Lia sudah sampai di rumah Kakaknya. Memang, Kakak Lia sudah sukses di usia muda. Itu membuat Lia iri. Rumah yang cukup besar itu membuat Lia kagum.
"Rumah sebesar ini cuma ditempatin satu orang?" Tanya Lia bingung.
"Ya gini deh. Tapi, Kakak punya kamar khusus buat kamu. Coba deh nanti di lihat" Chandra mencoba membuat hati Lia senang.
Tanpa berpikir panjang, Lia memasuki rumah Kakaknya setelah gembok rumah dibuka. Ia langsung mencari letak kamarnya. Ternyata, pintu kamar miliknya sudah ditandai dengan papan nama yang terpasang. Karena sudah agak malam, Lia langsung mandi dan segera tidur.
*******
Esok harinya, Lia langsung berpakaian sangat rapi. Persiapannya untuk pergi ke rumah Ryzki sudah lengkap. Kini, ia tinggal berangkat."Kak aku mau berangkat" pamit Lia pada kakaknya.
"Ya, sana! Cepetan. Nanti kamu engga dapat angkutan umum." Chandra mengingatkan.
"Aku pergi dulu!" Seru Lia.
*******
Sementara itu, di basecamp CJR sedang diadakan pertemuan. Pertemuan itu hanya dihadiri oleh CJR, Kak Pat, dan Om Roy. Pertemuan itu membahas tentang keputusan Ryzki karena sangat berpengaruh pada kelanjutan karier CJR."Ky, bagaimana? Apa keputusanmu sudah bulat?" Tanya Kak Pat memastikan.
Ryzki menggeleng pelan. Ia belum siap dengan keputusannya sendiri. Ia masih bingung. Memang, keputusan yang ia buat sendiri sangat rumit. Ia harus memilih antara kuliah di luar negeri dengan berakhirnya masa kejayaan CJR atau tetap di Indonesia dan kariernya berlanjut. Sebenarnya, ia ingin kuliah di luar negeri dan kariernya tetap berlanjut. Namun, hal itu sangat tidak memungkinkan.
Iqbaal dan Aldi tidak mau melanjutkan karier mereka apabila Ryzki tidak ada. Mereka tidak mau membuat kecewa para fans yang sudah mendukung mereka lebih dari 5 tahun. Dengan kata lain, mereka tidak mau mengulang kejadian 2 tahun silam.
"Bang, coba pikirkan lagi keputusan Abang. Pikirkan juga Comate Bang." Iqbaal mencoba mengingatkan apa yang akan terjadi pada Comate.
Wajah Ryzki tiba-tiba memucat. Ia tampak sedang sakit. Ryzki mencoba untuk menutupinya agar Kak Pat tidak khawatir padanya. Namun, tetap saja tak bisa.
Ia berjalan menuju kaca jendela depan. Ia memandang ke arah luar jendela. Ia ingin merasakan semilir angin dari luar.
"Aku tahu, keputusan ini akan mempengaruhi jutaan Comate di luar sana. Aku yakin, mereka pasti akan kecewa. Tetapi, aku harus bagaimana nanti?" Kata Ryzki.
Kepala Ryzki tiba-tiba terasa berat. Ia merasa sangat pusing. Saat berjalan, langkahnya sedikit oleng. Hingga akhirnya, Ryzki pun pingsan.
"Abang!" Pekik Iqbaal dan Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CJR and COMATE Story
FanfictionKisah seru tentang pekerjaan koordinator dan juga fanzone yang akhirnya berubah jadi cinta