Dua Belas

178 8 0
                                    

Lia pun segera berangkat ke Jakarta. Tak ada yang perlu dikhawatirkannya lagi. Mamanya pun telah memberi izin pada Lia untuk melakukan pekerjaannya di Jakarta. Meskipun sebenarnya ia masih belum sembuh total dari sakitnya.

"Akhirnya kita bisa berangkat ke Jakarta. Kak, terima kasih," ucap Lia ketika masih di perjalanan.

Chandra yang tengah menyetir menoleh ke arah adiknya dan tersenyum. Ia pun berkata, "sudahlah Lia. Kakak hanya membantumu sangat sedikit. Yang lainnya itu adalah usahamu."

Lia tersipu. Ia pun terus tersenyum. Lia pun dapat menikmati perjalanannya menuju Jakarta.

Saat di tengah perjalanan menuju Jakarta, Lia mendapatkan telepon dari Aldi. Karena tak mau membuat Aldi khawatir, Lia pun mau mengangkat telepon itu.

"Halo Ald? Kenapa telepon?"

"Kangen aja. Kamu udah sehat?"

"Sebenernya belum. Tapi ya udah lah udah engga apa-apa kok,"

"Kamu di mana?"

"Aku lagi perjalanan ke Jakarta,"

"Loh? Kok kamu engga bilang? Kata Kak Pat kamu datangnya masih beberapa hari lagi,"

"Sengaja, aku mau cepet ketemu kamu,"

"Beneran? Aku juga pengen ketemu kamu, cantik,"

"Apa? Bisa ulangin lagi?"

"Eng... engga kok.  Aku ga bilang apa-apa,"

"Bohong... aku denger kok kamu ngomong apa. Kamu bilang aku cantik kan?"

"Ehmm.."

"Makasih,"

"Apa? Sama-sama,"

"Ya udah. Engga enak nih sama kakak,"

"Eh... aku juga mulai engga enak sama Kak Pat. Aku dilihatin terus nih,"

"Ya udah. Bye sayang,"
******

"Dia bilang padaku. Dia sedang perjalanan kemari," Aldi memberi tahu Kak Pat.

"Bukannya dia sakit?" Tanya Kak Pat heran.

"Dia sudah sembuh. Aku tadi tanya juga padanya," jawab Aldi.

"Aku dengar dia katakan sesuatu yang tak terduga. Dia mengatakan kata 'sayang' kan?" Tanya Iqbaal yang mencoba mengulik.

"Apaan sih? Emang iya sih...  tapi dia bilang kata itu karena dia fansku. Bukan berarti dia sayang aku lebih dari itu," jawab Aldi.

Ryzki mencibir. Ia pun menyindir Aldi, "tapi kamu kan yang sayang dia? Ngaku deh. Kamu suka kan sama dia?"

"Abang apa-apaan sih? Ngaco deh," Aldi mulai marah.

"Jujur aja deh. Kak Pat  tahu kok kamu suka kan sama Lia?" Kak Pat menginterogasi.

Aldi tersipu. Ia pun berani mengaku bahwa ia suka pada Lia.
******
"Kamu suka kan sama Aldi?" Tanya Chandra.

"Namanya juga fans. Engga masalah kan?" Jawab Lia santai.

"Kakak yakin kamu sama dia udah lebih dari sekadar ngefans," Chandra menebak.

"Apaan sih kak?" Lia tersipu.

Lia pun dapat menikmati perjalanannya ke Jakarta. Lia dapat melihat-lihat pemandangan alam selama perjalanan tanpa diganggu siapapun.
********
Esoknya, Kak Pat tampak sedang tidak sehat. Aldi, Iqbaal dan Ryzki sempat panik saat mengetahuinya.

"Kak Pat ke rumah sakit aja ya? Kita akan harus periksa keadaan Kak Pat. Aku takut Kak Pat kenapa-napa," tutur Iqbaal yang tengah panik.

"Kak Pat engga apa-apa kok. Udah kalian engga usah khawatir," Kak Pat menolak.

"Ayolah Kak. Kita engga mau Kak Pat sakitnya tambah parah," ucap Aldi.

"Yang nemenin kita di konser siapa nanti? Kan kita belum pernah konser besar tanpa Kak Pat," ujar Ryzki.

"Kan ada Lia. Kalian bisa andalkan Lia untuk gantikan Kak Pat," kata Kak Pat.

"Tapi, Kak Pat harus mau ikut kita ke rumah sakit. Kalau tidak, Kak Pat sakitnya tambah parah," pinta Iqbaal.

"Baiklah, jika itu mau kalian," Kak Pat pun akhirnya mau dibawa ke rumah sakit.
*******

Setelah Kak Pat mau diantar ke rumah sakit, Kak Pat pun mendapat perawatan intensif. Kak Pat pun harus opname selama beberapa hari di sana.

Iqbaal, Aldi, dan Ryzki sedang menunggu di luar. Aldi sedang menelepon Lia.

"Lia, kamu ke basecamp ya? Nanti aku segera ke sana,"

"Iya, ada yang perlu aku omongin ke kamu. Tolong ya,"

"Oke Bye cantik. See you soon,"

"Eh pamit ke basecamp yuk. Ada janji di sana," kata Aldi.

"Bilang aja mau ketemu sama Lia," sindir Iqbaal.

"Ah pokoknya deh," Aldi menyeret Iqbaal ke dalam ruang opname Kak Pat.

Di dalam,

"Kak Pat kita harus ke basecamp sebentar. Ada hal penting," pamit Iqbaal ke Kak Pat.

"Kalian hati-hati," ucap Kak Pat lemah.

Aldi, Iqbaal, dan Ryzki segera pergi. Aldi tak mau membuat Lia menunggu.

Aldi terpaksa harus menyetir mobil. Sebenarnya, ia tak mau melakukannya. Namun, paksaan Ryzki membuatnya  harus menyetir.

Aldi pun harus tancap gas untuk segera sampai di basecamp. Ia takut Lia akan marah padanya saat ia tiba.

"Nyetirnya yang bener dong! Pelanin dikit napa?" Seru Iqbaal yang mulai mabuk perjalanan.

"Buru-buru! Entar Lia marah," jawab Aldi santai.

"Dia lebih marah kalau kamu kayak gini Ald," ujar Ryzki.

"Biarin!" Seru Aldi.
*******

Lia menunggu Aldi di depan basecamp. Ia pun duduk-duduk di depan basecamp sambil mendengarkan lagu.

Saat sebuah mobil mendekat, Lia berdiri. Ia memastikan bahwa Aldi yang datang. Saat Aldi keluar dari mobil, Lia tersenyum.

"Sudah lama menunggu?" Tanya Aldi khawatir.

"Belum, aku baru saja datang," jawab Lia.

"Syukurlah," ucap Aldi lirih.

"Lia, dia nyetirnya asal! Aku mabuk gara-gara dia ngebut," Iqbaal mengadu. Iqbaal pun muntah setelah itu.

Lia yang melihat Iqbaal muntah langsung menatap tajam Aldi. Lia hanya memandang wajah Aldi. Tatapan itu berhasil membuat Aldi ketakutan.

"Maaf deh. Aku tadi buru buru pengen ketemu kamu," Aldi menyesal.

"Tapi, engga gitu caranya. Kasihan Iqbaal tuh. Muntah-muntah begitu jadinya. Pikirin juga pengendara lain," Lia memperingatkan.

"Iya deh. Maaf," sesal Aldi.

"Ada perlu apa?" Tanya Lia.

"Nanti saja. Di dalam basecamp," jawab Aldi.

CJR and COMATE StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang