Empat

149 13 0
                                    

"Abang!" Pekik Iqbaal dan Aldi ketika melihat Ryzki pingsan.

"Kita bawa dia pulang. Ayo cepat!" Perintah Kak Pat.

Mereka buru-buru membawa Ryzki kembali ke Tangerang. Mereka takut terjadi sesuatu pada Ryzki.
*****

Lia terus berjalan menyusuri blok-blok perumahan tempat tinggal Ryzki. Ia tak merasakan lelah meskipun telah berjalan cukup jauh.

Tiba-tiba ada sebuah mobil yang menyenggolnya. Mobil itu berjalan cukup cepat. Lia hanya bisa merintih kesakitan karena terjatuh ke dalam selokan yang cukup dalam.

"Aih... sakit. Aduh, lecet nih," gerutu Lia. Ia berjalan dengan sedikit terpincang-pincang.

Setelah berjalan cukup lama, ia sampai di dekat rumah Ryzki. Lia memilih istirahat sejenak di dekat rumah Ryzki. Ia menatap aneh mobil yang terparkir di depan rumah Ryzki. Ia merasa bahwa mobil itulah yang telah menyenggolnya.

"Itu kan mobil tadi. Dan itu mobil manajemen. Ah coba aku deketin aja ah." Ucap Lia dengan lirih.

Lia sudah berada di dekat mobil tersebut. Ia melongok ke dalam mobil itu. Ternyata benar, sebagian besar isinya adalah barang milik manajemen tempat CJR bekerja. Lia pun memasuki halaman rumah Ryzki.

Tiba-tiba ada seseorang menyenggolnya dari belakang. Ia terjatuh lagi. Lia berdiri lagi dan membereskan bajunya.

"Kamu engga apa-apa?" Tanya seseorang kepada Lia.

"Aku tak apa-apa. Jangan khawatirkan aku" jawab Lia yang masih sibuk membereskan bajunya. Ia benar-benar tak melihat siapa yang tengah berbicara padanya.

Lia terkejut ketika melihat seseorang dihadapannya. Ia tak sadar bahwa Iqbaal telah berada di hadapannya.

"Eh Iqbaal." Celetuk Lia.

"Kamu engga apa-apa kan?" Tanya Iqbaal sekali lagi.

"Engga apa-apa kok," jawab Lia.

"Celana kamu kenapa? Habis jatuh, ya?" Tanya Iqbaal khawatir.

"Iya, tadi kesenggol mobil. Jatuh ke selokan deh jadinya. Ini tadi kena tanah di selokan." Jawab Lia malu.

"Oh ya? Jadi, kamu tadi kesenggol mobil terus jatuh ke selokan? Maaf ya mobil itu mobil CJR. Tadi kita buru-buru." Iqbaal meminta maaf.

Setelah itu, terjadi perbincangan yang cukup seru di antara Lia dan Iqbaal. Hal itu membuat gemas Aldi. Ia ingin sekali mengganggu keseruan Iqbaal bersama Lia.

Aldi berdeham cukup keras. Hal itu cukup mengejutkan Iqbaal dan Lia yang sedang asyik mengobrol. Lia langsung salah tingkah.

Iqbaal akhirnya terpaksa mengakhiri perbincangannya," oh iya, nama kamu siapa?"

"Nama aku Lia," jawab Lia.

"Udahan ngobrolnya?" Sindir Aldi. "Cepetan masuk!" Teriaknya.

Iqbaal spontan memukul lengan Aldi saat masuk ke dalam rumah Ryzki. Lia hanya bisa tertawa melihat wajah konyol yang diperlihatkan Aldi yang tengah kesakitan.

Aldi menatap heran Lia yang tak segera masuk ke dalam rumah Ryzki.

"Engga masuk nih?" Tanya Aldi.

"Kamu aja duluan. Engga apa-apa kok," Lia mempersilakan Aldi untuk masuk terlebih dahulu.

Lia masuk ke rumah Ryzki dan langsung menutup pintu rapat-rapat. Lia tersenyum saat melihat orang-orang memperhatikannya. Lia terlihat malu-malu di hadapan semua yang ada di sana.

Iqbaal langsung membalas senyum Lia agar Lia tak kembali gugup. Ia langsung membagi tempat duduknya agar Lia dapat duduk di sampingnya.

Lia yang melihat Iqbaal mau membagi tempat duduknya langsung menghampiri Iqbaal dan duduk di samping Iqbaal.

"Iqbaal colong start. Kayaknya ada yang naksir Comate nih," sindir Aldi yang sedari tadi memperhatikan.

"Kasian dia tau, udah ketabrak mobil kita, di sini ga dapet tempat duduk. Emang dia mau duduk di bawah?" Sangkal Iqbaal.

"Ketabrak? Maksud kamu apa Baal?" Tanya Aldi bingung.

"Tadi, aku lihat ada orang yang engga sengaja kesenggol mobil kita pas perjalanan ke sini. Aku kira itu penampakan masalahnya cuma aku yang lihat." Jelas Iqbaal cukup panjang.

Terdengar suara langkah kaki dari tangga. Semua langsung menatap anak tangga yang ada di samping ruang tamu. Ternyata, Ryzki yang melangkah turun dari tangga. Spontan, Iqbaal, Aldi, dan Lia  berdiri.

"Abang!" Pekik mereka bertiga hampir bersamaan.

"Abang harusnya istirahat saja. Jangan paksakan diri." Iqbaal kelihatan khawatir.

"Aku tak apa, Baal. Jangan khawatirkan aku." Ryzki mencoba membuat semua tenang.

Pandangan Ryzki seketika beralih kepada Lia yang duduk di samping Iqbaal. Ryzki mencoba untuk menggoda Iqbaal.

"Cantik kali gebetanmu Baal. Kapan kau dapatkan dia?" Ucap Ryzki yang menahan geli.

"Apaan sih? Dia itu cuma Comate. Bukan gebetanku. Baru aja ketemu lagi. Belum terlalu deket." Iqbaal terpancing.

"Tapi mau kan jadi gebetannya? Ngaku aja deh." Sindir Aldi.

Lia hanya tertunduk malu. Ia tak tahu apa masalah yang telah melibatkannya. Lia diam seribu kata.

"Sudah, sudah. Jangan buat dia salah tingkah terus. Kasihan dia. Lihat wajahnya memerah karena ulah kalian." Kak Pat melirik kearah Lia yang terus menunduk.

"Apaan sih?" Ucap Iqbaal lirih.

"Ini cuma candaan doang kan?" Tanya Lia lirih kepada Iqbaal.

"Siapa bilang ini serius? Masa baru ketemu langsung digebet, ga mungkin kan?" Respon Iqbaal cepat.

"Aduh, bisik-bisik apaan nih?" Aldi mencoba membuat Iqbaal jengkel.

"Lo sengaja bikin dia baper? Makan ni bantal!" Seru Iqbaal yang melemparkan bantal ke arah Aldi.

Bantal tepat mengenai wajah Aldi. Spontan Aldi membalas lemparan Iqbaal.
Kini, terjadi perang bantal antara Iqbaal dan Aldi.

Lia tak tahan melihat tingkah kedua idolanya itu. Ia berteriak, "Bisa tenang ga sih? Tau ada orang sakit, kalian ribut terus!"

Pandangan tertuju kearah Lia. Semua heran dengan Lia yang begitu berani. Iqbaal dan Aldi segera menghentikan perang bantal itu.

"Maaf, aku terlalu kasar." Lia tertunduk.

"Tidak, tidak Lia. Kami lah yang kekanak-kanakan." Iqbaal meminta maaf.

"Abang jadi keluar dari CJR?" Tanya Lia agak takut.

"Aku juga tidak tahu. Aku masih bingung." Ryzki tampak lesu. "Tolong beri aku waktu untuk memikirkannya," pinta Ryzki.

"Baiklah. Bagaimana kalau besok saja?" Tanya Lia memastikan.

"Maksud kamu? Besok?" Iqbaal tampak bingung.

"Iya, biarkan Bang Kiki istirahat dulu. Besok kita ke sini lagi." Ujar Lia.

"Baiklah. Kamu mau pulang Lia?" Tanya Aldi.

Lia mengangguk. Ia langsung bersiap untuk pulang. Lia langsung berjalan ke arah pintu.

Aldi langsung berdiri. Ia bermaksud mengantar Lia keluar. Aldi mengikuti langkah Lia dari belakang. Entah apa yang Aldi dan Lia lakukan di luar rumah. Saat kembali, Aldi tampak tersenyum senang.

Semua langsung menatap aneh Aldi. Mereka merasa ada yang aneh pada Aldi.

CJR and COMATE StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang