Retak yang bersepahan itu; aku
Yang kau tak nampak
Yang kau anggap sekadar percik ombak.Sedangkan terhapusnya aku bak pasir berserak
Digumpal tidak dibuku rabak.Aku yang perlahan kau koyak
Menjadi serpih-serpih pantulan berdetak
Yang satu saat kau pandang letak
Untuk dibelek hatimu yang rosakJasadmu sedang berontak
Namun jiwaku yang dipijak.
YOU ARE READING
Monolog Jalanan
RandomRentetan kata yang tidak pernah habis disebalik paluan ayat manis, tentang perjalanan menuju Tuhan tentang kehidupan sa-orang insan