Apa saja yang kau fikirkan? Apa kau langsung tak peduli mata yang memandangmu?
Maaf, aku tidak mengerti bahasa tubuhmu. Tapi kau seolah-olah bahagia dalam kantung hidupmu sendiri.
Walhal kau terlihat sunyi dalam ruang terkunci rapi. Atau sebenarnya aku yang terlalu tamak memiliki ruang tak bertepi.
Jadi untuk rasa kasihan itu, selayaknya buat kau atau aku?
YOU ARE READING
Monolog Jalanan
RandomRentetan kata yang tidak pernah habis disebalik paluan ayat manis, tentang perjalanan menuju Tuhan tentang kehidupan sa-orang insan