SATRIA melangkah kan kaki nya dengan berat. Entah mengapa sudah Lima hari ini ia merasa hidup nya amat hampa. Semenjak Melati memutuskan hubungan mereka berdua. Deandra pun sama, semenjak pertemuan mereka di pernikahan Kak Bruno. Deandra tidak pernah menghubungi nya lagi.
Memang... Di dunia ini seharus nya lelaki yang menghubungi perempuan duluan. Tapi selama ini biasa nya Satria dan Dean ganti-gantian saling menghibungi. Melihat Dean yang tidak memberikan kabar selama ini. Satria tambah yakin bahwa Dean sudah menemukan seseorang yang sangat spesial di hati nya.
Tapi, dua hari lagi adalah tanggal dua puluh delapan. Dan tepat di hari itu Dean akan pindah ke apartement nya. Seingat Satria, sebulan yang lalu Dean meminta Satria datang untuk membantu nya pindahan.
"Tring... Tring..."
Handphone Satria berbunyi. Satria pun menatap layar handphone nya guna mengetahui siapa yang menelponnya semalam ini. Ini pukul satu malam.
"SCHEDULING"
Ternyata hanya telepon dari bandara. Yang mungkin akan menyuruh nya terbang entah ke mana.
"Hallo?"
"Hah jam enam mbak?"
"Ke mana?"
"Oh Jakarta."
"Oke saya siap."
"Iya sama-sama."
Telepon pun Satria tutup. Ternyata benar. Jam terbang dadakan. Dan menuju Jakarta. Mungkin ini pertanda bahwa Satria harus menemani Dean pindahan. Satria pun memutuskan untuk bersiap-siap terlebih dahulu.
Selama perjalanan menuju bandara Ngurah Rai. Satria tak henti-henti nya memikirkan peristiwa yang begitu kebetulan. Ia di suruh terbang dadakan ke Jakarta. Apa mungkin ini pertanda bahwa besok minggu ia harus membantu Dean pindahan.
Ah tapi entah mengapa setelah Melati memutuskan nya. Satria jadi malas bertemu Dean. Karena hubungan ia dan Melati rusak karena ia terlalu sering menemui Dean. Satria pusing memikirkan nya.
-
Hari ini adalah hari Sabtu dan tanggal dua puluh tujuh. Dan pukul dua belas siang. Satria membuka pintu apartement nya. Sudah dua minggu, apartement nya kosong. Sebenarnya selama dua minggu itu ada saja jadwal penerbangan Satria menuju Jakarta. Tapi setelah sampai Jakarta. Entah mengapa Satria tidak ingin mengunjungi apartement nya, dia lebih memilih kembali ke kediaman ibu nya di Bali.
Satria pun berjalan menuju kamar nya lalu merebahkan tubuh nya di kasur. Memejamkan mata nya untuk menenangkan fikiran nya sebentar. Setelah tenang Satria pun bangkit kembali dan berjalan menuju ruang televisi sekaligus ruang tengah apartement nya. Ia duduk lalu mengambil remote yang berada di meja kecil samping sofa tempat ia duduk.
Sebelum mengambil nya. Satria melihat bingkai yang berisi foto ia dan Melati yang berada di meja tersebut. Entah mengapa Satria benci untuk melihat nya. Satria pun mengambil bingkai foto tersebut. Lalu melempar nya ke tempat sampah yang berada tidak jauh dari dirinya.
-
NEMENIN MALEM MINGGU NICHH..
PENDEK DULU YAA. BESOK PANJANG DEH. TERUS CUMA MAU NGASIH TAU CERITA INI ALUR NYA MAJU MUNDUR, JADI RADA NGEBINGUNGIN. DI MULTIMEDIA ITU ROY NYA YA. SOALNYA WAKTU ITU ADA YANG REQUEST ROY NYA KAK PANGESTURIZKY. YAUDAH. UDAH YA AUTHORNYA MAU MALEM MINGGUAN DULU NEMENIN SATRIA, YANG LAGI GALAUIN DEAN. HEHE. DONT FORGET VOTE AND SHARE YA CYIN!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Satria! (COMPLETED)
Romance"Kenapa lo suka pesawat?" "Soalnya gue mau jadi pilot." "Kenapa mau jadi pilot?" "Nanti gue bisa terbang, jauh.. Bebas."