32

6.4K 278 9
                                    

DEAN sangat terkejut saat mengetahui ada seseorang di hadapan nya. "Tante ngagetin aja." Ucap Dean sambil mengelus-elus dada nya.

"Bukan tante. Mama." Ralat wanita paruh baya di hadapan Dean. "Oh iya Satria katanya lagi ke rumah temen dulu sebentar. Tunggu dulu aja di ruang tamu ya."

"Gak usah deh Ma. Dean nunggu di kamar aja." Ada alasan di balik penolakan Dean. Alasan nya. Rumah besar ini hanya di huni oleh Satria, Esa, Mama dan Papanya. Sisa nya hanya pembantu rumah tangga dan tukang kebun yang hanya datang ketika siang dan malam hari nya mereka pulang ke rumah masing-masing. Jadi jika Dean menunggu Satria di ruang tamu. Ia akan sendirian. Dan agak seram juga. Jadi Dean memutuskan menunggu di kamar tamu hingga Satria mengetuk kamar tersebut dan menjemput Dean.

"Oh ya udah. Iya lagian kalau kamu nunggu di ruang tamu sepi, sendirian nanti. Ya udah Mama masuk kamar dulu ya. Mau ngasih ini." Mamanya Satria menunjukkan sebuah nampan dengan dua cangkir teh hangat di atas nya.

"Iya." Jawab Dean. "Dean juga masuk kamar lagi ya Ma." Lanjutnya sambil membalikkan badan nya lalu berjalan masuk ke dalam kamar.

Dean duduk di kursi dengan meja kaca di hadapan nya. Menatap pantulan dirinya yang berada di dalam cermin sambil berharap Satria akan segera datang. Dean melihat tas kecil berada di atas meja yang berada di hadapan nya. Sling bag milik nya. Dan tiba-tiba Dean teringat kepada isi dari Sling Bag tersebut. Permen-permen bertulisan pemberian Satria yang sengaja tak ia makan. Dean mengeluarkan permen itu satu persatu. Menjajarkan permen tersebut lalu tersenyum.

Mata nya menatap setiap kata yang ada di permen tersebut lalu mengeja nya satu-persatu.

"Saya - Tidak - Mengapa - Mengerti - Waktu - Kita - Selalu - Salah." Dean menautkan kedua alis nya. Lalu ia menukarkan posisi permen ke tiga dengan permen ke empat. "Saya tidak mengerti mengapa waktu kita selalu salah?" Ternyata... apa maksud nya?

Tok... Tok...
Ketuk seseorang. "Dee. Udah siap?" Tanya seseorang di balik pintu.

-

"Bruk!" Satria menutup pintu mobil. Berjalan mengelilingi mobil lalu membukakan pintu Dean. Lalu memberikan tangan nya untuk di raih Dean. Manis sekali. Dean meraih tangan tersebut. Mereka berdua berjalan memasuki Resort tempat mantan nya Satria menikah. Berjalan sedikit hingga akhirnya mereka keluar resort itu kembali. Yap pesta nya tidak di dalam sebuah ruangan. Pesta ini outdoor.

Kursi-kursi berlapiskan sarung putih berpita biru menjadi pemandangan yang pertama Dean lihat. Tak lupa sebuah meja bundar dengan sarung biru senada berada di tengah setiap lima buah kursi yang di tata. Lima meter dari tempat Dean berdiri terdapat altar pengantin berhiaskan bunga mawar putih dan biru. Dan juga ada sepasang pengantin di sana sedang tersenyum bahagia sambil menyalami setiap pengunjung yang datang.

-

Girl, it's been a long, long time comin'
But I, I know that it's been worth the wait
It feels like springtime in winter
It feels like Christmas in June
It feels like heaven has opened up
its gates for me and you

And every time I close my eyes
I thank the Lord that I've got you
And you've got me too
And every time I think of it
I pinch myself 'cause I don't believe it's true
That someone like you loves me too, yeah

Girl, I think that you're truly somethin'
Yes, you are, and you're every bit of a dream come true
With you baby, it never rains and it's no wonder
The sun always shines when I'm near you
It's just a blessing that...

Seorang penyanyi wanita berbadan gempal menyanyikan lagu tersebut di atas sebuah panggung. Di iringi musik yang berasal dari pemain musik di belakang nya. Suara nya sangat merdu.

Satria! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang