DEAN memotong-motong wortel yang berada di hadapan nya. Ia berencana memasak sop karena dari kemarin Satria memberi nya kode "Makan sop buatan kamu kaya nya enak ya Dee? Aku terkesima loh sama sop mu, pas kamu ke Bali." Dan Dean pun berniat untuk membuatkan Satria Sop buatan nya.
Mata Dean sesekali menatap keluar jendela yang berada di hadapan nya. Gelap di tambah rumah ini sangat sepi. Kak Bruno dan Kak Saras sedang berada di rumah Ibunda Kak Saras untuk merayakan Ulangtahun pernikahan kedua orang tua Kak Saras yang ke-35 tahun. Orang mandarin biasa menyebutnya Coral Linnen Wedding. Filosofi nya mudah saja Linen terkait dengan perdamaian, kemakmuran dan kenyamanan keluarga dan karang melambangkan kesehatan dan bertahun-tahun menikah.
Dean harap ia bisa seperti kedua orang tua nya Kak Saras. Atau mungkin lebih dari itu. Dean membayangkan jika bisa melewati Emerald Wedding bersama Satria. Mungkin jika ia dan Satria bisa benar melewati itu, ia dan Satria akan terlihat sangat lucu. Dengan rambut putih, kulit mengendur dan juga senyuman lebar tanpa gigi. Yap. 55 tahun pernikahan. Dean tertawa membayangkan nya.
Dean sedang berada di rumah Kak Bruno. Tidak mungkin ia pulang ke Apartement nya. Karena kebetulan Apartement miliknya sedang di sewa kan. Dan Dean tidak ikut ke acara ulang tahun pernikahan ibunda Kak Saras dengan alasan "Capek". Dan Dean lebih memilih di rumah sambil menunggu Satria datang. Tadi pagi ia di antar Satria ke rumah ini, tapi tiba-tiba ada Mbak-mbak Scheduling menyebalkan yang menelpon nya dan meminta Satria untuk terbang dadakan. Satria langsung bergegas kembali ke Bandara. Saat sampai di Bandara Satria mengabarkan bahwa ia harus terbang ke Singapura. Satria bilang setelah sampai dia akan langsung balik lagi. Perkiraan malam ini Satria sudah bisa kembali ke rumah Dean.
Sop yang Dean buat sudah selesai. Dean menaruh nya di atas meja makan. Sekarang ia tengah mempotong buah lemon menjadi dua bagian.
"Lagi masak buat aku?" Dean tersentak. Sebuah tangan sudah melingkar di pinggang mungil nya. Seseorang memeluknya dari belakang. Dean menolehkan pandangan nya untuk mengetahui siapa yang memeluk nya. Setelah mengetahui nya Dean tersenyum lebar.
"Menurut kamu aja.." ucap Dean sambil memeras Jeruk Lemon dengan alat perasan Jeruk. Satria menyenderkan kepala nya di bahu Dean, lalu memejamkan mata nya. "Kok udah pulang?" Tanya Dean.
"Kaya nya ada magnet di sop kamu yang narik aku buat cepat pulang." Jawab Satria masih dengan mata yang terpejam. Satria mengeluarkan sebuah permen ChupaCups lalu menunjukkan nya ke Dean.
"Aku udah gak pantes nerima permen lagi Sat. Lama-lama aku Diabetes." Tolak Dean sambil menjauhkan tangan Satria dari pandangan nya menggunakan tangan nya.
"Yahh.. for the last please.. ini permen nya bukan beli di supermarket Indonesia loh. Tapi supermarket Changi Airport." Mohon Satria sambil menyodorkan kembali tangan nya yang tengah memegang permen.
Dean mengambilnya lalu tersenyum. "Aku jadi inget kalau aku mau nanya." Lirik Dean kepada Satria yang berada di bahu kanan nya.
"Apa?"
"Aku tau maksud kata-kata yang ada di permen kamu dua tahun lalu itu. Aku mau nanya tapi aku selalu lupa." Satria masih menunggu kelanjutan nya. "Ada maksud di setiap kata yang ada di permen kamu itu. Aku tidak mengerti mengapa waktu kita selalu salah? Iya kan? Itu apa maksudnya?" Akhirnya... batin Satria.
Satria melepaskan pelukannya. Lalu ia memiringkan posisi berdiri Dean agar menatap nya. "Bener! Aku gak ngerti sama waktu kita. Waktu aku nemuin kamu lagi, aku dalam posisi punya pacar alias Melati. Tapi di situ aku suka sama kamu. Aku sayang sama kamu melebihi aku sayang sama Melati. Dan alasan aku putus sama Melati adalah karena aku lebih mentingin kamu daripada Melati saat aku nemuin kamu kembali." Jelas Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satria! (COMPLETED)
Romance"Kenapa lo suka pesawat?" "Soalnya gue mau jadi pilot." "Kenapa mau jadi pilot?" "Nanti gue bisa terbang, jauh.. Bebas."